[Chapter 2] Thousandth Letters

thousandthletters

Title: Thousandth Letters

Length: Chapters

Rating: T

Main Cast: Jung Jinyoung (B1A4) – Xi Luhan (EXO M) – Han Sunhwa (OC/Readers) – Seo Gyu Ri (OC)

Genre: Romance (?), Sadness, Drama (?)

Author: Lilaa

Poster: Art Factory

Disclaimer: All characters are belong to god, their family, entertainments (expect OC), and her/himself. Maaf kalau ceritanya gaje dan ehmm.. agak.. bisa dibilang “nggak mungkin” karena disini ada orang yang nulis sampe 1000 surat -_-” ini FF hasil imajinasi aku sendiri~ Maaf kalau ada typo ^^ Happy Reading~

Previous: Prolog | Chapter 1

—– ☀ —–

“Dia masih saja seperti dulu” ucapku sambil melihat fotonya yang tergantung di dinding.

Jinyoung POV.

Setelah dari taman, aku sudah berjanji dengan Gyuri untuk bertemu di mall. Aku memasuki pintu utama mall itu dan menuju ke cafe tempat kita berjanjian untuk bertemu.

“Annyeong Oppa” sapanya saat aku menduduki kursi di hadapannya.

“Ne, Annyeong” jawabku sambil tersenyum.

“Oppa, eommanya oppa tidak tahu bahwa kita berjanjian bukan?”

“Aah,.. Aniyo. Dia tidak tahu soal ini. Dia sedang pergi ke rumah temannya”

Aku memang tidak memberitahu kemana aku pergi ke siapapun kecuali Gyuri karena eommaku selalu melarangku bertemu dan menjalani hubungan dengan Gyuri. Dan eomma selalu melarangku karena dia bilang bahwa aku sudah punya yeojachingu sebelum Gyuri. Cih, mana mungkin?

Aku memulai pembicaraanku dengan Gyuri. Kami tertawa, bercanda, gembira bersama.

Sunhwa POV.

“Ah.. Sudah berapa jam aku menunggu? Lupakan! Aku akan pergi ke mall saja lah” ucapku kesal sambil keluar dari rumah Jinyoung.

Aku berangkat menuju suatu mall dan masuk ke sebuah cafe. Suasana cafe ini ramai, tapi tidak berisik dan juga bagus. Aku duduk di sebuah kursi, lalu memesan sebuah minuman kepada pelayan yang menghampiriku. Setelah itu, aku membuka handphone-ku untuk ber-sms-an dengan Luhan.
From: Han Sunhwa
1.12 am

Luhan, kau sedang apa?

From: Xi Luhan
11.14 am

Sedang menonton TV. Kau?

From: Han Sunhwa
11.15 am

Aku sedang menunggu pesanan minumanku di cafe

From: Xi Luhan
11.16 am

Ooh.. Sendirian saja?

From: Han Sunhwa
11.18 am

Iya. Tadinya sih aku pergi ke rumah Jinyoung untuk menjenguknya, tetapi ia tidak ada di rumah. Jadi, aku pergi ke cafe di mall ini saja deh~

From: Xi Luhan
11.21 am

Geurae.. Selamat bersenang-senang sendiriaaan #oops -____-”

From: Han Sunhwa
11.22 am

Awas ya kau! (9 -____-)9

From: Xi Luhan
11.25 am

Hiii… Ngeri ah.. Kau ini! Yeoja babo :$ mianhe.. Maksudku yeoja mengerikan! 😀 hahaha

From: Han Sunhwa
11.26 am

Hih kau ini 😛 sudah ya, nanti kita lanjutkan lagi. Aku mau meminum minumanku, dan kau.. Tak boleh menggangguku hahahaha

From: Xi Luhan
11.27 am

Yayaya~ whatever lah -,-”

From: Han Sunhwa
11.28 am

Sudah aahh.. >0<”

From: Xi Luhan
11.29 am

Hahaha

 

