You’re Mine [Part 5]

Tittle: You’re Mine Part

Genre: School, Friend, AU, Romance, Family

Rating: PG13

Main Casts: Han Sung Rin (You), Lee Taemin ‘SHINee’

Other Casts: No MinWoo, Jo YoungMin, Jo KwangMin, Shin DongHo, Lee SungJong,
Choi Sulli, Jung Krystal, Bae Suzy, Kang JiYoung, Park JiYeon, Oh HaYoung, Son NaEun

Summary: Sung Rin dan Taemin sangat dekat saat mereka kecil bahkan mereka berdua satu sekolahan dari kecil sampai mereka sekarang SMA, bahkan mereka satu kelas. Tapi sekarang Taemin terkesan cuek terhadap Sung Rin. Sung Rin merupakan yeoja yang cukup populer sama seperti teman-temannya yang lain. Banyak namja yang menyatakan perasaan padanya tapi ditolak oleh Sung Rin. Salah satu namja tersebut adalah Minwoo. Kenapa Sung Rin menolak Minwoo? Tentu saja karena Taemin. Tidak ada yang mengetahui kalau Sung Rin menyukai Taemin, kecuali namja teman sekelasnya yaitu Dongho. Dongho yang sering membantu Sung Rin untuk bisa dekat dengan Taemin, Sung Rin pun selalu bertanya masalah Taemin pada Dongho. Lalu eommanya pun selalu membicarakan Taemin. Bagaimana kelanjutan hubungan Sung Rin dan Taemin?

Disclaimmer: FF ini sebenernya udah lama dibikin di otak saya(?) Jadi murni cerita dari saya. Mungkin ada terinspirasi dari ff lain hanya castnya saja

Note: maaf kelamaan hehehe. gaktau deh masih pada inget apa nggak. soalnya banyak banget kendala pas bikin ff jadilah aru sekarang di publishnya. saya ingetin lagi deh part yang sebelumnya. klik aja ya Part 1 Part 2 Part 3 Part 4

nah sekarang silahkan baca yang part ini :)

Author’s POV

Taemin menghempaskan tas nya sembarangan di atas ranjang nya. ia berjalan menuju lemari untuk berganti baju. Seharian di sekolah mengenakan seragam membuatnya merasa tidak nyaman dengan akaian seragam nya itu. Ia mengambil kaos berlengan pendek dan memakainya. Menutup lembali pintu lemari besarnya. Taemin terdiam sesaat di depan pintu lemarinya. Menyadari ada satu hal yang janggal. Satu hal yang biasanya ada namun sekarang tidak ada. Ia tersadar akan sesuatu yang hilang. Taemin kembali membuka pintu lemari coklatnya. Matanya menelusuri isi lemarinya. Ia terbelalak ketika melihat ruang kosong di sudut lemarinya yang bisanya terisi sebuah teddy bear coklat lusuh yang ia miliki.

Taemin bergegas turun dari kamarnya dan menemui eomma nya. “Eomma, kemanakan boneka teddy bear yang ada di dalam lemariku?” tanya Taemin tergesa. Tanpa basa-basi ataupun salam hormat pada orang tuanya sendiri ia langsung bertanya pada intinya. Nyonya Lee malah terlihat hanya melirik putranya tersebut. Namun, terlihat heran juga dengan pertanyaan anaknya itu.

“Hm? Eomma berikan pada Sung Rin. Tadinya mau di laundry dulu. Tapi nyonya Han mengatakan tidak usah.” Jawab Nyonya Lee menjelaskan apa yang taemin sedari tadi gelisahkan. Ia melirik anaknya itu kembali dengan tatapan sedikit ‘ada apa dengan anak ini?’ Tapi, sepertinya-dan memang mungkin-Taemin tidak menyadari tatapan atau lirikkan eomma nya itu.

“Mwo? Diberikan pada Sung Rin? Untuk apa?” Taemin terlihat kaget sesaat setelah menelaah kembali jawaban eomma nya yang terlihat datar dan santai sepertinya, namun membuat jantungnya mendadak copot.

“Kau ini namja. Lagipula untuk apa kau menyimpannya?” Tanya nyonya Lee keheranan melihat tingkah pertanyaan anaknya itu yang bahkan terlihat sangat kaget. Nyonya Lee berpikir apa mungkin anaknya itu mempunyai kelainan. Tapi, mana mungkin Taemin hanya menyimpannya kalau memang ia memiliki kelainan.

“Aku… ck!” Taemin tak melanjutkan ucapannya. Ia melesat kembali menuju kamarnya, mengambil sweaternya lalu keluar dari kamarnya dengan membawa kunci motor. Ia meesat melewati eommanya tanpa berkata apa-apa. Padahal, eomma nya itu sudah memandang nya secara lekat dan terlihat heran dengan tingkah anak laki-laki nya itu. Bahkan sekarang nyonya Lee mengerutkan dahinya saat Taemin sudah sukses keluar dari rumah menuju garasi di rumahnnya tanpa mengatakan apapun.

