[FF Freelance] The Best Gift

cover

Title:  The Best Gift || Author: Luan || Rating: T ||Genre: Angst and marriage-life || Length: Oneshoot || Cast: Taecyeon, Suzy || Disclaimer: Sebelumnya aku gk pernah ada niat buat bikin ff dengan plot seperti ini. Tapi tiba-tiba aja, tepat tiga hari sebelum ulang tahun Suzy, aku mimpiin Taeczy dalam keadaan seperti ini. Maka terciptalah ff ini. Semoga ff ini punya feel sekuat mimpi itu. FF ini juga udah pernah di post di salah satu page FB.

Suzy berjalan ke balkon dalam basuhan mentari pagi. Suzy mengangkat telapak tangannya keatas hingga kumparan cahaya itu berkelip di sela-sela jarinya. Kemudian kakinya yg tidak beralaskan apapun kembali melangkah—menyentuh dinginnya lantai. Sampai di ujung balkon lantai dua rumahnya, ia melipat kedua tangannya diatas pagar pembatas yg tingginya hanya sampai dadanya. Wanita cantik ini terdiam disana, menatap pemandangan pagi dengan tatapan kosong.

Sesuatu berhasil mengalihkan perhatian wanita cantik ini—sepasang sepatu bayi yg tersangkut di antara genting-genting rumahnya. Entah apa yang dipikirkan wanita ini, ia menaikan kaki kirinya, berusaha memanjat pagar pembatas itu. Setelah kaki kirinya berhasil, Suzy berkmaksud untuk melanjutkan dengan menaikan kaki kanannya. Namun, seseorang telah menghancurkan rencananya dengan menariknya dari belakang. Suzy hanya diam ketika orang itu memeluknya dengan sangat erat sambil membisikan sederet kata ke telinganya. “Apa yg ingin kau lakukan, eoh?” bisiknya dengan suara yg pelan dan berat. Suzy mendongakan kepalanya—menatap sepasang bola hituam milik orang itu. Sedetik keudian, Suzy menolehkan kepalanya kearah sepasang sepatu tadi—mengisyaratkan bahwa itulah yg ia inginkan.

Orang itu—Taecyeon—Suaminya— mengangguk, menandakan bahwa ia mengeti maksud istrinya itu. Pria betubuh tegap yg masih dalam balutan piyama itu membelai rambut istrinya dengan penuh rasa kasih sayang. “Tunggu disini. Aku yg akan mengambilnya.” Kemudian Taecyeonpun mulai memanjat pagar pembatas tersebut. Setelah berhasil, Taecyeon menurunkan sebelah kakinya pada salah satu dari deretan genting itu. Sambil terus berpegangan pada salah satu pilar pagar, Taecyeon menurunkan lagi sebelah kakinya, kemudian ia mulai menjulurkan tangannya dan mencoba menggapai sepasang sepatu tersebut.

“Ahh,” Taecyeon melompat dari pagar itu dan kembali ke tepi balkon lantai dua rumahnya. “Mengapa benda mungil ini bisa ada di sana,” Taecyeon menepuk-nepuk sepasang sepatu itu—membersihkan Sedikit debu yg menempel disana. “Ige.” Ia pun memberikan sepasang sepatu mungil berwarna putih bersih itu pada istrinya.

Suzy menarik sudut-sudut bibirnya hingga terbentuklah sebuah lengkungan yang indah. “Gomawo.” Suzy memeluk sepasang sepatu itu dengan sangat erat sampai-sampai ia tidak sadar bahwa cairan bening telah jatuh dari pipinya. Lalu uluran tangan suaminya mengantarnya pada sebuah pelukan yg nyaman dan hangat. Isakan tangisnya semkin pecah, begitupun sang suami yg ikut terisak sambil membenamkan kepala istrinya pada dada bidangnya.

Saat ini pasangan ini memang sedang menghadapi titik tersulit dalam kehidupan baru mereka. Kehilangan janin yg sudah di kandung selama tiga bulan tentu sangat merenyuhkan hati keduanya. Ironisnya lagi, dokter mengatakan bahwa terjadi inveksi pada rahim Suzy, yg memungkinkan wanita ini tidak akan bisa mengandung lagi. Kejadian pahit itu terjadi satu tiga bulan yg lalu, saat Suzy sedang dalam sebuah peragaan basana—mengemban tugasnya sebagai seorang model sekaligus designer. Sebuah kecelakaan kecil namun berakibat sangat fatal menimpa Suzy, heels yg digunakannya patah hingga Suzy pun tersungkur. Untuk beberapa detik Suzy masih merasa baik, namun tidak setelah ia merasa seperti ada sesuatu yg mengalir dari pangkal paha ke betis nya, Suzy tidak begeming, nafasnya tercekat, otaknya berhenti berfikir. Lalu, setelah melihat cairan merah pada kakinya, Suzy beteriak—meraung—kemudian menangis.

