The Beginning I Love You

Title : The Beginning I Love You

Author : Shineelover14

Main Cast :

  • Choi Siwon
  • Im Yoona

Rating : PG-15

Genre : Romance, Life

Lenght : Oneshot

Disclaimer : Okeh. Ini hasil karya ku, hasil pemikiran ku dan hasil kerja keras ku semalaman. Semua jalan cerita adalah milik ku kecuali Aa’ Siwon ma Teteh Yoona, mereka milik Tuhan. Hehehe ..

A/N : Ayo, “YoonWon Shipper!” Mari berkumpul dan merapat. Aku kembali lagi dengan Oneshot geje. Yagh, bisa dibilang ini Sequel dari ‘My Paris Story’. Tapi buat yang belum baca ‘My Paris Story’ tetep bisa baca FF ini kog. Coz ini cuma sekedar flashback doanx. Mian kalau kurang nge-feel, atau masih banyak typonya. Maklum author juga manusia, gak luput dari dosa. Hehehehe. Okeh gak panjang-panjang lagi. Chek this out!

***

Author P.O.V

Siwon menghentikan laju mobilnya tepat di depan sebuah toko bunga. Dieratkannya syal tebah yang menutupi sebagian wajahnya untuk menyempurnakan penyamaran. Ia mengenakan mantel berwarna coklat muda yang dipadu padankan dengan syal berwarna abu-abu tua.

Siwon mengamati tumpukan bunga-bunga segar yang berjejer rapi dihadapannya dan pilihannya jatuh pada bunga mawar merah yang sangat disukai Yoona. Ia meminta 30 kuntum bunga mawar untuk dirangkai menjadi sebuket bunga yang cantik.

Setelah selesai rangkaian bunga tersebut dihias, Siwon mengeluarkan beberapa lembar uang won dan menyerahkannya pada si pemilik toko.

Senyumnya reka. Dihirupnya wangi mawar itu. Segar dan menenangkan. Cepat-cepat ia masuk ke dalam mobilnya dan segera bergegas pergi ke tempat tujuan utama.

Wajah Siwon tampak berseri-seri, pasalnya hari ini ia akan bertemu dengan Yoona. Ia sangat merindukan sosok gadis cantik itu. Lama mereka tak bertemu karena padatnya jadwal manggung SNSD. Sedangkan Siwon, ia baru saja kembali dari China setelah menyelesaikan syutingnya disana.

Deru mesin mobil Siwon terdengar begitu halus, membelah jalanan kota Seoul yang tak pernah mati karena kehidupan jalanannya. Dipandangnya buket bunga yang tergeletak di samping bangku kemudi dan sebuah ingatan manis kembali terputar dibenak pria tampan itu.

Flashback …

Siwon berjalan sedikit tergesa-gesa. Ia masih mengenakan t-shirt putih yang sedikit basah oleh keringat serta celana training panjang berwarna hitam. Siwon baru saja selesai latihan koreografi bersama member Super Junior lainnya untuk persiapan album Bonamana.

Diliriknya jam tangan hitam yang melingkar di tangan kanannya. Waktu telah menunjukkan pukul 14.00 KST. Ia berharap tidak terlambat kali ini. Segera Siwon masuk ke dalam mobil vans Super Junior dan meminta supir untuk mengantarnya kembali ke dorm.

Dengan sekali hentakan, pria itu membuka pintu kamarnya dan segera berlalu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Dipilihnya t-shirt berwarna biru tua yang dipadukan dengan kemeja casual bermotif kotak-kotak berwarna senada yang hanya dikancing dibagian tengahnya saja. Tak lupa Siwon merapikan rambutnya dan memberi sedikit gel agar terkesan manly.

Pria itu berjalan menuju mobil pribadinya yang terparkir di tepi jalan. Siang itu ia berniat menemui Yoona, salah satu member SNSD yang kini tengah naik daun. Siwon telah menyimpan perasaan lebih pada gadis itu, jauh sebelum Yoona debut dan menjadi tenar sekarang.

Ia mengenal Yoona ketika gadis itu masih menjadi seorang trainer di SM, tempat dimana Siwon bernaung sekarang. Gadis itu telah banyak menyita perhatiannya. Sikap periangnya selalu mampu membuat Siwon kagum, senyum yang selalu terlukis di wajah Yoona selalu memberikan kedamaian di dalam dirinya. Lama perasaan itu dibiarkan menumpuk hingga kali ini ia bertekat untuk mengutarakan perasaannya kepada gadis itu.