Taemin berjalan dengan langkah yang lebar menuju garasi rumahnya. Menghampiri motor sport nya. Menaiki motornya sambil memasangkan helm pada kepalanya. Ia menyalakan mesin motornya dengan segera. Namun, ia tak langsung melajukan motornya itu. Ia malah terlihat menerawang dengan tatapan kosong pada jalanan di depan rumahnya.

‘Jangan-jangan Sung Rin sudah membacanya?’ batin Taemin. ‘tapi, untuk apa aku khawatir?’ taemin segera menyadari apa yang ia lakukan terlihat bodoh sekarang, bahwa ia hanya terdiam diatas motor yang sudah ia nyalakan mesinnya sedari tadi. Taemin segera melajukan motornya keluar dari halam rumah besarnya.

Taemin mengandarai motornya dengan sedikit ugal-ugalan. Dia sendiri tidak mengerti kenapa ia takut jika sampai Sung Rin membaca pesan itu. Sekelebat pertanyaan menghantui dirinya saat ini. Bahkan ia tidak sadar kalau ia masih mengemudikan motornya. ‘apa yang akan dipikirkan Sung Rin nanti?’ batinnya lagi.

Taemin menghela nafasnya saat ia sudah sampai di depan pintu gerbang rumah Sung Rin. Ia ragu untuk melangkah masuk. Ada rasa ingin tahu yang memaksa nya. sampai akhirnya ia memencet bel rumah yeoja itu, yeoja yang akhir-akhir ini membuatnya bingung dengan perasaannya sendiri. Taemin mendesah gugup menunggu sampai ada seseorang atau siapapun yang akan membukakan pintu untuknya.

Sekali lagi Taemin memencet tombol bel rumah yang ada dihadapannya, merasa tidak sabaran. Setelah memencet bel yang kedua kalinya, akhirnya Sung Rin muncul membukakan pintu. Sung Rin terlihat kaget akan kehadiran Taemin di hadapannya lagi. Ia rasa sangat cepat Taemin datang kembali setelah tadi mengantarkannya pulang. “Taemin? Cepat sekali kau kesini lagi. Ayo masuk!” Sung Rin menggeserkan badan nya memberi ruang untuk Taemin agar masuk ke rumahnya.

Taemin menatap Sung Rin dari atas sampai bawah. Sung Rin memakai baju yang terlihat santai hari ini. Namun, membuat Taemin merasa melihat sesuatu yang berbeda dari Sung Rin. Sung Rin memakai hot pants berwarna putih cerah dengan atasan kaos lengan panjang berwarna pink cerah yang tidak terlalu longgar dan tidak terlalu ketat di badannya. Tidak biasanya Taemin melihat Sung Rin memeperlihatkan kaki panjangnya yang mulus itu secara keseluruhan apalagi menggunakan hot pants. Ia pun menggeraikan rambutnya yang panjang dengan sedikit acak-acakan. Tentu saja karena Sung Rin tidak sempat menyisir rambutnya tadi setelah mengganti baju saat mendengar suara bel rumahnya berbunyi.

“Tunggu apa lagi? Ayo masuk.” Ucap Sung Rin menyadarkan tatapan lekat Taemin pada wajahnya itu. Sung Rin menutup pintu gerbangnya setelah akhirnya Taemin bergerak masuk ke halaman rumahnya. Ia menyusul Taemin yang sudah berjalan. Taemin menoleh pada Sung Rin.

“Apa eomma-mu ada?” Tanya Taemin setengah ragu. Sung Rin hanya diam dan terus berjalan mendahului Taemin dan menambah Taemin penasaran. Taemin menyusul langkah Sung Rin masuk menuju pintu rumah Sung Rin.

“Silahkan duduk,” Kata Sung Rin saat mereka berdua sudah berada di ruang tamu rumahnya. “Kau mau minum apa?” Tanya Sung Rin menawarkan minuman.

“Apa saja,” Jawab Taemin penuh senyum.

“Hmmm, bagaimana kalau cappucino hangat?” Tanya Sung Rin menyarankan.

“Boleh,” Jawab Taemin singkat. Sung Rin meninggalkan Taemin dan bergegas ke dapur rumahnya untuk membuatkan secangkir cappucino untuk Taemin. Sementara Taemin memikirkan cara bagaimana untuk menanyakan soal boneka teddy bearnya itu. Apa benar eommanya sudah memberikan dan Sung Rin sudah menerimanya Taemin sama sekali tidak tahu. Dan sepertinya akan susah bagi Taemin karena Sung Rin tipe yeoja yang tidak akan menanyakan atau membahas sesuatu secara gamblang padanya, apalagi itu berkaitan dengan masalah perasaan mereka berdua yang bahkan sulit untuk di mengerti.

