Two Faces.

two_faces-ff

Two Faces.

by dazzlesme

Cast(s): SNSD’s Yoona & CN.Blue’s Jonghyun | Sub Cast: ??? | Genre: Life, Romance. | Length: One-shot. | Rating: General. | Disclaimer: my original plot for sure. Diangkat dari kisah nyata. Walaupun ada beberapa yang diubah sih haha.

.

.

.

    Entah itu apa namanya, aku pusing sendiri memikirkannya. Lebih baik benar tidak usah difikirkan.

Ibuku bilang-ketika umurku menginjak 7 tahun-, kalau aku adalah anak yang paling beruntung. Karena memiliki keluarga yang bahagia. Dan, mendapatkan apa saja yang aku mau. Saat itu, aku belum paham betul dengan apa yang di maksud oleh Ibuku sebenarnya, jadi aku hanya tersenyum kecil menanggapinya.

Dan, sekarang, saat umurku sudah genap 16 tahun, aku tahu betul apa maksudnya. Beruntung. Ya, beruntung, namun tidak untuk sekarang, karena saat aku berumur 16.. Mereka berdua telah pergi. Aku beruntung saat itu. Tapi, tidak untuk sekarang. Aku benar-benar anak malang.

“Yoong..” butuh beberapa detik untuk otakku memproses, mengetahui siapa yang memanggil. Ternyata itu Bibi.

Aku menoleh, dan mendapati ia dengan mangkuk sup jagung di tangannya. “Ada apa, Bi?” tanyaku segera.

Ia tersenyum dan menjulurkan mangkuk berisikan sup jagung tadi itu kepadaku. Aku’pun langsung menanggapinya. “Makan ini. Kau sejak siang tadi belum makan.”

Jam berapa memang sekarang?

Aku menoleh ke pojok dinding, dan mendapati jarum jam sudah mengarah ke pukul 7 malam. Astaga. Aku pasti hampir membuat Bibi khawatir kalau begini.

Aku tersenyum. “Terimakasih, Bibi,” kataku. Ia mengangguk dan kemudian berlalu.

Kini, aku kembali terfokuskan pada laptop dihadapanku. Yang sedang ku gunakan untuk membaca comic online. Tiba-tiba, perkataan Luna pagi tadi, kembali terngiang di telingaku.

“Dia juga suka Anime. Pokoknya semua yang berbau Jepang, pasti dia suka. Bahkan, dia mengoleksi album-album AKB48!”

Astaga, Tuhan. Sekarang aku lupa bagaimana caranya bernafas.

Cepat-cepat aku menggelengkan kepala. Tak mau memikirkan ini secara berlarut-larut. Ya, Tuhan. Aku bahkan baru masuk sekolah ini. Bagaimana bisa aku jatuh cinta. Apalagi dengan teman sekelasku sendiri. Ah, tidak-tidak. Ini tidak mungkin. Lagipula, apa itu cinta? Merasakannya saja aku belum pernah.

  Jam berapa ini? Yaampun, kenapa Lee seongsaenim tidak juga membunyikan bel tanda masuknya? Astaga.

Aku melihat bangku kosong di seberang tempat duduk ku, yang terhalang oleh 2 bangku lainnya. Kosong. Berarti, dia belum datang. Atau, bisa jadi dia tidak datang  hari ini.

“Yoong, kau menunggu dia?” tiba-tiba Luna duduk di sampingku. Hampir saja aku terlonjak. Dia ini memang selalu senang membuatku begini. Dia seperti menahan tawanya. Kentara dari mimik wajahnya dan dari caranya bertanya.

Aku mendengus. “Kau ini bicara apa,” Aku langsung buru-buru mengalihkan pandanganku kearah papan tulis. Dimana papan tulis itu masih benar-benar kosong.

“Sepertinya dia tidak masuk.” Luna bangkit dan duduk kembali ke tempat dimana seharusnya ia duduk.

Teeetttt,

Benar saja, Bel berbunyi.

“Kau menonton apa?”

Yoona duduk tepat di samping Jonghyun, yang sedang memfokuskan matanya pada layar laptopnya.

“Anime,” jawabnya singkat. Membuat Yoona semakin penasaran, dan merapatkan posisi duduknya disamping Jonghyun.

Jonghyun sama sekali tidak mengubah posisi duduknya, seolah nyaman-nyaman saja dengan jarak kaki serapat ini. Ia malah mengetengahkan laptopnya, agar Yoona dapat juga melihat apa yang sedang dilihatnya.

“Kau suka Anime?” tanya Jonghyun di tengah-tengah ketika mereka sedang menonton.

Yoona mengangguk pelan. “Tapi, tidak terlalu.” Jawabnya.

Sedangkan Jonghyun hanya ber-oh-ria, Yoona kini malah diam-diam sesekali mencuri pandang kearah wajah Jonghyun yang terpantul pada layar laptopnya.