Tiga bulan setelah hari itu, Suzy selalu terlihat murung, tatapannya selalu kosong, terkadang juga ia sering menangis tanpa sebab. Tapi Taecyeon, suaminya, selalu tersenyum dan bersikap tegar di hadapannya. Bukan karna Taecyeon tidak merasa kehilangan, —Ia merasa kehilangan—Sangat. Itu semua karna ia tidak mungkin turut melakukan hal yg sama, jika ia seperti itu, lalu siapa yg akan menguatkan dan menyemangati istrinya? Beban di pundak Taecyeon pasti semakin berat sekarang.

∞∞∞∞
24.00
5 Oktober 2013
Taecyeon’s House, Cheodamdong, Seoul.

Tidak Taecyeon pungkiri bahwa malam itu adalah malam yg sangat dingin. Suara gemericik hujan yang dipadu dengan gelegar guntur, merusak sunyi nya malam. Taecyeon selalu menoleh ke jendela tiap kali cahaya kilat menyusup lewat sela-sela gordeng ruang kerjanya nya.

Taecyeon mendecah ketika menyadari kopi hituamnya hanya tinggal ampas. Taecyeon melirik ke meja kecil di sebelahnya, ada banyak cangkir di sana. Kemudian ia mengusap wajahnya yg lusuh karna semalaman bertatapan dengan layar komputernya. Taecyeon memanglah seorang pria super sibuk, di banjiri banyak pekerjaan setiap harinya bukanlah hal yg aneh buatnya.

Setelah mematikan komputernya, Taecyeon pun beranjak. Di bawanya setumpuk kertas dan beberapa alat tulis ke ruang tengah rumahnya. Pria bertubuh atletis ini bermaksud untuk mengerjakan semua tugasnya di ruang tengah rumahnya— Ia pikir suasana di ruang kerjanya begitu suntuk sehingga ia tidak henti-hentinya menyusup kopi untuk mengganjal matanya.

Langkah Taecyeon terhenti ketika melewati kamar tidur yg pintunya tidak tertutup. Mata pria ini menatap lurus seorang wanita yg sedang tertidur pulas di dalam sana. Lalu bebagai argument masuk kedalam otaknya — yg sepertinya akan mempengaruhinya untuk segera meninggalkan semua kertas itu dan masuk ke dalam. Benar saja, tanpa ragu Taecyeon pun masuk kedalam kamar itu.

Taecyeon menarik sebuah selimut sehingga menutupi ujung kaki sampai bahu tubuh seorang wanita yg tetidur pulas di bawah selimut itu. Kemudian, Taecyeon mengusap wajah wanita itu dengan penuh perasaan, lalu mencium keningnya. Suara hujan dan guntur sangat ramai terdengar, tapi wanita ini masih pulas dalam tidurnya.

“Bayi-ku!! Tidak mungkin!! Tidak mungkin!!” Tiba-tiba saja bibir wanita ini meracau, padahal matanya terpejam sangat rapat.

Deg

Seketika pria ini berfikir bahwa wanita yg ada di hadapannya ini pasti sedang memimpikan kejadian itu.
Hati Taecyeon terasa nyeri ketika mendengar istrinya mengigau. Mata pria tampan ini seakan-akan tidak sanggup lagi menatap kegusaran yg terpeta pada wajah wanita itu. Di malam yg berhujan itu, Taecyeon perasaan bersalah memburu Taecyeon. Ia baru sadar, ia tidak pernah melakukan apaupun selain bersikap tegar, dan menyemangati istrinya. Lebih dari itu, tidak ada.

“Mianhe.” Satu tetes air mata jatuh telah diantara beribu tetes hujan.

∞∞∞∞

“Jia-ssi, tolong batalkan semua janjiku pada client. Selama tiga hari kedepan, aku akan pergi berlibur.”

Tidak perlu pikir panjang lagi, setelah mengirimkan pesan singkat itu kepada Jia, sekertarisnya, Taecyeon langsung mengaktifkan flight mode pada ponselnya. Alasannya, jika ia tidak segera mengaktifkan itu, balasan Jia yg berupa deretan kalimat yg akan mempersulitnya pasti akan diteimanya sebelum ia sampai ke tempat tujuan.

“Silahkan duduk Jeonha,” Taecyeon Sedikit membukukan badanya ketika mempersilahkan Suzy untuk duduk. “Kau suka ‘kan duduk di dekat jendela?” lalu Taecyeon turut duduk di sebelah istrinya. Istrinya tersenyum lebar sambil menatap pemandangan dari jendela. “Bersandarlah disini. Pernerbangannya akan memakan waktu cukup lama.” Taecyeon menyadarkan kepala istrinya pada bahu bidangnya.

