[FF Freelance] Ghost Melody (Chapter 1)

ghost-melody

Title                 : Ghost Melody Chapter 1

Author             : Quorralicious

Length              : Chaptered

Rating               : PG 13+

Genre                : Horror, School Life, Romance

Main Cast        : Yoona dan Baekhyun

Pairing              : Baekhyun dan Yoona

Other Cast        : Chen, Sehun, dan Kai

Quote                 : Sing a song and i will come to you…just wait for me…

Credit Poster  : Kissmedeer artposter at posterdesigners.wordpress.com

Disclaimer        : Cerita murni khayalanku dan cast hanya milik Tuhan dan Keluarganya

A.N                       : WARNING Typo bertebaran, SIDERS please go away, TRUE READERS yook merapat ^^

 

“Ya! Baekhyun ah, siniii, cepat kesini!” panggil Yoona sambil memasuki sebuah gedung tua, gedung tua yang berada dibelakang sekolah kami, “Ne, Yoona ahjumma!” gerutuku sambil melangkah malas menuju gedung tua itu.”Ya!!jangan kau pikir aku tidak mendengar gerutuanmu tadi, kau pikir aku seorang ahjumma hah?” omel Yoona dari dalam. Gedung tua ini dulunya adalah ruangan musik yang sengaja dibangun terpisah dari gedung utama sekolah, alasannya agar para murid bisa dengan tenang melatih kemampuan bermusik mereka disini. Aku Byun Baekhyun, murid pindahan dari Incheon, aku pindah ke Seoul karena pekerjaan appaku Sungmin yang dipindahkan ke daerah Seoul. Dan yeoja berambut hitam lurus itu, dia adalah Yoona lebih tepatnya Im Yoona yeoja yang baru aku kenali selama sebulan itu dia sekelas denganku, sama sepertiku dia juga murid pindahan dari Busan yang membedakannya denganku adalah dia pindah karena nenek yang membesarkannya selama di Busan telah meninggal dunia oleh sebab itu sekarang ini dia tinggal di Seoul bersama ibunya yang sejak kecil baru dua kali dia temui, dia adalah seorang korban perceraian kedua orangtuanya maka tidak heran jika nilai dia buruk sekali dan sikapnya disekolah tidak terlalu disiplin, tapi aku tahu sebenarnya dia adalah gadis baik hanya saja dia selalu menutupi kebaikannya itu dengan bersikap kasar dia takut kebaikannya itu bisa menjadi bumerang baginya sendiri.

“Kau yakin ingin membangun kembali popularitas sekolah kita sebagai sekolah yang dikenal akan kemampuan musik murid-muridnya? Kau ingin aku membantumu dan menjadi wakil ketua ekstrakurikuler ini? yang benar saja!” ledekku disertai cekikikanku yang benar-benar menyebalkan, semoga saja dia memang hanya bercanda dan tidak serius dengan pikirannya membangun kembali image ekstrakurikuler seni musik ini.”Aku serius Baekhyun-ah, yakinlah kita berdua bisa membangun ekstrakurikuler ini kembali bahkan jika anggota itu hanya terdiri dari aku dan kau dengan suara emasmu dan julukanku sebagai Queen of Dance bisa membuat kita berdua menjadi duo yang hebat dalam menciptakan musik!” kata Yoona dengan semangatnya yang menggebu-gebu sambil mencari sapu untuk membersihkan bagian panggung gedung ini. “Baiklah kalau itu memang maumu Nona Im,” lirihku tak bisa lagi aku melawan keinginan yeoja satu ini, meski baru mengenalinya selama sebulan tapi aku sangat hafal dan sudah tahu tabiatnya jika dia sudah marah dan tidak menyukai sesuatu dan aku tidak ingin menjadi korbannya. “Tapi kau tidak merasa suasana yang aneh selama memasuki gedung ini?” ujarku sambil mengusap tengkuk, mataku kuedarkan ke sekeliling ruangan yang memang luas dan sangat kotor ini, ruangannya masih dipenuhi oleh sarang laba-laba yang bisa jelas terlihat diatapnya. Tanpa berpikir panjang akupun mencoba memainkan piano yang terletak dipojok panggung dengan kemampuanku yang pas-pasan aku mencoba memainkan lagu lama yang baru saja kupelajari dirumah. Dentingan piano yang masih terdengar kurang bagus itu mulai memenuhi gedung tua ini, beberapa detik kemudian Yoona yang sedari tadi sedang fokus membersihkan gedung tua ini ikut bernyanyi mengikuti irama dari denting piano yang kubuat ~Andwaeyo it’s my turn to cry naega halgaeyo, Geudaeui nunmul moa, It’s my turn to cry naege matgyeoyo, Geu nunmulkkaji this time this time yeaah…. Beorilppeonhaetdeon baraen sajindeul, Neomu a…~ kenapa Yoona tidak melanjutkan nyanyiannya? Ujarku yang sedari tadi sibuk memerhatikan tuts piano yang ada dihadapanku saat aku mengangkat kepalaku untuk melihat Yoona, kulihat Yoona sedang berdiri diam tak bergeming raut wajahnya menjadi sangat pucat, seputih kapas aku yang melihatnya seperti itu mulai khawatir dengannya, kucoba memanggil namanya “Yoona-yaa…” gumamku sambil tidak berhenti menatapnya aku berdiri dan mencoba melangkah mendekatinya, dia tidak menjawab panggilanku dan hanya diam menatapku seperti ada sesuatu dibelakangku kuharap ini hanya becandaan dia saja karena sekarang aku mulai ketakutan dibuatnya.