.

.

‘too many things about you,’

“Aku rasa aku suka dengannya.”

Saat selesai mengatakan itu, aku yakin betul kalau itu memang benar adanya. Seolah-olah perkataan itu meyakinkanku akan hal tersebut.

Tak henti-hentinya aku membayangkan kala wajah shock milik Jieun terlihat, ketika aku mengatakan hal itu padanya. Tapi, sesudah memasang wajah shocknya tadi, ia terlihat biasa saja kembali. Seolah-olah sudah tau saja. Aish, apa-apaan dia itu sebenarnya?

“Ciee..” langsung, kata-kata itu keluar dari mulutnya. Diiringi dengan gelak tawanya memecah.

Sialan betul anak itu. Pasti dia akan meledekku habis-habisan setelah ini. Ya, dia satu-satunya orang yang tahu, kalau aku menyukai seorang Lee Jonghyun.

.

.

‘i’m just, don’t know,’

“Ayolah, kau ini masih saja seperti itu. Jujur saja. Aku janji tidak akan menyebarkannya.”

Lagi-lagi, Luna dan Hyuna merayuku. Astaga, apa yang harus aku lakukan.

“Kau suka dengan Minhyuk?” Hyuna bertanya, dengan mulut penuh ramen. Aku tertawa renyah sambil menggeleng.

“Bukan,” kataku.

Kemudian Luna yang membuka pembicaraan selanjutnya, “Yonghwa?”

Lagi-lagi, aku menggeleng. “Bukan.”

“Jonghyun?” dep. Pertanyaan Luna langsung menusuk syaraf-syaraf seluruh tubuhku dengan cepat. Layaknya sudah mati saja aku sekarang. Tapi, Aku coba memasang tampang biasa-biasa saja.

“Ya, aku tau sekarang,” Hyuna tertawa sendiri. Oh, Tuhan, apakah dia tau?

“Pasti kau menyukai Jonghyun,” katanya. Astaga benar. “Tidak apa-apa. Wajar saja. Dia waktu smp pernah satu kelas denganku. Tapi, dulu kami tidak banyak bicara denganku.”

“Kau ini bicara apa? Bukan dia yang ku maksud.”

Hyuna tertawa meledek, “Sudahlah, Jangan mengelak lagi, Yoong.”

Aku menghela nafas panjang sebelum berkata. “Mungkin memang iya. Tapi, jujur, aku tidak tau rasa apa ini sebenarnya.”

.

.

“stay away,”

“Jonghyun, kau ini bagaimana,” Luna terus saja menggodaku, dengan menyenggol-nyenggol bahu Jonghyun.

Jonghyun menyerngit. “Apasih kau ini?” sepertinya dia mulai sebal.

Aku dengan segera berbicara. “Dia memang seperti itu,” kataku.

“Jonghyun, seharusnya kau mengajak Yoona untuk pulang bersama..” ujar Luna, menarik-narik tangan Jonghyun.

Aku melotot kearahnya. “Luna..”

Saat itu, aku ingat bahwa beberapa hari lalu aku pernah pulang bersama dengan Jonghyun, tapi, kala itu aku belum mempunyai rasa apapun terhadapnya.

“Lupakan saja, Jonghyun,” aku kembali duduk ke tempatku, dan tak bicara lagi kepada Luna setelah itu.

.

.

“don’t do like this please,”

Semakin hari, aku merasa, ia semakin jauh saja untuk digapai.

“Jungshin! Kau menonton apa?” aku menghampiri Jungshin yang tengah serius dengan laptopnya. Pasti ia sedang menonton Anime. Dan, ketika aku menghampirinya, benar saja..

“Tebak saja,” katanya meledek, namun matanya masih terus terfokus pada layar.

Ku perhatikan dengan seksama, yang terdapat di layarnya sana. “Bayi Iblis, ya benar?” tanyaku memastikan.

Ia mengangguk dan memetik jarinya membenarkan. “Betul sekali,”

“Ini episode berapa?” Aku bertanya lagi, penasaran.

“Dua puluh satu.”

Setelah Jungshin menjawab, aku tak lagi berkata, melainkan, terus menonton saja. Tapi, tiba-tiba aku sadar. Merasa ada yang hilang. Tunggu-tunggu, dimana Jonghyun?

Aku menoleh ke kanan dan kekiri, sampai akhirnya aku mendapati ia tengah merenung-sepertinya-sendiri. Tumben sekali ia tidak kemari dan menonton bersama Jungshin.

Aku bangkit hendak memastikan, namun sepertinya aku harus mengurungkan niatku ketika melihat ia membuang muka.

Astaga, apa-apaan ini.

Aku akhirnya memutuskan untuk kembali ke tempatku semula. Duduk manis dan kembali bermain bersama buku-buku tebal milikku. Walaupun, sebenarnya itu bukanlah buku pelajaran.