Diliriknya wajah sang istri yg sudah tertidur pulas di bahunya. Kemudian, Taecyeon beralih ke sebuah tas yg berada di pangkuan istrinya. Karna penasaran, Taecyeonpun membuka tas tersebut dan melihat isinya. Ternyata dugaannya benar, Suzy membawa sepasang sepatu mungil itu. Diambilah sepasang sepatu itu, kemudian ia menatapnya lirih. Itu adalah sepatu yg dirancang sendiri oleh Suzy. Saat itu, Suzy sangat berambisi untuk merancangkan sepasang sepatu bayi, kemudian memberikan nya setelah anaknya lahir. Sayangnya, setelah sepatu itu selesai dibuat, Suzy malah kehilangan bayi yg dikandungnya. Kini, sepasang sepatu berukuran mungil berwarna putih bersih dan pink di telapaknya itu, hanyalah perenyuh hatinya.

Seranya helaan nafasnya, Taecyeon kembali memasukan sepatu tersebut kedalam tas.

∞∞∞∞

“Lihatlah! Sangat indah, bukan?”  Seru Taecyeon sambil menunjuk sebuah kanal dengan beberapa perahu kecil di atasnya.

“Indah sekali.” Suzy tersenyum.

“Kau mau naik?”ajak Taecyeon.

“Kau ‘kan tahu aku takut naik perahu.” Suzy mengecutkan bibirnya sambil berpangku tangan.

Taecyeon terkekeh pelan. Rasanya sudah lama sekali ia tidak melihat istrinya menunjukan ekspresi manja seperti itu. “Ayolah! Kau tidak perlu takut! Ada aku di sini.” Ujarnya.

Akhirnya Suzy pun menuruti keinginan Taecyeon. Mereka berdua duduk berhadapan di sebuah perahu kecil dengan seorang pria yg berdiri di bagian belakang, membawa sebuah tongkat yg sangat panjang—mendayung perahu tersebut, sambil menyanyikan sebuah lagu yg sangat khas.

“Suaranya merdu sekali.” Puji Suzy yg mulai lupa akan rasa takutnya.

Taecyeon mendelik ketika mendengar pujian itu di tujukan untuk pria di belakang sana. “Suara ku lebih merdu darinya!” cibir Taecyeon.

“Oh ya?” ledek Suzy.

“Kau mau bukti, ya?”

Suzy mengangguk pelan sambil menahan tawanya.

Taecyeon mengambil nafas dalam-dalam. Kemudian ia pun mulai bernyanyi dengan sepenuh hatinya, “Nothing better.. Nothing better.. Than you..” sangat merdu nyanyian Taecyeon mengalun di telinga. Bersama suaranya yg sedikit serak dan berat, membuat nyanyianya semakin indah untuk di dengar. Dan setelah menyanyikan lirik itu, Taecyeon tersenyum sambil membelai rambut istrinya, Suzy.

“Hanya lirik terakhirnya saja?” protes Suzy yg merasa tidak puas.

Taecyeon tertawa mendengar celotehan manja itu. “Walaupun hanya lirik terakhirnya saja, yang penting itu ku nyanyikan dengan penuh perasaan. Dan itu hanya untukmu, sayang.” Rayu Taecyeon sambil mengusap pipi Suzy.

Suzy tidak bisa memungkiri bahwa kini ia merasa pipinya memanas. Yang dikatakan Taecyeon padanya mampu membuat pipinya merah dan seakan-akan raganya melayang. “Gombal.” Suzy menundukan kepalanya—takut Taecyeon melihat merah padam di pipinya.

“Haha.. Lihat! Pipi mu merah!”goda Taecyeon.

“Ya! Kau harus bertanggung jawab karna sudah membuat pipiku menjadi merah seperti ini!”

Sekali lagi Taecyeon tertawa lepas melihat tingkah istrinya. Setelah itu, ia segera mendekap istrinya kedalam pelukannya. Memberikan kehangatan nya pada orang yg sangat dicintainya itu. “Bagaimana ini? Aku sangat mencintaimu.”

Suzy terlihat seperti sudah melepaskan semua bebannya—membuat Taecyeon berkata dalam hatinya bahwa memang liburanlah di butuhkan oleh istrinya. Hari itu, senja dilepas oleh gelak tawa bahagia dari sepasang hati. Membiarkan mentari membawa semua ceritua sedih itu. Walau mereka tahu, esok mentari akan terbit dan membawanya kembali.

∞∞∞∞

Dua hari sudah sepasang suami-istri ini menghabiskan waktu mereka dengan penuh canda tawa. Terbitnya mentari yg membawa ingatan pahit itu seakan sudah terabaikan oleh adanya tawa yg selalu menggema. Tapi, bunga yg layu tidak berarti mati, bukan? Saat tetesan air menyentuhnya, ia kan segar kembali.