”YA!! Yoona-ya jangan bercanda lagi aku mohon..” ujarku saat itu tubuhku dengannya hanya berjarak satu meter wajah pucatnya semakin jelas kulihat dan peluhnya mulai bercucuran dari pelipis kanan dan kirinya, suasana di gedung tua ini semakin hening tanpa dentingan piano dan hanya ada gema dari suaraku yang sejak tadi mencoba memanggil namanya hawa dari gedung ini mulai tidak menyenangkan, sangat dingin dan gelap seiring dengan sore hari yang berubah menjadi malam. Hawa dingin itu seperti mendekatiku, kupegang tengkukku perlahan karena aku merasakan seperti ada yang benda dingin yang berada tepat ditengkukku, dingin sekali pikirku, lalu tanpa aba-aba yang pasti aku langsung memegang tangan Yoona, wah dingin sekali tangannya keringat dingin mengucur dari tangan Yoona yang lembut itu saat aku pegang tangannya dia menundukkan wajahnya seolah-olah ingin menghindari sesuatu yang tidak ingin dia lihat. Tanpa berpikir lama aku sudah yakin bahwa kita berdua harus keluar dari gedung tua ini secepatnya, aku eratkan pegangan tanganku dan menarik tangannya hingga tubuhnya ikut tertarik menuju pintu keluar gedung tua ini. Saat aku menoleh kebelakang kulihat ada seseorang disana melayang, meski tidak jelas aku sangat yakin seseorang tengah berada disana tepatnya berdiri dibelakang piano yang barusan aku mainkan, aku tak mampu lagi untuk melihatnya juga karena suasananya yang semakin gelap dan mencekam aku putuskan untuk menarik lagi Yoona sekuatku menuju gedung utama sekolah kami setidaknya disana lebih terang daripada di gedung musik tadi yang penerangannya belum bagus. Nafasku yang tidak beraturan akibat dari lari barusan membuatku nafasku tersengal-sengal saat kami tiba disana, Yoona masih belum bisa diajak bicara dia seperti berada didunianya yang lain.