Aku ikut tertawa membaca sms jawaban dari Luhan. Lalu, aku meminum minumanku yang sudah datang. Tiba-tiba, aku melihat sesosok namja, yang kukenal pastinya sedang bersama yeoja. Ya, orang itu adalah Jinyoung dan pastinya yeoja itu adalah Gyuri. Melihat itu, aku rasanya aku ingin memukul meja yang ada di depanku dan menghampiri mereka. Well, itu saking sakit dan marahnya aku. Tetapi aku tidak mau melakukan hal-hal seperti itu. Bodoh. Pasti pengunjung yang lain akan tertuju padaku dan aku tak tahu apa yang akan mereka lakukan padaku selanjutnya. Mungkin, pemilik café ini akan menemuiku. Molla.

Aku sudah terlalu kesal dan muak melihat semua itu. Aku langsung pergi ke kasir dan membayar minumanku tadi, lalu aku pulang ke rumahku dengan wajah yang kesal + sedih.

“Ah.. apa yang harus kulakukan? Mengapa semua ini terjadi padaku?” ucapku sambil menaruh tas di sebuah kursi di kamarku.

Tiba-tiba, handphone-ku berbunyi. Aku mengangkat telepon itu. Itu adalah telepon dari Luhan.

“Yobseo?” ucapku

“Annyeong, Sunhwa-ya~” ucapnya

“Ne, ada apa?”

“Kenapa suaramu lemas sekali?”

“Aniyo, aku tidak apa-apa”

“Apakah ada hal buruk terjadi padamu?”

“Hmm..”

“Ayo mengaku!!”

“Iya”

“Biar kutebak..”

“Geurae.. tebaklah”

“Hmm.. Jinyoung?”

“Iya”

“Kau bertemu dengannya lagi?”

“Iya, dia sedang bersama orang yang sama seperti di taman tadi. Gyuri”

“Oh.. lalu bagaimana?”

“Aku sudah kesal + sedih melihatnya. Jadi, aku pergi dari café itu”

“Hmm… mmh…”

“Wae?”

“Nothing”

“Oh”

“Sudahlah, istirahat saja dulu, ya?”

“Sebentar! Kau menelponku untuk apa?”

“Sebenarnya, aku ingin mengajakmu bermain besok”

“Main? Main apa? Di playground? Seriously?”

“BUKAAAN!! Maksudku main yaa.. di taman? Pantai? Mall? Café? Anything”

“Hmm… baiklah, jam berapa?”

“4 sore”

“Ne, sampai jumpa besok”

“Ok, annyeong”

“Annyeong”

Aku mematikan teleponku dengan Luhan.

-Keesokan harinya-

Jinyoung POV.

Aku bangkit dari tempat tidur, dan membukakan pintu kamarku. Itu adalah eomma, dia membawa sebuah kotak yang tidak terlalu besar.

“Ada apa eomma?” tanyaku

“Eomma ingin memberimu ini” jawab eomma sambil menyodorkanku kotak itu

“Apa ini?”

“Lihat saja sendiri. Semoga kau bisa mengingat semuanya”

Aku hanya terdiam dan mengambil kotak itu. Eomma-pun pergi dari kamarku.

Aku duduk di kursi kamarku dan membuka kotak itu. Kotak itu berdebu, kusam. Sepertinya kotak ini sudah lama. Didalam kotak itu terdapat banyak sekali foto-foto, kalung, dan lain-lain. Kuambil salah satu foto itu.

Sunhwa.

Di foto itu ada wajah Sunhwa denganku. Latar belakangnya adalah rumah, yang aku tak tahu siapa pemilik rumah itu. Setelah itu, aku mengambil foto kedua yang ada di kotak itu. Foto itu sama seperti tadi, tetapi yang ini terdapat sebuah kue yang dipegang oleh Sunhwa, gadis itu.

Tiba-tiba, kepalaku mulai sakit lagi. Pusing. Mataku berkunang-kunang, otakku memutarkan kejadian foto-foto itu. Foto dan kotak yang sedang kupegeng terjatuh, begitu juga denganku. Terjatuh di lantai.

Author POV.