Untuk mengungkapkan perasaan Sung Rin pada Taemin saja ia tak mau sampai akhirnya Taemin sendiri yang menyadarinya. Apalagi masalah ini. Tidak mungkin Sung Rin akan mengatakan ‘Taemin, apakah benar kau yang mengirimkan boneka Teddy bear dengan pesan yang bertuliskan pesan-aku mencintaimu-kepadaku?’ Itu sangat impossible. Sung Rin merupakan yeoja yang sangat pemalu pada namja yang ia sendiri cintai.

Taemin memutar otaknya, bagimana caranya agar ia bisa mengetahuinya. Tapi jujur saja ia heran dengan respon Sung Rin yang terlihat biasa-biasa saja. Sebenarnya apa yang ada dibenak Sung Rin. Kenapa susah sekali untuk mengorek pikiran Sung Rin sekarang, tidak seperti dulu.

Sung Rin membawakan secangkir cappucino ke hadapan Taemin, dan meletakkannya di meja ruang tamu. Sung Rin berjalan menghampiri sofa yang berhadapan dengan sofa yang diduduki Taemin. Ia duduk di sofa tersebut bukan di sebelah Taemin. Dan otomatis Taemin dapat melihat secara langsung dihadapannya wajah dan tubuh Sung Rin. Jujur ia merasa aneh dengan gaya penampilan dari baju yang di kenakan Sung Rin saat ini dan ia pun sedikit…. menikmati pemandangan tersebut. Hei, Taemin adalah Namja normal!

Sung Rin tersenyum ceria menatap Taemin. “Ada apa kau secepat ini datang kemari? Kau rindu padaku?” Tanya Sung Rin sedikit terkekeh menggoda.

Taemin mengulaskan senyuman lembut padanya setelah mendengar pertanyaan menggoda dari Sung Rin. “Kenapa kau biasa tahu?” Tanya Taemin balik. Taemin tersenyum lebar melihat perubahan muka Sung Rin setelah mendengar pertanyaan balik dari Taemin.

“Waah, jadi begitu.” Gumam Sung Rin pelan sembari menunduk menyembunyikan wajahnya yang sedikit memerah, walaupun tetap terlihat oleh pandangan mata Taemin.

“Kemana eomma-mu?” Tanya Taemin.

“Aku tidak tahu, tadi sepulang sekolah rumah sudah sepi tak ada siapapun.” Jawab Sung Rin.

“Oh begitu,” Jawab Temin santai.

“Eomma mu ada dirumah? Biasanya mereka berdua bersama,” Ucap Sung Rin.

“Ada, tapi aku tak melihat eomma mu.” Jawab Taemin.

“Apa eommaku sering membicarakan diriku?” Tanya Sung Rin yang tiba-tiba penasaran.

“Hmm, tidak juga.” Jawab Taemin berpikir.

“Apa iya? Waktu itu eomma pernah mengatakan padamu kalau aku sangat bodoh, pasti banyak aib-aibku yang dikatakan padamu bukan?” Tanya Sung Rin panjang lebar. Taemin terkekeh dengan gaya bicara Sung Rin yang polos.

“Tidak, ia tak pernah mengatakan apapun selain waktu itu Sung Rin-ah.”

“Jinjja? Oh ya Taemin aku tidak mengerti satu materi pelajaran sastra korea, bisakah kau mengajariku lagi?” Tanya Sung Rin bersemangat.

“Ne, aku akan mengajarimu.” Jawab Taemin. Senyum Sung Rin merekah, ia menarik Taemin untuk bangun dan membawanya menuju ruang belajar yang berada di samping kamaranya.

“Kau tunggu dulu disini, aku ambil bukunya.” Kata Sung Rin. Sung Rin mengambil buku pelajaran Sastra korea nya di dalam lemari buku.

“Ini Taemin, aku tidak mengerti yang ini.” Kata Sung Rin sambil menyodorkan bukunya yang sudah terbuka halamannya. Taemin mengamati beberapa tulisan dari buku tersebut.

“Ini sangat mudah. Kenapa kau bisa tidak mengerti?” Tanya Taemin keheranan dengan Sung Rin.

“Otakku membeku Taemin, ottokhae?” Ucap Sung Rin merengut.

“Kau hanya perlu membaca teks bacaan ini dengan seksama. Lalu, kau harus menggaris bawahi mana saja informasi yang penting. Dan mungkin kau bisa memperjelas atau mengubah teks tersebut sehingga dapat dimengerti tanpa mengubah informasi dari teks bacaan tersebut.” Ucap Taemin panjang lebar.

Sung Rin mendengar ucapan Taemin dengan serius dan mengamati bukunya. Ia tersu diam dan masih memmbaca tulisan-tulisan hangul yang ada dibukunya.

“Mengerti?” Tanya Taemin setelah hening beberapa saat.