 

Yoona POV

Terakhir kali yang aku ingat adalah saat itu aku ikut bernyanyi mengiringi musik yang dibuat oleh piano yang dimainkan oleh Baekhyun, seketika saat aku menyanyikan lagu itu aku mencoba menegakkan kepalaku yang sedari tadi menunduk membersihkan dan menyapu lantai gedung ini sambil terus bernyanyi beberapa detik saat aku bernyanyi aku terperangah saat melihat sebuah bayangan seseorang laki-laki sedang berdiri dibelakang Baekhyun yang sedang bermain piano dia terlihat sangat sedih dan mulutnya berkomat kamit seakan sedang bernyanyi dan ingin mengikuti alunan piano yang dibuat Baekhyun. Aku ingin sekali memberitahu Baekhyun bahwa ada seorang laki-laki yang berada dibelakangnya tetapi tepat pada saat aku akan memanggilnya tiba-tiba lidahku kelu meski dalam hatiku ingin berteriak memperingatkannya tetapi lidah ku kelu bahkan saat itu saat Baekhyun menyadari bahwa aku tidak lagi bernyanyi, kudengar Baekhyun memanggilku berkali-kali tetapi aku tidak bisa mennjawabnya Baekhyun kemudian mulai mendekati tubuhku yang tegap berdiri dan membeku, meski begitu kurasakan peluhku mulai bercucuran karena badanku gemetaran dan tidak bisa digerakkan seperti halnya lidahku yang kelu ini. Baekhyun terlihat khawatir nampak dari roman mukanya yang menyiratkan kecemasan sepertinya dia melihat peluh yang bercucuran dari wajahku, saat dia mendekat perlahan mencoba mengurangi jarak diantara kami bayangan laki-laki itu mengikutinya dan membuatku semakin jelas melihatnya, seorang namja dengan rambut yang kecokelatan ekspresi wajahnya terlihat sangat sedih ada luka diantara pipi dan hidungnya yang meninggalkan bercak darah dan warna biru memar, saat mataku mengikuti kakinya dan melihat kebawah sudah dapat kupastikan dia tidak berjalan, dia melayang diudara meski jarak dia dan Baekhyun semakin kecil tetapi Baekhyun si pabo ini tidak menyadarinya atau hanya pura-pura tidak menyadari kehadirannya? Entahlah. Keputusan si pabo ini untuk berlari dan menarik tanganku sangatlah cemerlang, bayangan yang sepertinya adalah arwah laki-laki itu tidak mengikuti kita saat kita sudah sampai digedung utama sekolah kami. Meski begitu pandanganku masih tetap kosong jika mengingat kejadian barusan yang baru saja kami berdua alami, padahal kita berdua sudah menjadi murid SMA tahun pertama yang seharusnya tidak ketakutan saat mengalami hal ini. “Yoona-ya..” ujar Baekhyun yang masih mengatur nafasnya sambil memelukku,”Syukurlah kau tidak apa-apa.” Jawabnya saat mendengar suaraku dengan jelas yang menjawab panggilannya itu. “kalian habis dari gedung tua itu? Syukurlah kalian tidak apa-apa.” Ujar seorang laki-laki yang terlihat sudah dewasa sepertinya umurnya tidak terlalu dari kita berdua, setelah dia memastikan kami berdua baik-baik saja dia lalu pergi secara misterius tanpa memperkenalkan dirinya. Ekspresi khawatirnya saat tahu kami telah memasuki gedung tersebut menjadi sebuah misteri bagi kami berdua,”Baekhyun, aku sangat lelah. Bisakah kau antar aku pulang?” pintaku sambil memegang lengannya dengan kedua tanganku.

 

Baekhyun POV

Ada apa dengan Yoona, sikapnya menjadi seperti itu saat dia mulai bernyanyi padahal tidak ada sesuatu hal yang aneh yang berkaitan dengan lagu ini, menurutku ini hanyalah lagu pop biasa yang sedang populer karena dinyanyikan oleh 12 namja ganteng dalam boyband EXO. Lalu apa alasannya dia terlihat ketakutan seperti itu bahkan untuk menanyakannya saja aku tidak berani, takut dia semakin ketakutan saat mencoba menjelaskannya. Karena itulah aku putuskan untuk memberi dia waktu agar bisa lebih tenang. Dalam pertemanan yang berumur sebulan ini baru pertama kali aku melihatnya sebegitu ketakutan bahkan saat menonton film horror di bioskop saja kulihat ekspresinya tidak seperti itu ekspreasinya saat di gedung tua itu terlihat lebih nyata, nyata sekali bahwa dia tengah melihat hantu. Sepertinya dia juga merasakan hal yang sama sepertiku, saat aku melangkahkan  kakiku mendekatinya aku mendengar desahan nafas dari belakangku tepatnya seperti tiupan ke arah tengkuk dan pundakku yang memberikan hawa dingin, cukup membuat kakiku bergetar hebat saat itu meski sudah kututup-tutupi.