Saat aku tengah membaca, tiba-tiba telingaku menangkap sesuatu yang tidak asing. Yaitu, gelak tawa Jungshin dan…. Jonghyun.

Ya, gelak tawa yang selalu terdengar tatkala mereka sedang menonton Anime.

Jonghyun, duduk, di, samping, Jungshin, sekarang.

Oke, aku tahu sekarang.

Hampir saja aku menangis, sebelum aku mendengar suara Yerin berteriak, “Hei, kita dapat almet baru!” tukasnya dari balik pintu. Dan, seketika, ia langsung di kerubuti oleh seluruh anak satu kelas. Termasuk Jonghyun.

“Yoong, ini milikmu.” Hyuna menghampiriku, dan memberikanku almet yang bertuliskan namaku. “Terimakasih,” jawabku.

“Kau kenapa?” Hyuna duduk tepat disampingku. Sepertinya ia tahu apa yang kurasakan. “Ayo ceritakan..”

Aku menggeleng cepat. “Tidak ada,” jawabku. “Oh ya..” akhirnya aku memutuskan untuk bicara saja.

“Bagaimana kalau kau suruh Luna untuk berhenti meledek Jonghyun dan aku? Aku tidak suka dengannya. Serius.” ujarku.

Hyuna mengangguk paham. “Ah, baiklah. Aku mengerti perasaanmu.”

Dan, saat itu jantungku berhenti. Melihat Jonghyun tertawa bersama anak-anak lainnya, selain Aku dan Hyuna. Ia menggenggam tangan Shinhye dengan erat, ketika berpose untuk berfoto menggunakan almet baru.

Oh…. rasanya aku ingin menangis.

.

Aku masih duduk di kursiku. Saat hampir semua sudah berbondong-bondong keluar kelas, hendak berbaris.

Di kursi belakang, masih ada Shinhye dan Luna yang sedang berbincang.

Dari balik pintu, dia muncul. Dia datang.

Dan, berarti dia masuk sekolah hari ini. Ia berjalan ke arah mejaku. Ah, pasti bukan mejaku.

Aku segera bangkit dari posisiku, berdiri hendak keluar kelas. Mencoba untuk tak menghiraukannya. Jam pertama ini adalah upacara.

Saat berjalan di koridor, aku menengok sekali lagi ke jendela dalam kelas, dan, ia masih disana.

……. Baiklah. Mulai saat ini. Aku memutuskan untuk menghapus dirimu dari otakku. Seolah, aku sama sekali tidak pernah suka padamu saja. Ah, kurasa itu akan sulit. Atau, kurasa mungkin, lebih baik aku cukup mengagumimu dari jauh saja.

Saat nanti, aku hanya bisa melihat senyummu dari jauh..

Tak bisa berkomentar saat kau berbicara..

Hanya sekedar mendengar gelak tawamu..

Tak bisa bergabung denganmu saat kau sedang senang..

Tak bisa ikut tertawa kala kau tertawa..

Tak bisa duduk bersebelahan denganmu..

Tak bisa walau hanya sekedar menyapamu..

Karna, yang kubisa hanyalah..

Memandangimu dari jauh… tanpa kau sadari itu.[]

22 thoughts on “Two Faces.

  1. aaaahhh senangnya ada ff yoona-jonghyun lagi 😀

    suka! tp lbih suka lg klo ada sequelnya dan bkin mereka bersatu.
    keep writing!!

  2. Aseeek ff jongyoon lagi… Sayang ga happy end..knapa yoona ga blg aja biar ga gantung jd kan jelas, mau ditolak ato jadian ma jonghyun 😀

  3. jonghyun jadi menjauh dari yoona gara2 sering diledekin ma luna ya,,, yah, akhirnya gantung banget, belum tau gimana sebenernya perasaan jonghyun ke yoona,,,hoho
    ditunggu karya ff nya yang lain 🙂

  4. Udah end nih? Lah kok gantung gini~
    Jangan bikin sad ending. Kalo ada sequel boleh juga
    Nice ff. Keren

  5. aaiiihhh…, ini kayaknya dari kisah nyata nih. hehehheee.. abisnya feel-nya dapet banget, thor! XD aku sukaaaaaa~~~!

    Keep writing, thor! ^_^9 (y)

  6. overall udah bagus, feel-nya juga dapet. walaupun masih ada bahasa yang agak membingungkan semisal ‘mengetengahkan’ mungkin bisa diganti dengan menengahkan. Tapi udah bagus kok… 😀
    Keep writing!! Jangan patah semangat!!

  7. thanks for the story authornim!^^

    asik otp nih >///< feelnya dapet banget! tapi aku kira endingnya mereka jadian 😦

    good story. keep it up! =)

Don't be a silent reader & leave your comment, please!