“Ne, aku mengerti. Tapi kau tahu kan aku itu tidak biasa membaca. Aku tidak akan semudah itu dapat meresapi informasi penting dalam bacaan.” Jawab Sung Rin kesal.

“Kau harus membiasakan diri membaca. Setidaknya kau mungkin bisa memulai membaca buku cerita saja, atau mungkin novel.” Jawab Taemin lembut.

“Aku hanya bisa membaca komik saja.” Jawab Sung Rin. Taemin terkekeh mendengar jawaban Sung Rin. Sung Rin mengerucutkan bibirnya.

“Kau ini lucu sekali,” Ucap Taemin sambil mengacak poni Sung Rin hingga berantakan.

“Aish… jinjja aku tidak bisa!” Ucap Sung Rin kesal sambil merapihkan poninya yang diacak-acak Taemin.

“Kau harus biasakan membaca teks. Tidak seperti komik, novel atau cerita lainnya lebih menyenangkan. Kita bisa berimajinasi sendiri dengan apa yang kita bayangkan. Sedangkan komik, kita hanya terpaku pada gambaran-gambaran yang telah mereka buat.” Jelas Taemin.

“Begitu ya, kalau begitu aku akan sering membaca.” Ucap Sung Rin mengerti.

“Ya sudah, sekarang kau baca.” Ucap Taemin memerintahkan Sung Rin untuk membaca buku.

“Annieyo, aku tak mau membaca sekarang. Aku pusing.” Jawab Sung Rin merajuk.

“Hmm.. yasudah,” Jawab Taemin sambil tersenyum. “Kau mau apa?” Tanya Taemin dengan tatapan lembut pada Sung Rin.

“Molla, kenapa eomma belum juga pulang?” Tanya Sung Rin. Sung Rin menopangkan dagunya pada kedua tangannya yang terlipat di atas meja. Sesekali ia meniup-niupkan poninya -yang mulai panjang- itu.

Taemin tersenyum melihat kelakuan Sung Rin. “Ada aku disini, memangnya kenapa?” Tanya Taemin.

“Aku ingin menanyakan sesuatu pada eomma.” Ucap Sung Rin.

“Menanyakan apa?” Tanya Taemin penasaran. ‘apa ini tentang boneka?’ batin Taemin. Taemin menopangkan dagunya pada tangannya yang terlipat, posisi yang sama seperti Sung Rin sehingga Taemin dapat melihat wajah Sung Rin secara dekat.

“Kau tidak perlu tahu,” Jawab Sung Rin.

“Tentang apa itu?” Tanya Taemin yang memaksa. Namun, tidak menunjukkan rasa pensarannya pada Sung Rin.

“Kan, aku bilang kau tidak perlu tahu. Berarti aku tidak akan memberitahukannya padamu.” Jawab Sung Rin kukuh.

Sung Rin menatap mata Taemin yang juga sedang menatapnya. Mereka saling bertatapan lekat. Hening seketika merayapi suasana mereka berdua saat ini. Mereka berdua merasa tidak ingin mengalihkan pembicaraan atau mencairkan keheningan yang terjadi. Mereka berdua merasa nyaman saling bertatapan satu sama lain.

“Memangnya kenapa kau ingin mengetahuinya?” Tanya Sung Rin memecahkan keheningan. Sung Rin masih menatap lekat pada Taemin.

“Molla,” Jawab Taemin singkat tanpa mengalihkan pandangannya.

“Aku penasaran kenapa kau ingin tahu,” Ucap Sung Rin santai.

“Aku juga tidak tahu,” Ucap Taemin. Obeolan mereka semakin tidak jelas dan balik bertanya terus.

Taemin menegakkan badannya. Membuat Sung Rin mendongak kaget.

***

“Minwoo, ayo kau harusnya pergi ke tempat kursus Bahasa Mandarin hari ini.” Ucap eommanya menarik anak namja nya dari tempat tidur.

“Nanti saja,” Jawab Minwoo malas. Masih tenggelam dalam selimutnya tak sedikitpun igin bangun dari ranjangnya yang nyaman itu.

“Kau ini harus terus datang kursus, percuma eomma mendaftarkanmu ke tempat kursus,” Ucap eomma nya sedikit membentak.

“Ne ne arraseo.” Jawab Minwoo pelan dan beranjak menuju kamar mandi nya.

Minwoo membasuh mukanya dengan air keran yang ia nyalakan. Dinginnya air menyentuh wajah tampannya. Ia menatap bayangannya di cermin wastafel. Mendesah kesal dan mengacak rambutnya.

“Kenapa aku mempunyai eomma yang bawel sekali?” Gumamnya pelan dengan muka yang terlihat frustasi.

