[Drabble] Unavoidable

Author: helmyshin1

Main cast: You and your bias

Genre: Gore, Psychology, Angst, Thriller (I Don’t know what -__-)

Lenght: Drabble

Rating: PG-15

All POV is yours!

 

Unavoidable | 2012 helmyshin1 present

DRAP DRAP DRAP

“Hhh.. hh..hhh..” Nafasmu memburu bersama kedua kakimu yang beradu. Rasa cemas menguasaimu. Keringat dan air mata mengucur deras membasahi dress putih yang menutupi tubuh langsingmu. Rambut coklat acak-acakan milikmu kaubiarkan tergurai sampa bahu, apa pedulimu?

Tulang-tulang kakimu nyaris remuk karena berlari beratus ratus meter tanpa henti. Membelah malam ‘seorang diri’. Namun kau mencoba menahan segala rasa lelah itu. Satu-satunya kata yang bisa dicerna oleh otakmu hanyalah melarikan diri.

Engkau bisa mendengar hentakan kakimu yang memecah keheningan, sesekali kau menoleh ke belakang, berharap orang yang mengejarmu kehilangan jejakmu atau mati. Berharap muncul seorang malaikat penyelamat jiwamu. Tapi harapan itu tak kunjung terwujud, membuatmu harus tetap berlari walau kau tak mau.

Kau tarik tubuhmu menuju sebuah gang sempit yang hanya diterangi cahaya bulan. Terus berlari di gang panjang tersebut. Namun alangkah sialnya engkau, ternyata di ujung gang itu hanya ada sebuah dinding kokoh nan tinggi, buntu. Dan jika kau kembali, maka kemungkinan terbesarnya kau akan mati. Kali ini kau harus memaksa mesin-mesin otakmu yang rusak untuk bekerja lagi. Berpikir.

Hap!

Kau tak bisa. Kau tak bisa meraih puncak dinding itu, kau tak bisa memanjat dindingnya yang terlampau tinggi itu. Sekarang apa yang harus kau lakukan?

Ayolah, berpikir!

Kau masih berlarian kecil ke kanan dan ke kiri. Meraba-raba sisi gang, berharap ada sebuah pintu, jendela atau apalah yang bisa menjadi jalan keluarmu. Lagi-lagi, harapanmu tak terwujud. Rasa takut, bingung, cemas, dan lelah berhasil mengoyak jiwamu.

Kau menemukan tong sampah, tumpukan kardus bekas, kantong plastik berisi bahan rongsokan, dan entah benda berjenis apa lagi di ujung gang. Ingatlah –kalau bisa- bahwa otakmu hanya mampu berpikir sngkat.

“Hhhh…hh..hh..”

Nafasmu masih tak beraturan. Kau menyusun asal benda-benda tersebut hingga menjadi pijakanmu dengan terburu-buru, bahkan kau tak bisa menyisihkan satu detik pun untuk menghembuskan napas berat, sekali saja. Berulang kali kau menoleh ke pangkal (?) gang, takut jikalau orang tadi berhasil menyusulmu.

Kau berdecak kecewa kala tau bahwa tumpukan itu tingginya kurang dari satu meter. Tapi apalah dayamu, kau pun berdiri di atas pijakan yang telah kau buat walau kecil kemungkinan kau bisa meraih puncak pagar dinding itu. Dan benar adanya, kau tidak bisa. Lagi dan lagi. Kau memutuskan untuk melompat lalu meraih puncak dinding itu.

BRAK!

Mengapa dirimu begitu sial hari ini?

Kau tersungkur di ujung gang. Mencoba menguatkan tulang-tulangmu yang remuk. Mencoba membangun kekuatanmu dari awal. Tapi kau tak mampu melakukannya. Tenagamu terkuras nyaris habis hanya untuk berlarian mengelilingi jalanan yang entah merupakan bagian mana dari bumi ini.

Tiba-tiba, kau melihat sepasang kaki bersepatu hitam di depanmu. Kau nyaris pingsan kala memaksakan diri untuk mendongak. Sebuah siluet cahaya bulan menampilkan wajah seorang lelaki. Wajah itu nampak tenang tanpa ekspresi. Tubuh besarnya mendekat ke arahmu dengan langkah perlahan. Kau tak bergeming sedikit pun kala itu.

Lelaki tersebut tak terlihat lelah atau kesal sedikit pun walau telah mengejarmu selama berjam-jam. Seperti yang kau lihat, ia tiada mempunyai ekspresi.

Tap.. tap.. tap..

Bunyi langkahnya menggema, menabuh gendang telingamu dengan jelas. Tubuhmu menggigil ketakutan, kau bahkan tak mampu bergerak sedikit pun walau intervalmu untuk mengambil dan mengeluarkan nafas tak lebih dari satu detik.

Kau mencoba merangkak menjauh, menyeret tubuhmu sendiri dengan tangan bergetar yang menjadi tumpuanmu. Tapi tenagamu tak cukup untuk melakukan itu. Sekali lagi, kau terlampau lelah dan lemah.

“Tt.. t.. long..” bahkan kau tak sanggup mengucapkan kata pertolongan, bahkan kau tak sanggup menggerakkan bibirmu yang kini kelu, bahkan kau tak sanggup mengendalikan pita suaramu, bahkan kau tak sanggup memperkerjakan otakmu.

Kini lelaki itu tepat berada di hadapanmu. Adrenalinmu berpacu, pori-pori kulitmu seakan tak mau berhenti mengeluarkan peluh sehingga membasahi tubuhmu. Jantungmu nyaris meloncat keluar karena memompa darah terlalu kencang.