Saat itu Tacyeon hanya bisa diam dan menatap seorang wanita yg berdiri di tengah gumaparan pasir dengan kaki yg telanjang dari kejauhan. Wanita itu membiarkan rambut hitam panjang nya terurai sehingga angin lautpun dapat dengan leluasa memainkannya. Ditemani dengan dress putih bersihnya, wanita itu berdiam dengan gerak bola mata yg selalu tertuju pada pemandangan yg ada di hadapannya. Lalu hati Taecyeon kembali berbisik ketika melihat raut yg saharusnya tidak ada pada wajah cantik nan ayu itu. “Tolong jangan bawa ingatan pahit itu lagi padanya.” begitulah bisik hati nya. Selalu mengulang kalimat yg sama setiap kali sosok wanita itu jatuh di retinanya.

Terlihat sebuah jejak setiap kali Taecyeon menginjakan kakinya di atas hamparan pasir putih itu. Tapi jejak-jejak itu tidak bisa bertahan lama karna sapuan sang ombak dan angin yg selalu menyantapnya. Hingga tidak ada lagi jejak kaki Taecyeon pada gumparan pasir putih itu selain kakinya yg berdiri bernaung pada pasir. Taecyeon menghentikan langkahnya kala sosok wanita itu sudah berada tepat di hadapannya. Pria ini mengulurkan tangannya—merengkuh tubuh wanita itu dengan begitu erat. Lalu ia pun membisikan sederet kata, “Apa yg sedang kau lihat, chagi?” bisiknya.

Wanita itu memejamkan matanya. Kemudian telapak tangannya yg putih dan halus itu mengusap perutnya secara perlahan. “Jika saja dia masih di dalam sini, perutku pasti sudah sebesar wanita itu.” Lalu ia kembali membuka matanya dan menatap seorang ibu hamil yg duduk di tepi pantai.

Nafas Taecyeon tercekat seketika. Bibirnya seakan membeku dan tidak mampu lagi untuk berucap.

“Aku punya sebauh lelucon yg sangat lucu,” Kalimat itu menluncur begitu saja tanpa dipikirkan dahulu olehnya.

Raut muka wanita itu berubah seketika. Kerutan di keningnya menandakan bahwa wanita ini sedang kebingungan.

Taecyeon memutar bola matanya ke segala arah. Ia mencoba mencari-cari hal yg mungkin bisa di jadikannya lelucon. “Kau tahu kenapa Patrick bodoh?” ucapnya asal.

Sepertinya yg diucapkan Taecyeon benar-benar ampuh untuk mengalihkan perhatian wanita yg sedang di peluknya ini. Hanya dengan satu kalimat bodoh yg dikatakannya, gadis ini sekekan-akan termatrai dan lupa dengan hal yg ia pikirkan sebelumnya. “Molla. Kenapa?”

“Karna ia tinggal di laut dan terlalu banyak meminum air asin!! Hahaha..!”

Krik.. Krikk.. Krikk

Saat mendengar lelucon bodohnya itu, jangankan tertawa, mengukir sedikit senyumum saja tidak. Wanita ini hanya diam melongo sambil menatap suaminya yg menertawai lelucon bodohnya itu. Taecyeon benar-benar ceroboh ketika memilih kalimat itu sebagai lelucon nya. Tapi bagaimana pun, itu adalah kecerobohan yg sangat manis yg dilakukan seorang pria. Ia tidak takut terlihat bodoh hanya untuk berusa menghibur kegundahan istrinya.

“Mengapa tidak tertawa? Itu sangat lucu, bukan?”

“Sama sekali tidak!!” jawab wanita itu terang-terangan.

Taecyeon mengecutkan bibirnya. “Tidak peduli! Kau harus tertawa!” kata Taecyeon sambil berusaha untuk menggelitik pinggang istrinya, Suzy.

Suzy menggeliat karna kelitikan Taecyeon. “Tidak mau!!” Lalu, Suzy mendorong Taecyeon agar terlepas dari gelitikan pria itu. “Ayo, kejar dulu!! Dan aku akan tertawa jika kau berhasil menangkap ku!!” Ia pun meledek pria itu, kemudian lari menjauh darinya.

Raut sumringah istrinya telah tertangkap bola matanya. Wanita itu berlari-lari dengan manja nya diatas gumparan pasir. Menarik setiap sudut bibirnya seraya langkah kakinya yg terus menjauh. “Aku berhasil.” Pekik Taecyeon dalam hati.

“Awas kau ya!! Aku akan menangkapmu!!!”

∞∞∞∞

Letak kamar hotel mereka yg menghadap pantai, membuat pasangan ini tidak kesulituan untuk menikmati ke indahannya. Hanya perlu menoleh ke jendela, dan hamparan laut bersama obaknya akan nampak. Lambaian daun kelapa yg mengucapkan perpisan pada mentari pun terlihat begitu indah dari sini.

“Ku dengar ada sebuah acara megah di salah satu aula hotel ini.” Kata Taecyeon sambil mendekat kearah Suzy yg melamun di depan jendela kamar.