Saat Jinyoung terjatuh, seorang pelayannya masuk kedalam kamarnya dengan membawa sebuah nampan berisi sarapan pagi Jinyoung. Ia terkejut melihat Jinyoung yang sudah terbaring di lantai.

“Tolooong!! Toloong!! Nyonyaaaa” teriak pelayan itu

Eomma-nya Jinyoung berlari kearah kamar Jinyoung untuk mengecek apa yang terjadi disana.

“A-ada apa?” tanya eomma

“Ini, Jinyoung tiba-tiba sudah terbaring saat saya masuk” jawab pelayan

“Yasudah, ayo taruh Jinyoung di tempat tidurnya” suruh eomma

“Iya”

Akhirnya eomma-nya Jinyoung dan pelayan itu mengangkat Jinyoung keatas tempat tidur. Jinyoung dibiarkan dulu diatas tempat tidurnya. Eommanya tau bahwa itu karena ia telah mengingat masa lalunya lagi.

@Sunhwa’s house— 9.00 am

Sunhwa yang sedang asik mengemil di depan TV-nya mendapati handphone-nya berbunyi. Ia melihat ke layar handphone-nya dan itu adalah telepon dari Luhan. ia mengangkat teleponnya itu.

“SUNHWA-YAAAA!!” seru Luhan dari seberang telepon

“Ne? Tak usah berteriaaak” ucap Sunhwa

“Hehe.. aku terlalu bahagia karena aku bisa pergi bersama temanku” balas Luhan

“Iya, ada apa?”

“Ayo berangkat sekarang”

“Oh, baiklah”

Mereka mematikan telepon mereka dan tiba-tiba Sunhwa mendapat SMS dari eommanya Jinyoung.

From: Eomma II (Jinyoung’s mom)

9.02 am

Sunhwa-ya, Jinyoung lagi-lagi tidak sadar. Eomma rasa dia mengingat masa lalunya lagi. Kau mau kesini?

 

“Jinyoung tidak sadar lagi? Uhmm.. tapi, aku kan sudah berjanjian dengan Luhan… tapi,… hmm” ucap Sunhwa ragu. Sunhwa tidak tahu dia harus pergi ke rumah Jinyoung atau pergi bersama Luhan. akhirnya, terdengar suara ketukan pintu. Sunhwa membuka pintu dan itu adalah Luhan.

“Wae? Kenapa wajahmu bingung seperti itu?” tanya Luhan

“Aniyo, aku hanya bingung” jawab Sunhwa

“Bingung kenapa?” tanya Luhan lagi

Sunhwa menunjukkan SMS dari eomma-nya Jinyoung kepada Luhan. Luhan membaca SMS itu, lalu ia menoleh ke Sunhwa.

“Pergilah ke rumahnya” ucap Luhan

“Tapi, bagaimana dengan kau?” tanya Sunhwa

“Tak apa, sekarang pergilah ke rumah Jinyoung” suruh Luhan

“Beneran?”

Luhan tersenyum dan mengangguk. Sunhwa ikut tersenyum.

“Gomawo~ Kau adalah teman terbaikku Luhan-ah” ucap Sunhwa

Mereka keluar dari rumah Sunhwa dan Sunhwa pergi duluan ke rumah Jinyoung.

“Daaah Luhaan~” ucap Sunhwa sambil melambaikan tangannya

“Daaaahh~” jawab Luhan sambil ikut melambaikan tangannya

“Well, walaupun aku sedih karena aku tidak bisa pergi bersamamu… tapi aku bisa melihatmu senang” batin Luhan.

@Jinyoung’s house.

“Eomma~ Apakah Jinyoung sudah sadar?” tanya Sunhwa kepada eomma-nya Jinyoung

“Eomma masih belum tahu, cobalah tengok ke kamarnya” ucap eomma Jinyoung

“Baiklah” ucap Sunhwa

Sunhwa menaiki tangga dan ia memasuki kamar Jinyoung. Sunhwa melihat Jinyoung yang sudah sadar dan sedang duduk di atas tempat tidurnya sambil membuka sebuah kotak.