 

Keesokan harinya disekolah…

Yoona POV

Gomawo Baekhyun ah,” kataku tiba-tiba saat semua murid yang lain sudah berlarian keluar kelas tepat setelah bel berbunyi pertanda sekolah telah usai.”Tidak apa-apa Yoona-ya, semuanya akan baik-baik saja. Sekarang, bisakah kau ceritakan kepadaku apa yang sebenarnya terjadi? Aku juga merasakannya hanya tidak bisa melihatnya saja.”ujar Baekhyun sambil mengusap rambutku dengan lembut, disetiap kata yang dia ucapkan itu sangat meyakinkanku bahwa dia sangat peduli padaku membuatku seperti sedang dilindungi oleh payungnya membuatku sangat merasa aman jika bersamanya. Tak terasa semburat merah menjalar dipipiku senyumanku pun merekah saat tangannya mengusap rambutku, sangat nyaman. Akupun mengangguk pertanda setuju dan telah siap untuk menceritakan semuanya pada Baekhyun, “Aku melihat sosok hantu digedung tua itu kemarin, dia berdiri tepat dibelakangmu saat kau memainkan piano dan aku bernyanyi,” jelasku perlahan dengan ekspresi takutku. “Aku juga melihatnya saat aku menarik tanganmu keluar dari gedung itu. Mungkin dia hanyalah roh penasaran.” Ujar Baekhyun mencoba menenangkanku yang berusaha mengingat peristiwa kemarin.”Sepertinya untuk sementara waktu kita jangan dulu kesana untuk…” ,”Kalian pergi kemana?” kalimatku terpotong begitu saja oleh Kim Kai Seonsaengnim, dia sepertinya begitu ingin tahu topik apa yang sedang kita bicarakan.”Ah, anieyo.. bukan apa-apa Kim Kai Seonsaengnim, semuanya baik-baik saja.” Sergah Baekhyun yang tidak ingin dia tahu, aku hanya diam melihatnya dan kemudian Baekhyun mengajakku pulang bersamanya. Kami berdua pergi bersama-sama yang diikuti oleh sepasang mata yang mendelik sangar.

 