“Eoh? Acara apa itu?”

“Bagaimana jika kita melihatnya sendiri? Lagi pula, bukankah ini malam terakhir kitua berada disini? Jadi, mari kita habiskan waktu kita untuk bersenang-senang.” Ajak Taecyeon saraya senyuman manis yg terukir di wajah tampannya.

Suzy ikut tersenyum kala suaminya itu mengumbar senyum manisnya. “Baiklah. Ayo!” Kemudian tangannya yg dingin bertautan dengan tangan hangat milik suaminya.

Pasangan itu pun beranjak dari kamar mereka. Awalnya mereka sedikit kesulitan untuk menemukan aula dimana acara tersebut berlangsung. Tapi akhirnya, berkat bantuan salah seorang pelayan hotel, mereka pun dapat menemukan letak aula tersebut. Tanpa pikir-pikir panjang lagi, mereka pun memasuki aula dan mulai berbaur dengan acara yg dari luar saja sudah terlihat sangat meriah tersebut. Begitu masuk, indra pendengaran Taecyeon dimanjakan dengan alunan music klasik, matanya juga ikut dimanjakan dengan dekorasi dan benyak patung yg memamerkan busana-busana yg indah. Saking terpesona dan menikmati hal-hal yg berada disana, Taecyeon sampai lupa bahwa ini adalah pameran busana— hal yg mungkin akan membuat Suzy kembali teringat dengan kejadian menyeramkan itu. Dan benar saja, ketika Taecyeon menoleh kearah istrinya itu, kegundahan terpeta jelas di wajahnya. “Aku rasa acara ini sangat membosankan. Ayo kita pergi ke tempat lain!” ajak Taecyeon untuk mengalihkan perhatian Suzy. Tapi Suzy diam saja tidak mau menjawab. Ia justru melangkah lebih jauh dan ketika melihat kerumunan orang-orang yg nampak mengelilingi sebuah panggung.

Ternyata yg dilihat Suzy dari kejauhan itu bukan lah orang-orang yg mengerumuni sebuah panggung, melainkan orang-orang yg duduk tenang sambil menyaksikan beberapa orang wanita cantik yg berlenggak-lenggok di atas catwalk.  Saat itu Suzy terdiam diantara keramaian yg mengelilinginya. Matanya tidak bisa lepas dari model-model itu— kemanapun, apapun, yg dilakukan model-model itu diatas catwalk, Suzy tidak bisa melepaskan pandangannya dari sana.

“Chagiya, ayo kita pergi dari sini!” Sekali lagi telinga Suzy menerima perintah itu dari Taecyeon. Tapi ia tidak menggubrisnya. Jelas saat itu Suzy benar-benar tidak bisa mengendalikan dirinya sehingga ia pun terus diperbudak oleh kenangan buruk yg terus terputar diotaknya itu. Mata ataupun telinganya seakan-akan sudah tertutup untuk hal lain selain catwalk dan orang-orang diatasnya. Melihat model-model itu berlenggak-lenggok di atas catwalk, seakan-akan ia sedang menyaksikan dirinya di masa lalu.

Orang-orang berdiri dan berseru ketika melihat salah satu dari model itu terjatuh karna heels yg digunakannya patah. Satu-persatu orang-orang mendekat dan menolong model tersebut berdiri kembali. Dan air mata Suzy jatuh, ia menangis sesegukan ketika melihat kejadian itu.

“Kau kehilangan bayi-mu”
“Kau mengalami inveksi pada rahim mu”
“Tidak mungkin!!”
“Bayi-ku!!!”

Seperti kaset rusak, kejadian pahitu itu terus berputar-putar di otaknya. Bagaimana suasana saat itu, aroma, suasana, bahkan teriakannya saat itu, sangat jelas dan nyata. Semuanya terasa seakan-akan semua kejadian yg baru saja terjadi ini, hanyalah untuk membuat dirinya teringat kemudian tersiksa dengan kejadian pahit yg terus mencabik-cabik hatinya.

“Ayo kita pergi dari sini!!” Ternyata bukan hanya jatuhnya model itu saja yg dapat menarik perhatian seluruh pengunjung, teriakannya barusan turut mengundang para pengunjung itu untuk mengalihkan perhatian pada nya. Tapi Taecyeon tidak peduli dengan orang-orang yg menatapnya heran itu, yg ia pedulikan adalah wanita yg ada di hadapannya itu.

“Ok Suzy!!” Sekali lagi Taecyeon berteriak karna sudah tidak kuat lagi jika harus melihat istrinya menagis karna teringat lagi akan kejadian itu. Taecyeon tidak kuat melihat wajah Suzy yg kalut dan di banjiri air mata. Tapi Suzy hanya diam saja. Terpaksa Taecyeonpun menarik Suzy secara paksa walaupun wanita itu terus meronta dan minta dilepaskan.