Siwon meraih ponselnya dan segera menghubungi sebuah nomor yang berada di kontak listnya. Terdengar lantunan sebait lirik lagu ‘Gee’ yang menjadi nada tunggu panggilan tersebut.

“Yeoboseo ..” sapa seseorang ramah.

“Fany-ah. Kau ada dimana sekarang?” tanya Siwon segera. Wajahnya terlihat serius ketika mengucapkan kalimat tanya itu.

“Oh .. Oppa. Kami baru saja selesai mengisi acara di Music Bank. Waeyo?” Fany balik bertanya.

“Ah, baiklah. Aku akan segera kesana,” ucap Siwon kemudian memutus panggilan itu sepihak.

Siwon mempercepat laju mobilnya. Jantungnya berdetak kencang seiring pergolakan waktu yang bergulir. Rasa gugup terlihat jelas diraut wajahnya. Beberapa kali ia mengucap sesuatu dan wajahnya tampak sangat frustasi.

“Aish! Bagaimana aku harus mengatakan padanya?” gumam Siwon memukul kemudinya kesal.

Ditariknya nafas dalam-dalam, mencari ketenangan. “Kau harus bisa mengatakannya, Choi Siwon! Harus!” perintah pria itu pada dirinya sendiri.

Tak jauh dari gedung KBS, Siwon menghentikan mobilnya di depan sebuah toko bunga. Ia turun dengan sedikit tergesa-gesa, kemudian mengambil beberapa kuntum bunga mawar merah segar lalu diberikannya pada si pemilik toko untuk dirangkai.

Senyumnya terkembang. Perasaannya begitu senang ketika melihat bunga mawar itu telah terhias rapi di dalam balutan plastik, berlapis kertas tipis berwarna merah muda. Hatinya yang kalut kini mulai reda, ia berhasil mengontrol rasa gugupnya yang sedikit tak biasa.

Segera dilangkahkan kakinya menuju mobil lalu melesat ketempat tujuannya. Beberapa kali Siwon mematut bayangannya dari kaca spion, memastikan apakah penampilannya terlihat rapi.

“Kali ini, aku tidak boleh gagal. Kau harus yakin pada diri mu sendiri, Choi Siwon,” kata-kata penyemangat itu ampuh membuat perasaan Siwon sedikit tenang.

Siwon melontarkan senyum ramah pada beberapa arti yang berpapasan dengannya ketika melewati koridor gedung tersebut. Ada beberapa yang menyapanya, dan ada juga yang hanya tersenyum. Langkahnya semakin mendekat menuju ruang tunggu SNSD. Ditatapnya sebuah kertas yang bertuliskan ‘Girl Generation’. Spontan jantungnya kembali berpacu cepat. Nafasnya seakan tersengal. Tubuhnya bergetar hebat dan keringat dingin mengucur dari pelipisnya. Siwon tak pernah merasa segugup seperti sekarang.

Bayangan wajah Yoona kini tengah memenuhi pikirannya. Diingatnya senyuman Yoona yang indah seakan melumpuhkan semua sistem kerja syarafnya.

Diketuknya pintu itu pelan dan sebuah sahutan menyuruhnya untuk segera masuk. Siwon membuka pintu itu perlahan. Rasa cemas tergambar jelas di wajahnya. Ia mengintip dari balik pintu itu dan mencari sosok Yoona.

“Ah .. Oppa!” sapa Tiffany ketika melihat wajah Siwon yang muncul dari balik pintu itu. Gadis itu menyunggingkan senyumnya kemudian berjalan menghampiri Siwon yang masih berdiri di ambang pintu. Beberapa member SNSD lainnya menatap heran kearah Siwon. Dan Siwon hanya tersenyum hambar menanggapi tatapan penuh tanya yang diterimanya.

“Ada apa oppa kemari?” tanya Tiffany sedikit aneh dengan tingkah Siwon yang tak biasa itu.

“Apa kau melihat Yoona?” tanya Siwon segera tanpa memperdulikan pertanyaan Tiffany tadi.