“Permisi, Jinyoung-ah” ucap Sunhwa sambil membungkuk & tersenyum

Jinyoung menoleh kearah Sunhwa dan menutup kotak itu. “N-ne? Ada apa?”

“Aniyo, aku hanya ingin menjengukmu saja”

“Memangnya aku sakit? Aku sehat kok, tidak perlu kau kesini”

“Eomma-mu bilang katanya kau tidak sadar lagi tadi, apakah ada sesuatu yang terjadi hingga membuatmu seperti itu?”

“Hmm…”

Sunhwa berjalan mendekati Jinyoung dan duduk di atas tempat tidurnya Jinyoung. Lalu, ia mengeluarkan sebuah kalung berbentuk setengah hati.

“Kau masih ingat ini?” tanya Sunhwa sambil menunjukkan kalung itu

“Kalung itu,..” ucap Jinyoung lalu mengambil sebuah kalung dari kotak yang ia pegang itu. “Sama seperti kalung ini”

“Itu, adalah kalung milik kita” ucap Sunhwa sambil tersenyum

“Kita?” tanya Jinyoung

Sunhwa mengangguk. Lalu Jinyoung melihat kearah kotak itu lagi.

“Apa yang dipirkan yeoja ini? Dia bilang itu kalung kita. Berarti, itu kalung milikku dan miliknya” batin Jinyoung

“Kau masih belum ingat sama sekali?” tanya Sunhwa

“Apa maksudmu?” ucap Jinyoung

“Kau, terkena amnesia.. dan kau lupa denganku” jawab Sunhwa

“Hey, memangnya kau siapa?”

“Aku? Aku adalah yeojachingu-mu”

“Hah, tidak mungkin. Kau? Yeojachingu-ku? Gyuri adalah yeojachingu-ku”

Sunhwa menggigit bibirnya, menahan agar air matanya tidak terjatuh.

“Bagaimana bisa kau menjadi yeojachingu-ku? Kau tahu, eomma selalu memarahiku dan Gyuri, ia selalu melarangku bila aku bersama Gyuri. Dia bilang kau adalah yeojachingu-ku. Kau, Han Sunhwa”

Kali ini Sunhwa sudah tidak kuat lagi. Ia meneteskan air matanya.

“Maafkan aku Jinyoung-ah, maafkan aku saat itu tidak tahu dimana kau berada”

“Untuk apa kau meminta maaf?”

“Maafkan aku”

“Sudah, lebih baik kau pergi saja”

Sunhwa berdiri lalu pergi keluar dari kamar Jinyoung. Dia menghapus air matanya terlebih dahulu agar eomma-nya Jinyoung tidak akan tahu bahwa dia habis menangis di kamar Jinyoung.

“Eomma, aku pulang dulu ya” ucap Sunhwa

“Cepat sekali, kau tidak apa-apa?” tanya eomma

“Aniyo, aku tidak apa-apa” jawab Sunhwa “Aku pulang ya eomma, annyeong” lanjutnya

“Baiklah, hati-hati ya” jawab eomma

Sunhwa mengangguk lalu pulang ke rumahnya.

@Sunhwa’s House

Sunhwa POV.

Seperti biasa, aku mengambil sebuah kertas lalu aku menulis semua tentang Jinyoung.

Apa yang harus kulakukan untuk membuatmu mengingat semua kembali?
Jika aku telah membuatmu mengingatku, bagaimana dengan Gyuri?

Tadi, aku berkunjung ke rumahmu.
Kau..
Berkata seperti itu.
Kau bilang bahwa aku adalah penyebab mengapa eomma-mu selalu melarangmu untuk bersama Gyuri.

Well, maafkan aku Jinyoung.
Ini semua salahku.
Jika aku tahu dimana dan bagaimana keadaanmu saat kejadian kecelakaan itu,
Mungkin semua tidak akan menjadi seperti ini.

Sekali lagi, maafkan aku.