“Lepaskan!!” Sesuai dengan yg diinginkan istrinya, Taeyeonpun melepaskannya saat mereka telah berada jauh dari keramaian.

“Lupakan kejadian buruk itu, Suzy-ya!! Mengapa kau selalu mengingatnya, hah?!” hardik Taecyeon seraya matanya yg tajam terus menatap mata Suzy yg kalut.

Suzy mengusap air matanya. “Apa kau pikir aku ingin mengingatnya?” Suzy pun mulai menyuarakan isi hatinya untuk melakukan pembelaan.

Taecyeon diam.

“Kejadian itu terputar dengan sendirinya. Kau tahu betapa sakitnya saat itu terputar di otak ku?”

“Mianhe.” Taecyeon berusaha untuk menggenggam tangan Suzy , tapi wanita itu malah menampinya dengan kasar.

Sekali lagi Suzy mengyengka air mata yg jatuh dari pipinya. “Tolang biarkan aku sendiri. Jangan mencoba mengikuti ku jika kau benar-benar mengerti perasaan ku.”

Dan Taecyeonpun sudah tidak bisa melakukan apapun lagi jika sudah seperti ini. Menatap punggung istrinya yg berangsur-angsur menjauh adalah salah satu hal yg bisa di lakukannya saat ini.

∞∞∞∞

Taecyeon semakin frustasi ketika tidak juga menemukan istrinya di dalam kamar hotelnya. Ini sudah yg ke sekian kalinya Taecyeon berputar-putar keseluruh penjuru hotel dan kembali ke kamar, tapi tatap saja Suzy tidak dapat di temukannya. Karna merasa begitu kesal dan frustasi, Taecyeonpun menendang segala hal yg ada di dekatnya untuk melampiaskan perasaannya. “Aaargh!!” teriaknya sambil menoleh kearah jendela. Saat itulah, secara tidak sengaja, ia melihat sosok yg sangat familiar dimatanya, berdiri sendiri di tepi pantai yg ombaknya terlihat ganas dan siap melahap wanita lemah itu. “Suzy.” pekik Taecyeon.

“Suzy-ya!!” Dari kejauhan Taecyeon sudah berteriak meneriaki nama wanita itu. Tapi wanita itu sepertinya enggan mendengar, yg dilakukannya hanyalah terus berjalan hingga tidak terasa air laut sudah merendam ujung kaki sampai betisnya.

Taecyeon berlari sekuat tenaga—takut ombak yg bergulung-gulung itu akan menelen wanita yg di cintainya. Angin laut berhembus sangat kencang, tapi tidak cukup kencang untuk menyingkirkan bulir-bulir peluh dari permukaan kulit Taecyeon. Hingga tiba saatnya saat dinginnya air laut menerpa kakinya, pria ini tidak gentar sama sekali. Ia terus berlari walau air laut itu seakan memasung dan menahan langkahnya.

“Apa yg sedang kau coba lakukan?” Taecyeon menarik tangan wanita yg sebagian tubuhnya sudah terendam air laut itu. Lalu keduanya saling menatap, begitu dalam, tidak peduli dengan laut yg siap menelan mereka kapan pun.

“Membuang benda itu.” jawab Suzy sambil menatap sepasang sepatu mungil yg terombang-ambing jauh di sana.

Taecyeon menghela nafas panjang. Kemudian ia mengacak-acak rambutnya, menandakan ia benar-benar frustasi sekarang. Seraya dengan tangan yg diletakkan di pinggang, Taecyeon berfikir—mencoba mempertimbangkan beberapa hal yg muncul di otaknya. Dan setelah memutuskan…

Byurrr

Taecyeon menyeburkan dan mencoba berenang untuk kembali membawa sepatu mungil itu kembali. Gulungan obak yg ukurannya sangat besar itu sama sekali tidak di takutinya. Entah mengapa Taecyeon yg terkenal begitu pintar dalam mengambil keputusan, kini terlihat begitu bodoh dan gegabah. Ia rela bertaruh nyawa dengan laut dan ombaknya yg ganas itu hanya untuk sepasang sepatu mungil berwarna putih.

Tubuh pria itu mulai terlihat muncul ke permukaan. Taecyeon berhasil merampas sepasang sepatu itu dari rengkuhan sang laut. Kemudian sosok istrinya yg masih diam di tempat kembali tertangkap oleh pengelihatannya.

“Bukankah kau bilang benda ini menggambarkan seluruh harapanmu?” ucap Taecyeon sambil memegang bahu istrinya. “Jika kau membuang ini, itu sama dengan membuang harapanmu, sayang,” Lalu ia pun menarik tubuh wanita itu kedalam pelukannya. “Semua tebing itu terjal. Dan di balik tebing yg terjal itu pasti ada sesuatu yg indah. Kau harus kuat, kau tidak boleh lemah.” Satuan kata tak berabjad itu pun mengalun indah di telinga yg mendengarnya.