Baekhyun POV

“Meski kita menghindarinya untuk sementara waktu kita harus tetap kesana untuk berlatih, kau kan sudah berjanji pada Taeyeon seonsaengnim untuk merekrut murid baru agar mau masuk ke ekstrakurikuler menyanyi kan?” bujuk Baekhyun sambil menjilat es krim cokelat favoritnya itu.”Ya sepertinya memasuki gedung itu kembali sudah seharusnya bagi kita, kita harus melupakan kejadian kemarin. Ahhh,, tidak!” teriak Yoona saat seorang namja menyenggolnya membuat es krim vanillanya itu tumpah ke baju seragamnya,”Ouh maafkan aku Nona..” kata namja itu, Ah itukan namja yang semalam itu begitu kebetulan sekali kita bertemu dengannya disini, tanpa mempedulikan Yoona aku langsung memanggilnya kembali meski jarak diantara kami sudah cukup jauh, dia menoleh “Ada apa?” tanyanya dia terlihat lupa oleh pertemuan kami bertiga kemarin,”Kamu yang semalam itu kan? Kenapa kamu terlihat khawatir saat tahu kami baru saja pergi dari gedung tua itu? Sepertinya kamu adalah anak kuliahan ya? Waktu itu sedang apa didepan sekolah kami? “ tanyaku sekaligus hampir membuat bingung orang yang ditembaki semua pertanyaaan itu, untunglah dia tidak marah karena aku begitu tidak sopan kepadanya,”Saeng, sebaiknya kau tanyakan dulu siapa namaku atau sedikitnya kamu basa basi dan tidak terlalu terus terang seperti ini,” rengutnya kesal karena pertanyaanku yang banyak, tetapi kemudian akhirnya dia mau menjawab rasa penasaranku,”Aku Oh Sehun, umurku 21 tahun, aku mahasiwa tahun ke 2 di Seoul National University jurusan seni musik khususnya alat musik harpa. Jelas aku sangat khawatir saat tahu kalian kesana, sepertinya kalian sama sekali tidak tahu sejarah gedung tua itu kebetulan saat aku mendengarkan percakapan kalian itu aku berniat mengunjungi temanku tetapi aku urungkan niatku saat melihat kalian berdua.”jelasnya panjang lebar melebihi panjang pertanyaanku yang sangat banyak dan tidak tahun malu itu,”Ya! Byun Baekhyun!” kata Yoona sambil memukul kepalaku,”Setelah kau sangat kasar pada orang yang lebih tua kau harusnya mengenalkan dirimu juga, tahu?” kata Yoona sambil bersungut-sungut,”Ah iya, perkenalkan aku namaku Byun Baekhyun, dan dia Im Yoona kami berdua sama-sama duduk di kelas X-C” kataku sambil mengulurkan tanganku mengajaknya bersalaman. “Ouh kalian anak kelas X-C berarti wali kelas kalian adalah Kim Kai ya?” tanya Sehun hyung,”Ah iya, Kim Kai wali kelas paling muda dikelas kami, karena menurut rumor sih dia masih kuliah.” Jawab Yoona cepat,”Oh begitu,, dia adalah temanku, ehmm,, tidak bisa disebut teman juga sih ya pokoknya dia seangkatan denganku,” ujar Sehun hyung,”Baiklah kami pergi ya hyung kami harus segera pulang kerumah,” kataku sambil melambaikan tangan padanya dan memulai berjalan jauh darinya, entah kenapa meski baru berkenalan dengannya aku sudah merasa sangat dekat padanya, apalagi Im Yoona dasar yeoja satu ini tidak kuat jika sudah melihat seorang oppa yang ganteng seperti Sehun iu, kuakui Sehun lebih ganteng dariku tapi tidak sampai seperti itu juga membuat Yoona sampai tidak memedulikan keberadaanku. Huh, dengusku dalam hati yang sedang kesal ini bagaimana tidak kesal kulihat Yoona sejak bertemu dengan Sehun tadi terlihat senyum sendiri kutebak dia terpesona oleh Sehun hyung.

Kai POV

Apa aku tidak salah mendengarnya? Murid-muridku yang baru mulai bertingkah seperti muridku yang lainnya, awas saja jika mereka berani membuka rahasiaku selama 5 tahun ini, aku tidak akan memberi mereka ampun sama sekali. Kudengar ekstrakurikuler musik dan menyanyi juga mulai dibuka lagi, huh ekstrakurikuler itu sangat menjijikkan membuatku mengingat bagaimana Lee seonsaengnim begitu memberikan perhatian khusus pada anak emasnya Chen, ujarku dalam hati sambil membaca berita terbaru mengenai ektrakurikuler musik dan menyanyi ini.