Setelah itu, aku melipat kertas itu dan menaruh di sebuah box yang berisi letter yang sudah kutulis. Ini adalah letter yang ke 983 kutulis. Tiba-tiba, ada sesorang yang memanggilku dari jendela kamarku.

“SUNHWA-YAA!!” teriak sesorang dari luar jendela.

Aku berjalan ke jendela dan melihat siapa yang memanggil namaku tadi.

“Luhan?” ucapku sambil melihatnya yang sedang berdiri di bawah kamarku.

“Ayo pergi!” ajaknya

Aku menghapus air mataku dan mengangguk dengan senyuman yang terukir di wajahku. Aku segera menutup jendela dan berjalan kebawah, ke tempat Luhan berada.

“Mau pergi kemana?” tanyaku

“Kemana saja, asalkan kau tidak sedih lagi” jawabnya

“Mwo? Bagaimana dia bisa mengetahui kalo sedang sedih?” batinku

“Aku bisa melihat tadi kau menghapus air matamu” ucapnya sambil tertawa

“Ho? Sejak kapan kau bisa membaca pikiran orang lain?” tanyaku lagi

“Aku kan pinter” balasnya

“Hish..” ucapku sambil tertawa

“Nah, gitu dong… Kalau kau ketawa kan lebih baik daripada menangis” ucapnya

Aku tersenyum.

“Ayo, naik mobilku saja yah” ajaknya sambil menarik tanganku kearah garasi rumahnya. Aku hanya mengangguk.

Aku dan Luhan pergi ke suatu tempat. Aku juga tidak tahu kemana kita akan pergi, sampai akhirnya ia berhenti di depan Mall dan membeli karcis untuk parkir. Setelah itu, dia memakirkan mobilnya. Lalu kami berdua turun dan mulai memasuki Mall itu.

“Kau tidak bosan kan, ke Mall terus?” tanya Luhan

“Ah,.. tidak” jawabku.

Luhan mengajakku bermain, bercanda, dan lain-lain. Itu semua membuatku lapar.

“Sunhwa-ya, ayo kita kesana!” ucap Luhan bersemangat

“Ya ya, kau duluan saja” balasku sambil menggerakkan kedua tanganku seperti mengusir ayam (?)

Kini, Luhan berjalan di depanku. Sedangkan aku berjalan di belakangnya dengan lemas, atau lebih tepatnya lapar. Tiba-tiba Luhan menoleh ke arahku. “Kau lapar?” tanyanya

Aku diam saja, tak mau menjawab apa-apa.

“Ayo, kita makan” ucapnya sambil menarik tanganku.

5 menit kemudian, aku dan Luhan sudah sampai di sebuah restoran kesukaannya. Dia bilang katanya makanan di restoran ini sih enak-enak. Well, molla..

“Kau mau memesan apa?” Tanya Luhan

“Hmm… apa saja deh, terserah kau saja” ucapku

“Baiklah” balasnya

Dia memanggil seorang pelayang dan memesan makanan untuk kami berdua. 15 menit kemudian, pelayan itu kembali ke meja kami dengan membawa makanan yang sudah Luhan pesan tadi. Aku mulai memakannya. Hmm.. menurutku, enak juga sih makanannya. Daebak!

“Bagaimana makanannya? Enak?” tanya Luhan

“Ne, Daebak!” jawabku sambil menunjukkan satu ibu jari.

Luhan tertawa dan melanjutkan memakan makanannya.

Makanan yang kita makan sudah habis, kami melanjutkan bermain di Mall itu. 1 Jam kemudian, aku dan Luhan pulang.

to be continued…

p/s: Maaf yah kalo pendek. Dan terima kasih banget yang udah mau baca FF-ku. Oh iya, udah kutambahin lagi ceritanya 🙂 Maaf kalo masih terasa pendek (?) Comment please.. Gomawo~

7 thoughts on “[Chapter 2] Thousandth Letters

  1. kasian juga sih kalo sampe jinyoung inget sama sunhwa, entar gyuri gimana?
    ato entar gyuri sama luhan? penuh misterii..

Don't be a silent reader & leave your comment, please!