∞∞∞∞

10 oktober 2013

Harusnya saat ini pasangan itu sudah kembali ke kediaman mereka dan beristirahat dengan nyaman disana. Sayangnya, saat mereka baru saja keluar dari kamar hotel, tiba-tiba saja Suzy pingsan dan tidak sadarkan diri. Sehingga ia pun harus di larikan kerumah sakit dan membuat Taecyeon kembali diburu kecemasan.

Taecyeon duduk di salah satu kursi tunggu di rumah sakit. Kepalanya tertunduk dan tangannya kembali mengacak rambut nya sekali lagi. Perasaan nya benar-benar kacau—ia pikir bahwa wanita itu menjadi seperti ini pasti karna kejadian semalam. Tapi, walau berulang kali berusaha yakin pada hal itu, tetap saja Taecyeon tidak bisa benar-benar meyakininya. “Bahkan aku belum sempat mengucapkan selamat ulang tahun.” Bisik hatinya.

Deg.

Taecyeon bangkit  dari kursinya saat mendapati seorang dokter berdiri tepat didepannya. “Bagaimana keadaan istriku, dok?” dan perasaan khawatir dalam hatinya semakin liar.

Dokter itu tersenyum dan memegang bahu Taecyeon, “Istri anda baik-baik saja, hanya kelelahan. Mungkin karena faktor dari kehamilan.”

Taecyeon tersentak mendengar kabar itu. Ia menyerngitkan keningnya sambil menggelengkan kepalanya sesekali—menyakinkan dirinya bahwa yg baru saja di dengarnya itu adalah salah. “Bisakah kau mengulangnya lagi, dok?”

Dokter itu tersenyum, kemdian ia kembali menepuk-nepuk pundak Taecyeon. “Usia kehamilan nya baru menginjak minggu ke-dua. Jaga dia baik-baik. Jangan biarkan ia terlalu lelah.” Ujar dokter tersebut sambil terus menepuk-nepuk pundak Taecyeon.

Seketika senyuman Taecyeon merekah lebar. Hatinya benar-benar senang—saking senangnya ia sampai memeluk dokter tersebut dan mebuatnya begitu terkejut. “Yess!!! Istriku hamil!!” serunya dengan begitu kencang hingga menggema ke seluruh penjuru rumah sakit.

∞∞∞∞

10 oktober 2013

Seorang dokter mendekati Taecyeon dan Suzy yg sudah tidak sabar untuk mendengar kabar darinya. “Aku sudah berusaha sebaik mungkin. Tapi maaf, kau harus kehilangan bayi-mu.” Dan berita yg sanangat amat buruk lah yg di dengar oleh keduanya.

“Tidak! Katakan ini tidak benar! Ini tidak benar ‘kan, yeobo?” racau Suzy.

Tapi Taecyeon diam saja, membuat Suzy semaikin gila dengan perasaan kehilangannya. “Tidak mungkin!! Bayi-ku! Tidak mungkin!!”

Suzy membuka matanya lebar-lebar untuk membaskan diri dari mimpi buruknya. Di balik kelamnya mimpi, saat menghadapkan diri pada kenyataan Suzy melihat sebuah keindahan. Semakin lama- semakin jelas wajah Taecyeon bersama sebuah kue ulang tahun masuk kedalam pengelihatannya.

“Selamat ulang tahun, sayang!” senyum berseri-seri serta ucapan manis dari bibir Taecyeonlah yg didapatnya ketika baru saja membuka kedua kelopak matanya.

Suzy berusa untuk bangun dan duduk, namun ia masih sangat lemah hingga Taecyeon pun harus turun tangan untuk meolongnya agar bisa duduk. “Pelan-pelan saja,” Ujar pria tampan itu. Suzy pun tersenyum lepas.

“Ayo! Sekarang ucapkan doa lalu tiup lilinnya!” Suzy pun menurut, ia pejamkan matanya serya sederet do’a yg dipanjatkannya. Selesai berdoa, Suzy membuka matanya lalu meniup lilin yg menyala diatas kue ulang tahunnya.

Taecyeon menyingkirkan kue tersebut dan meletakkanya diatas meja di dekat ranjang. “Selamat ulang tahun.” Sekali lagi Taecyeon mengucapkan kalimat itu setelah mengecup kening Suzy.

“Kau selalu membuatku tersenyum. Gomawo.” Kata Suzy sambil mengusap pipi suaminya itu.

Taecyeon tersenyum. “Oh ya? Doa apa yg kau panjatkan tadi?” tanya Taecyeon tiba-tiba. Namun, belum sempat menjawab, Taecyeon sudah menjentikkan jarinya di depan wajah Suzy sambil berkata, “Permintaan dikabulkan,” Dan membuat Suzy semakin bingung dengan tingkahnya.