Minwoo keluar dari kamar mandinya dan berganti bajunya. Mengambil tas nya dan keluar mennuju motornya. Minwoo dengan malas menaiki motornya tersebut dan menyalakannya. Minwoo melajukan motornya keluar dari kompleks perumahannya. Ia melajukan motornya ke tempat lain, bukan menuju tempat kursus nya. ia berniat untuk membolos mengikuti pelajaran bahasa Mandarin untuk hari ini. Ia melajukan motornya ke tempat lain yang ia sendiri tak tahu kenapa akan kesini.

Sekarang ia telah berhenti di sebuah rumah yang jarang sekali ia datangi. Ia menatap kaca spion motornya dan bergumam sendiri, “Ada apa denganku? Kenapa aku kesini lagi?”

Namja berwajah imut itu turun dari motornya menuju depan pintu rumah tersebut dan memencet tombol bel rumah itu.

“Nuguseyo?” sang penghuni rumah membuka pintunya. Ia terlihat kaget saat melihat Minwoo ada di depan rumahnya.

“Annyeong, Sung Rin-ah.”

“e…e kenapa kau kesini?” Tanya Sung Rin gugup. Ia tak habis pikir bagaimana Minwoo nanti bila tahu kalau Taemin ada dirumahnya dan mereka hanya berdua.

“Aku hanya sedang bosa dirumah dan ingin kerumah mu.” Jawab Minwoo dengan memamerkan senyum manisnya.

“Ehm, ini jam 3 sore. Biasanya kau ada kursus sore hari?” Tanya Sung Rin.

“Ah jinjja. Kenapa kau bisa tahu?” Tanya Minwoo sambil menggaruk rambutnya keheranan.

“Sudahlah Minwoo, kau berniat untuk bolos?” Tanya Sung Rin dengan nada seperti mengusir.

“Izinkan aku disini untuk kali ini saja.” Ucap Minwoo memohon.

“Ck… tidak bisa.” Sung Rin menggelengkan kepalanya menolak permintaan Minwoo.

“Kau tahu kan aku ini sudah pintar, tidak perlu ikut kursus karena kepintaranku setara dengan Taemin.”

“Kau sedang membicarakanku?” Tanya seorang namja yang muncul dari belakang Sung Rin. Sung Rin terkejut dengan kedatangan Taemin tiba-tiba.

“Hyeong, kau sedang apa disini?” Tanya Minwoo.

“Kau sendiri sedang apa kesini, huh?” Tanya Balik Taemin.

“Hei sejak kapan kalian ini kaka adik?” Tanya Sung Rin.

“Kau bisa lihat kan, Taemin lebih tua daripada diriku. Dilihat dari tampang saja sudah kelihatan.” Jawab Minwoo.

“Aish kau ini tidak sopan sekali, kita hanya beda beberapa bulan saja kan.” Ucap Taemin kesal.

“Yasudah, Aku boleh masuk kan?” Tanya Minwoo. Tanpa persetujuan Minwoo langsung masuk dan menodrong Taemin untuk menyingkir dari depan pintu.

Minwoo duduk di sofa dan meminum capucino bekas Taemin yang masih tersisisa si meja. Dengan enaknya ia menaruh tasnya sembarang tempat di lantai. “Sudah lama aku tidak kesini, ya kan chagiya?” Ucap Minwoo sambil menatap Sung Rin.

“Huh, chagi? Bisa-bisa nya kau masih memanggilnya seperti itu dan berlaku seenaknya disini.” Ucap Taemin sinis pada ucapan Minwoo tadi.

“Sudah kubilang jangan memanggilku Chagiya seperti itu.” Ucap Sung Rin kesal dengan mengerucutkan bibirnya.

“Ini terakhir kalinya.” Jawab Minwoo sambil melemparkan senyum mautnya pada Sung Rin yang duduk di hadapannya, dan membuat Sung Rin diam tak berkutik dengan muka memerah.

“Kau sedang apa disini?” Tanya Minwoo pada Taemin yang duduk di sampingnya, tepat disampingnya.

“Aku hanya bosan dirumah. Apa tidak boleh?” Tanya Taemin sengit.

“Tidak boleh.” Jawab Minwoo dengan nada marah.

“Hei, kau sendiri sedang apa kesini?” Tanya Taemin balik.

“Aku merindukannya.” Jawab Minwoo sambil menatap Sung Rin.

“Cih…”

“Aku ingin menanyakan sesuatu padamu, Taemin.” Ucap Minwoo serius.

“Apa?”

“Menurutmu Ha Young itu gadis yang bagaimana?” Tanya Minwoo. Sung Rin mendelik kaget memendag Minwoo dan Taemin. Sementara mereka berdua tidak menyadari tatapan Sung Rin.

“Ha Young, gadis yang cantik, feminim, cukup pintar dan baik. Kenapa?” Ucap Taemin polos menjawab pertanyaan Minwoo yang tak jelas maksud dan tujuannya.

“Begitu ya menurutmu.” Minwoo mengangguk-anggukkan kepalanya.