Satu-satunya yang mampu kau lakukan sekarang hanyalah mendongak ke arah lelaki itu, menatapnya dengan nanar, menyiratkan permohonan belas kasih agar kau terselamatkan. Remang-remang matamu menangkap pandangan lelaki itu yang juga memperhatikanmu.

Mata kalian bertemu.

Tak ayal, pupil matamu membesar beraturan kala menangkap mata pisau berkilau yang diarahkan padamu entah di bagian mana dari tubuhmu. Sekali lagi kau memohon belas kasihan kepada lelaki itu lewat tatapan sayu milikmu. Tak tau air mata atau peluh kan yang membasahi wajahmu. Namun sang lelaki seakan tak mampu memahami maksudmu.

Ia mengangkat pisau itu tinggi-tinggi, mengambil ancang-ancang. Dan tak lama kemudian, kau merasakan sesuatu yang tajam menembus perutmu, menembus organ-organ dalammu dengan sangat perlahan.

JLEB!

Kau menjerit dalam hati. Jeritan itu menggema hingga memenuhi setiap jaringan di dalam tubuhmu, membuatmu merasakan sakit yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Nafasmu nyaris putus, namun kesadaranmu masih ada.

Kesadaran yang sepenuhnya dikuasai oleh rasa perih yang terpusat di perutmu, kau bisa merasakan darahmu mengucur hingga membuat sebuah genangan pekat di sekitarmu. Kau masih hidup kala itu. Sungguh tersiksanya engkau.

Tiba-tiba sebuah bisikan dari bibir lelaki itu ditangkap oleh daun telingamu, bisikan yang membuatmu ketakutan. Kalimat yang terkandung di bisikan itu sama sekali tak mendefinisikan apa yang baru saja ia lakukan.

Bibir mungilmu disambar oleh lelaki itu. Ia memperlakukan bibirmu dengan biadab, menggigitnya hingga mengeluarkan darah, menghisap darah itu sendiri. Semakin dalam ciuman itu, semakin dalam pula organ tubuhmu yang dapat dijangkau oleh pisau tadi. Kau tak mampu melakukan apapun kala itu.

Pisau yang bersarang di tubuhmu dicabut dengan kasar, menambah rasa perih lagi dan mengaduk semua rasa itu menjadi satu. Malangnya kau tak mampu melampiaskan rasa sakit itu melalui gerakan maupun teriakan.

Lelaki itu nampak melepaskan ciumannya darimu, ia menyeka bibir penuh darahnya dengan pergelangan tangan yang dibalut kemeja hitam. Dan itu membuat napasmu semakin kacau.

JLEB!

Sekali lagi, kau merasakan hujatan itu begitu menyiksamu. Perlahan namun pasti, rasa dingin yang luar biasa menjalar di tubuhmu, melilitmu hingga nafasmu satu satu. Menghentikan detakan jantungmu, menghentikan hembusan napasmu, menghentikan aliran darahmu, menghentikan kinerja saraf-sarafmu, dan menghempaskan jiwamu.

Dan kini, kau bisa melihat bahwa tubuhmu tak lebih dari seonggok daging tak bernyawa yang digenangi darah di ujung gang gelap yang tak lagi berkehidupan.

Jadi, itukah arti dari kata “Saranghae.” ?

-END-

Ya ampun! Apha ini.. Jeongmal mianhae udah buang waktu kalian Cuma buat baca nih penpik laknat XDD

Ini FF dadakan gara2 saia terlalu ngebet pengen bikin FF Thriller, tapi tersandung (?) sama FF laen yang belom kelar *jadi curhat* dan karena FF dadakan, ya Cuma saia edit beberapa kali doang -__-

Yang RCL didoain ketemu bias *PLAK

KABUUUUUR~~~

32 thoughts on “[Drabble] Unavoidable

  1. Hiyaaaaaahhh serem banget, aku ga bisa bayangin siapa cowonya, terlalu sadis 😦
    Tp keren. Aku mau bikin FF thriller ga bisa2 T^T
    Ga ada jiwa bengis didalam diriku (?)
    Keren keren

  2. Kirain bkal selamat. Tp trnyt gak. Aku Lari jam jaman ? lari dr rmh ke skola aj uda mw pingsan -__-
    sadiissnya gigit thor . 🙂 perasaan ga ad deh bias q yg setega itu

  3. aduh,,, pas udah nemu adegan tusuk perut, aku kira bklan ada penolong *alias bias.. ternyata oh ternyata…. #gak sanggup ngeliat bias

  4. Huwaaa ….!
    Thriler bgus2..
    jadi ngebayangin huwaaa…!!
    aduh, boledeh kalo ktmu bias, tapi kalo biasnya gtu..
    TIDAK!! /?
    Bagus ih, kata2nya ngjleb xD
    Terus berkarya ya xD

  5. LIke this a lot! *acung 4 jempol*
    Dan berhubung biasku si Choi Seunghyun a.k.a TOP, jadi makin berasa tegangnya, tatapan mata tajam + sadis itu cocok banget buat dia. Ngebayangin dia seganas waktu jadi Vick di Iris. Diksinya jago deh, suka suka. ^^ Keren juga idenya bikin ff you&bias tapi thriller kayak gini, jarang banget soalnya. Keep writing 🙂

    • Duh, kenapa baca ini? Ini arsip lama loh padahal, gaje banget ceritanya u,u

      Siap, makasih pujiannya. Makasih juga udah baca dan komen~ also keep writing for you 🙂

      • Eh, emang kenapa? Aku baca gara2 tertarik sama genre-nya. Keren kok. 🙂 U r welcome & thanks. ^^

Leave a reply to Marchella Tjandra Cancel reply