Author POV

Dihari ketiga sejak mereka memasuki gedung tua tersebut Baekhyun dan Yoona kerap mengalami mimpi buruk, mimpi buruk yang sama bagaikan sebuah kejadian yang benar-benar terjadi di masa lalu. “Baekhyun ah, selama tiga hari ini tidurku tidak pernah nyenyak,” keluh Yoona yang sedang menguap sementara tangannya sibuk menutupi mulutnya saat kelas hari ini telah selesai. “Ya! Sama! Aku juga mengalami hal yang sama denganmu aku tidak pernah bisa tidur nyenyak semenjak terakhir kali kita memasuki gedung itu Yoona ya, serasa ada yang mengikutiku hingga aku tertidur dan menemuiku didalam bunga tidurku.” Jawab Baekhyun penuh antusias dengan wajah yang berlebihan dan mulut dibuat-dibuat cemberut. “Sama, aku juga karena sebuah mimpi buruk.” Sahut Yoona,”Hah? Aku kira kau tidak bisa tidur karena kelaparan kudengar akhir-akhir ini kau sedang menjalani diet?” ujar Baekhyun yang terkejut dengan alasan yang diutarakan Yoona. “Hahh, kau memang biang gosip!” gerutu Yoona kesal, kepalan tangannya sukses menjitak kepala Baekhyun yang masih duduk dibangku kelasnya karena dia sedang sibuk membereskan buku dan alat tulisnya kedalam tas.”Aduh! sakit! Dasar nenek sihir galak!” teriak Baekhyun yang mengundang jitakan kedua mendarat mulus dikepalanya,”Yeay!” teriak Yoona senang karena untuk kedua kalinya Baekhyun tidak bisa menghindari jitakannya sementara Baekhyun masih meringis sembari mengusap-ngusap kepalanya yang sakit. “Ngomong-ngomong memangnya kamu mimpi apa Yoona-yah? Jangan bilang kau mimpi ketahuan habis ngompol di celana oleh Sehun hyung, hahahahahhaha.” Tawa Baekhyun meledak seiring dengan ledekannya itu, kontan saja hal ini membuat Yoona kesal dan pergi meninggalkan Baekhyun sambil menyelendangkan tas Hello Kittynya yang berwarna pink muda.

“YA!! Yoona-ya, jangan marah dong aku kan hanya bercanda denganmu mungkin saja dengan becandaanku malam ini kita bisa tidur nyenyak, ya kan?” ujar Baekhyun saat kakinya sudah menyamai langkah Yoona yang sudah sejak tadi keluar ruangan kelas mereka, untung saja Baekhyun memiliki kaki yang panjang sehingga memudahkannya untuk mengejar Yoona, huft untung saja. “Habisnya kamu bercandanya keterlaluan masa bawa-bawa Sehun oppa, kan jadinya nggak lucu kalau aku mimpi seperti itu!” gerutu Yoona sambil memanyunkan bibir titipisnya yang tersapu lipgloss warna pink. “Baiklah kalau begitu aku serius menanyakan ini padamu, memangnya kau mimpi apa?” tanya Baekhyun lagi sambil mencondongkan kepalanya mendekati kepala Yoona secara otomatis, Yoona yang ingin menjawabnya langsung mencondongkan kepalanya ke arah Baekhyun sehingga tanpa diduga kedua bibir mereka saling menekan satu sama lain meski hanya beberapa detik saja. Keduanya menarik bibir masing-masing dan saling menatap wajah, satu detik,,, dua detik,,, tiga detik,,,”Ya! Kenapa kau harus dekat-dekat denganku sih, bibirku jadi menyentuh bibirmu, huhuhuhu! Maafkan aku Sehun oppa, first kiss ku sudah diambil oleh Baekhyun dasar jahat!” teriak Yoona kesal, sementara Baekhyun hanya diam tidak menanggapi ocehan Yoona yang memecah kecanggungan diantara keduanya Baekhyun memegang bibirnya yang baru saja berciuman dengan bibir Yoona beberapa saat kemudian dia tersenyum membayangkan hal yang baru saja terjadi.

 

“Hmm,,” ujar Yoona setelah selesai dengan ocehannya,”Aku memimpikan sesuatu yang buruk Baekhyun-ah dalam mimpi itu aku melihat seorang laki-laki sedang memukuli dan mem-bully laki-laki lainnya hingga darah terhampar dimana-mana seingatku ruangan itu sangat luas dan terdapat piano didalamnya saat aku ingin melihat jelas wajah laki-laki yang sedang dipukuli itu tiba-tiba laki-laki yang sedang memukulinya melihatku dan mendekatiku lalu aku sudah bangun saja dari tidurku. Mimpi itu selalu ada berulang-ulang kali.” Jelas Yoona mencoba melanjutkan pembicaaaran tadi.”Aneh sekali, kenapa mimpi kita berdua bisa sama?” ujar Baekhyun,”Entahlah, jika aku mengingat lagi ada piano disana aku menjadi selalu merasa curiga terhadap gedung tua itu. Kita harus mencari informasi mengenai gedung tua itu Baekhyun-ah.” Terang Yoona dengan raut wajahnya yang cemas sekaligus penasaran itu.