“Ini! Aku punya kado yg sangat special untuk mu.” Taecyeon mengeluarkan sebauh amplop coklat yg di beri pita berwarna putih dari balik punggungnya.

Suzy menyerngitkan keninggnya—ia semakin bingung. Tumben sekali Taecyeon memberikan kodo dengan amplop coklat sebagai pembungkusnya. “ige mwoya?” tanya bingung.

“Buka saja.”

Suzy membuka amplop tersebut, lalu dilihatnya secarik kertas putih yg ditorehkan dengan tinta hitam di dalamnya. Ia menarik kertas itu keluar, kemudian mulai membaca satu persatu dari deretan kata yg tertera di sana. Setelah itu, air mata Suzy jatuh satu-per satu ketika mengetahui bahwa itu adalah surat dokter yg menyatakan tentang kehamilannya. “Apa ini mimpi?” pekiknya di tengah isakan.

Tidak terasa air mata Taecyeon ikut jatuh saat melihat istrinya menangis. “Kau tidak bermimpi.” Jawabnya dengan air mata kebahagiaan yg terus jatuh.

Seketika Suzy menghempaskan tubuhnya kepelukan Taecyeon, suaminya. Ia membenamkan kepalanya pada dada bidang pria itu, lalu terisak disana. Di hari itu ia sadar, yg dikatakan Taecyeon saat itu benar adanya. Memang tidak ada tebing yg tidak terjal. Menjadi kuat dan pantang menyerah memanglah satu-satunya jalan agar dapat melihat keindahan di balik terjalnya tebing itu.

——— T H E   E N D ———

Hehehe 😀 Mianhe kalo ceritanya absurd. Tapi terima kasih udah mau baca ;D

38 thoughts on “[FF Freelance] The Best Gift

  1. woahhhh daebak! aku suka taeczy couple >.< keren thor,tata bahasanya bgus bgt! apalagi genre nya marriage life 🙂 kalo bisa bkin sequelnya yaaa.. sampe baby ok nya lahir.. kalo bisa ampe punya ade lg juga gpp. wkwkwk. d tgu ff taeczy lg ya thor,yg mereka nya udah nikah kaya gni.. taec nya dewasa bgt. love it :*

  2. Wuah keren! Sweet banget huhu
    Aku ngebayangin betapa bahagianya suzy waktu nerima surat kehamilan itu, pasti seneng banget
    Nice ff..

    • Ne sebenernya itu juga ide ceritanya aku dapetin lewat mimpi, aku mimpiin mereka dalam kondisi kaya gitu. Btw, makasi udah baca 😀

  3. Sedih, kecewa, marah, romantis, bahagia smua na ada d dlm ff ini. Smua na komplit pake bgt!
    & saya new readers dsni, slm kenal…

    • Ne sebenernya itu juga ide ceritanya aku dapetin lewat mimpi, aku mimpiin mereka dalam kondisi kaya gitu. Btw, makasi udah baca.
      Salam kenal juga ya Shiny, aku juga baru pertama kali ngirim freelanhe di sini 🙂

    • Ne sebenernya itu juga ide ceritanya aku dapetin lewat mimpi, aku mimpiin mereka dalam kondisi kaya gitu. Aku aja ampe nagis waktu mimpiin itu (Authornya lebay nih -__-). makasih ya udah nyempetin baca 😀

  4. Thor aku suka bgt sm ceritanya…kata”ny jg pas jg feelnya tambah dapet ^^
    Need sequel nih thor sampe aeginya lahir…biar kebahagian taeczy lengkap hehe
    Ditunggu ff suzy lainnya ^^

  5. Tuhan mmberikan cobaan pda manusia tdk mungkin dluar btas kmampuan manusia itu sndri kcuali manusia itu ttap brusaha dn tdk prnh terpuruk dr msa lalu :’) ak ska bgt ff ini :’D ap lgi karakter taecyoen

    • Bener banget! Sebenernya itu hal yg pengen aku sampaikan lewat ff ini 🙂 Suatu hasil tidak akan tersa manis tanpa pengorbanan, anggaplah kegagalan kita sebagai pengorbanan yg harus kita berikan untuk mencapai hasil yg kita inginkan 😀 *behh.. authornya jadi bijak gini -__-*

  6. Bgus bnget ffnya..feelnya benar2 dapet sampe ga sadar aku nangis pas suzy dinyatakan hamil…
    Taec benar2 suami idaman..huhuhu taeeec aku padamuuu lah kkkk

    Suka pke bnget thor sama ffnya…ditunggu ff suzy lainnya

  7. nemu ff taeczy yeey…
    udah lama ga baca taeczy padahal ini first otp aku haha
    semakin berjalannya waktu mrk terlihat seperti kk adek tp setelah baca ff ini feel taeczy nya kerasa lagi
    taecyeonnya namja bgt haduuhh jd pengen :p

Leave a reply to Luan Cancel reply