[DRABBLE] Identity

identity

Pangsit Koreya | VIXX’s Leo | 345 words | Slice of Life | PG-17

OoO

Dia yang tatapannya lebih tajam dari ujung jarum tatto.

Barikade bulu kudukku berjingkat siaga, saat manik mata kami beradu pandang, sore ini. Tidak sengaja. Aku yang sedang adu kuat dengan engsel tua pintu apartemen, dan ia yang tengah menggulung rolling-door  studio tatto miliknya. Yang kudapatkan? Tentu saja sorot acuh dari sepasang iris kokoa yang sedap dipandang, namun tajam.

Tuhan, jangan katakan ini akan jadi terror bisu harianku.

OoO

Dia yang ulasan senyumnya selembut liukan sudut goresan tatto.

Tetes embun sedang berlomba menggapai ujung daun, ketika aku menangkap sosoknya pagi ini. Hari pertemuan kami beranjak ke nilai puluhan, namun diantara kami belum juga ada yang mau mulai melempar kata. Oh, tapi kurasa sudut retinaku tidak terlambat menangkap perubahan asimetris pada kedua ujung bibirnya.

Benarkah?

Atau hanya ilusi bunga tidurku yang belum sepenuhnya pergi?

OoO

Dia yang tutur bahasa tubuhnya tak terbaca laksana tetes tinta tatto.

Kuamati senja mulai beranjak naik lebih awal sejak seminggu lalu. Tanda musim dingin tiba sudah di depan mata. Ah pantas saja, lengan berliukkan makhluk mitologi cina miliknya sudah tiga hari ini terbalut hangat, dibalik sweater natal manis yang, aku sendiri tidak menyangka, dikenakannya.

Yang benar saja. Aku tau benar ia -lelaki yang dinginnya seperti nisan granit di puncak Everest itu- adalah makhluk yang akan kukuh menggunakan jaket kulit hitam, sekalipun di hari bersuhu 50o dibanding kaus pantai motif bunga.

Ia bukan tipe yang akan mengubah imejnya jadi pria manis begitu saja.

OoO

Dia, lelaki yang beridentitaskan sebuah silabel angkuh, Leo.

OoO

Mungkin benar Leo peka dalam membedakan detail nyeri antara mengenyahkan goresan tatto, dengan saat awal liukan tinta sarat hujatan itu diukirkan.

Namun indra perasanya cukup lumpuh, soal mendeteksi getaran sensitif, yang telah lama abstain dalam rongga dada usang yang ia pelihara.

Ingin rasanya Leo memutar jarum masa, agar kiranya ia mampu menikmati detail micro perubahan bersejarah ini lebih awal. Saraf inti memorinya mengakui, sejak engsel usang di seberang studio berderik, hari itu pula, tercipta retakan halus pada bongkahan es dalam hatinya. Bukan kena hujam ujung pena tatto, melainkan tergores sorot iris seseorang.

OoO

Dia, gadis beridentitaskan netra selembut beledu, Ness.

OoO

~끝~

OoO

9 thoughts on “[DRABBLE] Identity

    • oh well, sejatinya cerita ini bisa berdiri sendiri sebagai one shot. dan diatas sudah dicantumkan drabble, dan perkara akan ada sequel atau tidak tergantung sikon. hehet.

      soal alur, rasanya sudah cukup jelas di tiap sekat sudah digambarkan ada setting waktu yang maju.

      seqian.

  1. oemjiiii hellloooooooooooooooo~~~~~!!! /edisi lebay😒/

    aaaaa!!! sumpah demi apapun aku suka bgt diksinya ya tuhan!! apalagi cast-nya suami masa depan /? makin ajib dah ni ff!! pengen masa bsa bikin ff kayak gtu huhuhuhuuu~

    duh, bingung mau komentar apa lagi, intinya ini ff DAEBAK sekaliiiiii~!! ditunggu ff vixx selanjutnya hihi fighting!!🙌

    • omomomo aku terbang kepelukan opaaah~ (slaps)
      sejatinya kitakita ini juga masi belajar dan terus belajar :’
      anyway, Thanks for RC yaaa 😀

      • Aaaaaa jangan dongg!! Wkwk
        Nah itu benar :” wkwk tpi aku pengen bgt bsa bkin kyk gtu! Setiap mau bkin fanfic selalu keabisan kata /?
        Wkwk oke! Urwell yaappp😊

Don't be a silent reader & leave your comment, please!