 

Yoona POV

Mimpi itu terus berlanjut seakan-akan mimpi itu sudah menjadi kenangan dalam otakku hingga saat sudah memasuki kelaspun aku masih memikirkan mimpi yang muncul lagi semalam.

“Ahn Jaewook!”

“Hadir!”

“Byun Baekhyun!”

“Hadir!”

“Cho Kyuhyun!”

“Hadir!”

“Choi Siwon!”

“Hadir!”

“Eunhyuk!”

“Hadir!”

……………..

“Im Yoona”

“Hadir!” jawabku.

Kudengar dengan seksama Kim Seonsangnim sedang sibuk mengecek absen hari ini, lalu saat tiba giliran teman baikku yang lain selain Byun Baekhyun.

“Kim Min Seok!”

…….

“Kim Minseok!”

……..

“Kim Minseok hadir tidak?” tanya Kim Seonsangnim memastikan kembali, “Sepertinya dia tidak masuk sekolah hari ini Pak!” teriak Xi Luhan dari arah belakang, Kim Seonsaengnim yang tahu bahwa Luhan sangat dekat dengan Minseok pun langsung mempercayainya dan melanjutkan pengecekan absennya hingga murid urutan terakhir.

 

Pada saat istirahat….

Biasanya aku, Baekhyun, Luhan dan Minseok terkadang selalu makan siang bersama disalah satu sudut kafetaria sekolah. Namun kali ini sepertinya hanya kami bertiga yang bisa makan siang bersama, karena Minseok tiba-tiba ijin masuk sekolah hari ini. “Luhan-ah kemana Minseok? Sepertinya minggu-minggu ini dia terlihat sering ijin masuk sekolah, juga akhir-akhir ini raut wajah Minseok terlihat sedih dan dia semakin pendiam.” cerocos Baekhyun tangannya sibuk memasukkan kimbab Tuna yang dia pesan tadi,”Aku juga kurang tahu Baekhyun-ah memang semenjak Kim Seonsangnim menjadi wali kelas kita sepertinya dia menjadi sangat sering ijin dari sekolah ini.” Jawab Luhan yang terdiam mengingat salah satu sahabatnya yang sepertinya sedang ada masalah. Aku juga bingung harus menanggapi permasalahan Kim Minseok ini bagaimana tetapi jika dia masuk sekolah nanti aku akan menanyakan apa masalahnya sehingga dia begitu sering tidak masuk sekolah. “Baekhyun ah, untuk minggu besok sepertinya kau dan aku sekelompok untuk mengerjakan proyek peta geografi Seoul. Hari ini kita kerjakan ya? Agar kita mengerjakannya tidak terlalu buru-buru, hari ini kita ke perpustakaan dulu.” Kata Yoona sambil memasukkan satu potong kimbab yang terakhir dari sumpitnya.”Oke, tidak masalah.” Jawab Baekhyun.

 

Baekhyun POV

 

Di perpustakaan yang kulihat hanya beberapa murid kutu buku yang benar-benar sedang menambah ilmunya disana, sisanya hanyalah murid-murid yang bermain-main dengan komputer yang sengaja disediakan sebagai fasilitas browsing. “Hei, coba cepat kesini…!”seru salah seorang yeoja yang menggunakan bando biru itu tangannya melambai-lambai memanggil teman-temannya yang tidak jauh dari dia, sepertinya mereka senior-senior yang sengaja datang ke perpustakaan menghindari kelas tambahan untuk ujian akhir nanti, sebenarnya aku tidak terlalu tertarik dengan apa yang mau mereka pergunjingkan entah mengapa mataku hanya menyapu semua sudut ruangan mencari sosok Yoona yang sudah lebih dulu memasuki perpustakaan tanpa menungguku yang sedang menerima telpon dari eomma, huh. “Aku tadi iseng-iseng mencari sejarah sekolah kita, lihat apa yang kutemukan!” teriaknya tingkah yeoja yang childish itu cukup membuat pengunjung lainnya terganggu dengan suaranya yang tidak merdu itu.”Gedung musik yang tua itu ternyata…” lanjutnya, sekilas saja kumendengarnya saat aku mencoba melambaikan tanganku pada Yoona dari kejauhan kudengar lagi lanjutan pembicaraan dari sekelompok yeoja itu dan berhasil membuatku mengurungkan niat untuk memanggil Yoona yang sedang membaca buku geografi dengan serius. Agar tidak terlalu jelas fakta bahwa aku ikut mendengarkan gossip tersebut akupun mencoba melewati mereka dan berdiri di depan rak buku disamping mereka yang lokasinya cukup strategis itu.