“Tapi kita tidak bisa melihat kepribadian seorang yeoja dari luarnya saja, kita kan sama sekali tidak mengerti bukan?” ucap Taemin lagi.

“Yah tentu saja memangnya kita ini yeoja.” Jawab Minwoo.

“Kenapa kau bertanya mengenai Ha Young?” Tanya Taemin lagi.

“Aku sepertinya merasakan sesuatu pada Ha Young.” Ucap Minwoo lagi. Sung Rin semakin penasaran dengan obrolan Minwoo dan Taemin, apalagi Minwoo membicarakan Ha Young yang memang Sung Rin rencanakan untuk dijodohkan. Kedua namja itu mengobrol tanpa ingat bahwa ada Sung Rin dihadapan mereka dan mendengarkan obrolan mereka berdua.

“Omo, Apa kau menyukainya?” Tanya Taemin dengan ekspresi meledek.

“Bukan begitu, tapi sepertinya Ha Young menyukaiku. Benar tidak?” Ucap Minwoo pada Taemin.

Sung Rin langsung berdiri dari tempat duduknya.

“Kau kenapa?” Tanya Minwoo heran.

“Aku…. ke kamar sebentar.” Ucap Sung Rin

***

Ha Young melangkahkan kakinya memasuki suatu pusat perbelanjaan di Seoul. Ia tersenyum ceria saat akhirnya ia sampai di mall tersebut. Ha Young menatap jejeran baju dan aksesoris yang dipajang di beberapa toko yang ia lewati.

Ha Young berhenti di depan sebuah toko boneka. Tanpa ragu ia melangkah masuk ke dalam toko boneka tersebut. Menatap beberapa boneka yang menurutnya lucu. Namun, hanya satu boneka yang ia pilih. Rilakkuma. Ya, walaupun ia sudah memiliki banyak boneka Rilakkuma tapi memang setiap pergi ke mall ia pasti akan membeli lagi satu buah boneka Rilakkuma. Walaupun sudah banyak ia punya di rumah.

Ha Young membawa boneka rilakkuma tersebut ke kasir. Ia mengeluarkan kartu kreditnya untuk membayarnya kali ini.

“Kamsahabnida,” Ucap sang penjaga kasir.

“Ne,” Ha Young keluar dari toko tersebut dengan menenteng kantong berisi bonekanya. Ia memasukkan dompetnya ke dalam tas selempangnya.

GREB

“YAK!! Kembalikan boneka ku!!!” Teriak Ha Young pada seseorang yang mengambil kantong bonekanya. Ha Young mendongak menatap orang tersebut. Orang itu tidak kabur atau melakukan apapun, ia hanya menatap Ha Young dan tersenyum.

“Annyeong!” Ucap orang itu.

“Krystal? Sedang apa kau disini?” Tanya Ha Young.

“Memangnya kenapa kalau aku disini?” Tanya Krystal yang masih tersenyum.

“Kembalikan boneka ku.” Ucap Ha Young kesal dan mengambil kantongnya.

“Ckckck… daridulu kau ini benar-benar pelit yah?” Ucap Krystal sambil mengibaskan tangannya.

“Dulu? Hahaha jinjja?” Ucap Ha Young dengan ekspresi yang di buat-buat.

“Aish…. kau sendirian disini?” Tanya Krystal.

“Kau bisa lihat sendiri.” Jawab Ha Young malas.

“Aku dengan namja chingu ku.” Ucap Krystal terlihat memanas-manasi Ha Young.

“Jinjja? Aku tak percaya, dari dulu kau bilang sudah punya namja chingu tapi nyatanya tak satupun ada namja yang mendekatimu. Walaupun begitu kaulah yang mendekati namja itu bukan dia yang mendekatimu.” Jawab Ha Young panjang lebar dengan nada meremehkan.

“Yang ini sungguhan, kau mau bertemu dengannya? Dia tampan, tinggi, badannya bagus, dan satu lagi dia memiliki suara yang merdu bila menyanyi, dia benar-benar seperti pangeran.” Ucap Krystal mendeskripsikan namjanya dan meyakinkan bahwa dia kali ini tidak mengada-ada.

“Jinjja? Mana, kenapa dia tidak disini bersamamu?” Tanya Ha Young yang akhirnya penasaran.

“Nantia dia akan datang. Aku berjanji bertemu dengannya di restoran didepan sana setelah belanja.” Ucap Krystal.

“Aku kira dia ikut denganmu sekarang,” ucap Ha Young dengan ekspresi malas.

“Dia tidak suka ikut berbelanja denganku. Kau tahu ‘kan seperti apa lamanya aku bila sedang belanja.” Ucap Krystal sembari mengibaskan tangannya lagi.

“Berarti aku akan melihatnya saat pulang nanti?”

“Ne, kau harus bersamaku.” Jawab Krystal sambil mengacungkan telunjuknya di depan Ha Young.

“Ne, baiklah sekarang kau mau kemana?” Tanya Ha Young.

“Kkaja!” Krystal langsung menarik Ha Young .

***

“Kita harus bersaing secara sehat.” Ucap Minwoo berbisik saat Sung Rin masuk ke kamarnya.

“Untuk apa?” Tanya Taemin heran.

“Untuk menentukan siapa yang akan memiliki Sung Rin.” Jawab Minwoo dengan ekspresi serius.

“Aish… jinjja Nappeun,” Ucap Taemin sambil memukul kepala Minwoo.

“Ah appo… Wae?” Tanya Minwoo sambil mengusap kepalanya sendiri meringis kesakitan.

“Kau ini aneh ya?” Taemin memandang Minwoo tajam. “Sung Rin sudah pernah menolakmu.”

“Ne aku  tahu itu,” Jawab Minwoo lemah.

Taemin melempar bantal sofa pada Minwoo dan tepat mengenai kepalanya. “Kau harus sadar!” Ucap Taemin dengan nada yang masih pelan.

“Ya sepertinya aku memang harus mengalah, tapi apa Sung Rin menyukaimu? Sepertinya ia lebih sedikit menanggapiku?” Ucap Minwoo sedikit meremehkan.

“Kau tidak mengerti ya?” Ucap Taemin sambil mengacungkan telunjuknya di depan muka Minwoo. “ Dia menanggapimu karena merasa tidak enak. Sedangkan, dia tidak dekat denganku di sekolah karena aku bersikap dingin padanya di sekolah tidak sepertimu.”

“Neomu appo,” Ucap Minwoo sambil menundukkan wajahnya.

“Kau ini namja atau bukan?” ucap Taemin. “Lalu bagaimana dengan Ha Young, bukankah kau bilang bahwa sepertinya dia menyukaimu?”

“Itu masih sepertinya hyeong. Ah…. kau beruntung sekali.” Ucap Minwoo sambil menepuk pundak Taemin.

“Kau yang sabar yah!!” Taemin pun juga menepuk pundak Minwoo. “Kita tak jadi bersaing, karena memang akulah pemenangnya.” Ucap Taemin kemudian dengan nada meledek.

“Terserah kau….”

***

“Mana Na Eun?” Tanya seorang namja berambut pirang pada adiknya yang wajahnya serupa.

“Aku tak tahu, dia bilang dia akan membeli minuman.” Ucap adiknya itu.

“Lalu kemana dia? Kenapa lama sekali, coba telpon dia.” Ucap Jo Youngmin kesal.

Kwangmin merogoh kantongnya dan mengeluarkan hp nya. ia menekan tombol 1, tombol panggilan cepat untuk Na Eun. Pada kenyataannya sekarang kita tahu bahkan Kwangmin tidak menyimpan nomor appanya, eommanya, atau hyeongnya sendiri untuk panggilan cepat nomor 1 akan tetapi untuk Na Eun.

“Na Eun kau dimana?” Tanya Kwangmin saat panggilannya tersambung.

“Aku disini!” Naeun menoel pundak Kwangmin.

“Kau ini kemana saja, ayo pulang!” Ucap Youngmin tterlihat sedikit emosi dan kelelahan.

“Apa kau yakin akan pulang sekarang?” Tanya Na Eun.

“Tentu saja, apa kau tak merasa lelah?” Tanya Youngmin.

“Bagaimana kalau kita makan dulu.” Ucap Na Eun memasang tampang manja.

“Aish… kalian berdua saja sana, aku pulang duluan kalian naik taksi saja nanti.” Ucap Youngmin kesal dan langsung meninggalkan mereka berdua.

“Hati-hati hyeong,” Ucap Kwangmin pada hyeongnya.

“Kwangmin, ini aku tadi membeli sesuatu untukmu.” Ucap Na Eun sambil menyerahkan sebuah kantong kecil yang berisikan kotak.

“Apa ini? Hehe seharusnya kau tidak boleh membelikan barang apapun terhadap namja.” Ucap Kwangmin merasa tidak enak.

“Ini hanya untuk membayar karena telah mengambil kamarmu.” Ucap Naeun polos.

“Gomawo, Na Eun-ah,” Ucap Kwangmin.

~

“Mana namja chingu mu itu?” Tanya Ha Young saat mereka berdua –dengan Krystal- sudah sampai di restoran.

“hahahahaha.”

“Kau kenapa?” Ha Young mengernyitkan dahinya kaget dengan Krystal yang tertawa terbahak.

“Aku….haha… bingung denganmu,” ucap Krystal dengan atwanya yang masih terdengar, bahkan ia mengeluarkan air mata karena tertawa.

“Mwo? Apa yang salah?” Tanya Ha Young bingung.

“Jadi kau percaya kalau aku sudah punya namja chingu?” Tanya Krystal dengan muka menahan tawanya.

“Jadi, maksudmu apa?”