 

“Gedung tua itu adalah tempat yang sudah diasingkan sejak 5 tahun lalu, saat aku mencari lebih jauh rupanya ada seorang murid yang meninggal disana bahkan ada rumor bahwa arwahnya tidak tenang dan bergentayangan disekitar gedung tersebut menurut rumor yang beredar murid itu adalah murid favorit salah satu guru senior disekolah kita Guru Besar Lee Seonsaengnim karena suara emasnya bisa membuat Lee Seonsaengnim membanggakannya ke semua guru musik di sekolah lain, tetapi sesuatu terjadi padanya saat dia berlatih menyanyi disana, saat itu dia sedang menyanyikan lagu favoritnya My Turn to Cry tetapi dia tidak menyelesaikan lagu itu…” deg, deg, deg, jantungku berdegup kencang saat mendengarkan dengan seksama pembicaran sekelompok gadis itu, aku hanya bisa diam berpura-pura membaca buku yang secara acak aku ambil dari rak buku sampai pada saat Yoona tiba-tiba memukulku dengan bukunya yang sedari tadi dia baca. “Ya! Byun Baekhyun kukira kau masih bertelepon ria dengan eommamu, huh! Dasar! Ayoo lanjutkan proyek peta kita bersama, aku ingin membuat peta yang paling bagus kalau bisa dengan jalur jalannya dan jalur keretanya,,,..”cerocosnya tanpa henti sambil menarikku jauh dari rak buku itu, pikiranku sudah melayang jauh memikirkan bagaimana caranya kuberitahu Yoona mengenai hal ini.

 

Peta dan jalurnya adalah keahlianku dalam membuatnya dalam sejam saja aku dan Yoona bisa menyelesaikannya dengan sempurna, sudah saatnya kami berdua pulang. “Hai!” ujar seseorang dari belakangku, kuyakin itu adalah suara Sehun hyung yang sudah sukses membuat pipi Yoona merah seketika,”Oppa,!” kata Yoona centil sambil menggelayut manja pada Sehun, baru juga kita berkenalan kau sudah sangat sok dekat dengannya Im Yoona, dengusku dalam hati. “Kalian lama sekali baru pulang sekolah,” ujar Sehun hyung tersenyum pada kami berdua,”Ya, tadi kami habis mengerjakan proyek dulu oppa.” Kata Yoona membalas Sehun dengan senyuman termanis yang pernah aku liat.”Kalian pasti lapaar, kalau begitu aku traktir makan ya.” Ujar Sehun hyung yang tentunya disambut oleh kami berdua.

 

Sehun POV

Aku merindukanmu sahabatku, kulihat kau sudah tidak bisa menampakkan dirimu padaku saat terakhir kali aku ke gedung musik itu seberapa lamanya aku menunggu kau tidak pernah muncul. Kenapa?Sepertinya saat kau menangis itu adalah saat terakhir kita bisa bertemu. Kedua murid inikah yang hanya bisa melihatmu sekarang?

 

TBC

 

P.S: True readers ayoo merapat, koment ya.. gomawoo… ^^ Siders tolong menjauh, tidak terima siders disini!

 

 

 

2 thoughts on “[FF Freelance] Ghost Melody (Chapter 1)

  1. jadi sehun itu temen hantu itu?
    yaa baekhyun kayanya suka sama yoona ^^
    banyakin luhannya:)
    next thor..

  2. Lanjut thor…. seru… sprtnya yg meninggal chen ya… n yg ngebully kai ya… krn cemburu…. nyoba nebak thor… hehehehe

Leave a reply to Relly Cancel reply