“Aku berbohong Oh Ha Young, hahaha….” Krystal kembali tertawa terbahak.

“Aku mengikutimu dan menemanimu belanja sampai pegal-pegal seperti ini hanya karena ingin melihat namja mu itu dan sekarang kau bilang kalau kau berbohong. Aish…. aku tertipu.” Ucap Ha Young sambil mengacap dambutnya frustasi.

“Aigoo… mianhe. Jadi kau benar-benar ingin melihat namjachingu-ku? Apa aktingku sangat bagus tadi?” Ucap Krystal sambil merapihkan rambut Ha Young yang terlihat berantakan.

“Kau seharusnya ikut casting, pasti kau lolos dan menjadi pemain drama serial terkenal.” Ucap Ha Young dengan nada masih kesal.

“Hufft… jadi selain cantik aku juga berbakat dalam bidang akting ya?” Ucap Krystal mebangga-banggakan diri sendiri sambil mengambil cerminnya dan menatap bayangan wajahnya pada cermin kecilnya itu.

“Huh? Jinjja… Nappeun yeojaaaaa…..” Ucap Ha Young.

“Apa kau bilang???” Ucap Krystal geram.

“Annie.. annie…” jawab Ha Young ketakutan.

***

Kwangmin mengetuk pintu bercat utih di depannya. Ia menunggu seseorang didalam yang akan membuka pintu tersebut dengan penuh harap. Ia sesekali ingin tersenyum. Tapi, ia mencoba untuk mengatur ekspresi wajahnya agar terlihat sedikit cool *halah*.

“Ada apa Kwangmin?” Tanya Na Eun setelah ia membuka pintunya.

“Aku ingin bertanya sesuatu padamu,” ucap Kwangmin.

“Apa itu?” Tanya Naeun.

“Seperti apa tipe ideal mu?” Tanya Kwangmin dengan agak ragu tapi yakin.

“Hahaha… apa maksudmu bertanya dengan tiba-tiba seperti itu?” Tanya Naeun.

“Ada namja yang menyukaimu, tapi dia ingin tahu tipe ideal mu seperti apa,” ucap Kwangmin agak ragu.

“Begini, aku mungkin bisa mendeskripsikan namja tersebut seperti Taemin,” ucap Naeun.

“Taemin, maksudmu Lee Taemin yang di kelas kita?” Tanya Kwangmin.

“Ne. Mmm… tapi, mungkin untuk Taemin aku sedikit belum tertarik. Bagaimana ya? Aku menyukai namja yang pintar dan multitalenta seperti dia, aku menyukai namja yang serius pada waktunya dan dapat bercanda pada waktunya,” ucap Naeun menjelaskan.

“Ne arraseo,” jawab Kwangmin lemah, sedikit kecewa bahwa tipe ideal Naeun seperti Taemin.

“Memangnya siapa namja itu?” Tanya Naeun.

“Dia tidak mau disebutkan namanya.”

“Jinjja? Oh…”

Kwangmin pergi menuju kamarnya setelah itu. Ia berpikir mana mungkin ia dapat menjadikan Naeun yeoja chingunya. Sementara tipe idealnya oadalah namja yang pintar seperti Taemin. Ia sendiri waktu itu pernah meminta Naeun untuk mengerjakan tugas sekolahnya, walaupun tidak jadi.

“Apa mungkin aku akan memilikinya?”

To Be Continue

itu yang tentang pelajaran agak sedikit ngarang yah saya, gaktau di korea ada pelajaran itu apa enggak deh. maaf kalo ada sedikit typo.

18 thoughts on “You’re Mine [Part 5]

  1. Kalo baca ff ini selalu gemes >////<

    apalagi yg banyak cerita nya gini, seru!!!!
    Jadi taemin beneran cinta sama sung rin nih?? Keke ~
    next part ditunggu chingu ^^

  2. Eonnie, daebak FF! lucu deh FFnya… aku tunggu part selanjutnya ya! jgn klamaanOK, SicaXX nunggu>>>

  3. Anyeong unnie 😀
    Ak suka nih sama ff nih. Ak blum pernah baca dri part 1 sih, tapi waktu liat poster d ff ni, menarik banget jadi ak buka..

    Khekhekhekhe ~
    Moga part selanjutnya bisa cepat dipublish ya 😀

  4. Taemin suka sm Sung Rin kan?
    Kenapa ga bilang aja ? Gemes bgt! #gigitbantal
    Kasian Sung Rin yg nungguin tuhh…

  5. Kwangmin….FIGHTING! 😀
    Hehehehe :p

    Taemin kapan nih jadian sm sung rinnya??
    Lanjut ya thor 😀

  6. Wah ceritanya bgus bget…Mian baru komen skrg,soalnya ngebet bget mau baca part slanjutnya 😀
    Next part jgn lama2 ne?
    Ditunggu !!! 😉

Don't be a silent reader & leave your comment, please!