Tiffany tersenyum, ia tahu pria yang ada di hadapannya itu menyimpan rasa pada sahabatnya. Pernah beberapa kali Fany menanyakan prihal perasaan Siwon yang sebenarnya terhadap Yoona. Namun selalu ditepis oleh pria itu. Siwon selalu menyangkal bahwa dirinya sangat menyukai Yoona, bahkan lebih dari itu kini benih-benih cinta telah tumbuh di hatinya.

“Aaa .. Tumben oppa mencari Yoona. Apa ada sesuatu?” tanya Fany dengan nada menggoda Siwon. Wajah Siwon memerah seketika, ia yakin Tiffany tahu maksud kedatangannya kemari bukanlah sekedar urusan bisa.

“Cepat katakan pada ku, ada dimana ia sekarang? Aku tak punya banyak waktu,” ucap Siwon dengan wajah tak sabar.

Fany kembali tersenyum, “Yoona sudah pulang ke dorm dahuluan,” tukasnya dan membuat wajah Siwon berubah terkejut.

“Kenapa tidak bilang, kalau Yoona sudah kembali ke dorm?” protes Siwon sedikit kesal.

“Salah sendiri. Mengapa oppa tidak bertanya tadi.” Satu kebodohan yang begitu disesalinya. Ia terlalu terburu-buru hingga tidak sempat menanyakan keberadaan Yoona sebelumnya pada Tiffany.

“Ah, baiklah. Aku akan menyusulnya ke dorm.” Siwon bergegas pergi, namun dengan cepat Fany meneriakinya.

“Oppa! Selamat berjuang! Semoga berhasil!” pekik gadis itu sembari mengepalkan tangannya memberi semangat pada Siwon. Siwon hanya tersenyum kemudian berlari kembali menuju mobil pribadinya.

***

Yoona merebahkan tubuhnya begitu tiba di dorm. Matanya terpejam sesaat, sekedar melepas lelah. Sengaja ia pulang lebih awal, karena kondisi fisiknya yang kurang baik.

Ia beringsut turun dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar Seohyun. Dicarinya kotak obat-obatan yang biasa tersimpan rapi di atas meja rias Si Makne tersebut. Berulang kali Yoona mencarinya, tetap saja kotak tersebut tidak ia temukan.

Kepalanya terasa pusing dan berat. Diraihnya dompet yang berada di dalam tas kemudian dengan sedikit sempoyongan ia berjalan keluar dari dorm. Yoona berjalan kaki menuju mini market yang tak jauh dari gedung apartemennya.

Di sana ia membeli beberapa keping obat penurun panas, obat pereda sakit kepala serta obat flu. Tak lupa ia membeli multi vitamin agar tubuhnya kembali bugar. Setelah membayar semua belanjaannya, Yoona pun kembali ke dorm dengan langkah gontai.

Ia melewati sebuah taman. Yoona duduk sejenak di bangku taman itu, menikmati udara Seoul yang terasa sejuk dan menyegarkan. Pepohonan yang rimbun membuat suasana damai begitu jelas terlihat. Yoona memperhatikan beberapa anak kecil yang sedang bermain bola tak jauh dari posisinya. Sesekali ia tertawa, melihat tingkah konyol dari bocah-bocah tersebut.

Tiba-tiba ponsel Yoona berbunyi menandakan sebuah panggilan. Dilihatnya nama Choi Siwon yang kini tengah menelponnya. Ia menyernyit, tak biasanya pria itu menghubunginya jika tidak ada hal yang penting. Seingatnya hari ini ia tidak memiliki jadwal pemotretan bersama Siwon.

Ragu-ragu diangkatnya panggilan itu, “Yeoboseo ..” sapa Yoona lembut.

Hening. Tak terdengar jawaban dari Siwon. Yoona semakin bingung dengan situasi yang sedang dihadapinya sekarang.

“Oppa ..” panggilnya lagi.

“Yoona-ya, bisa kita bicara sebentar?” tanya Siwon tiba-tiba. Ia terdiam sejenak untuk berpikir. Apakah ada sesuatu yang serius yang ingin dibicarakan Siwon oppa, pikirnya.

“Yoona-ya .. Gwenchanayo?”

“Ah .. Ne oppa. Apa yang ingin oppa bicarakan? Katakan saja,” jawab Yoona segera.

“Bisa kita bertemu? Aku hampir sampai di dorm mu,” ucap  Siwon membuat Yoona terkejut. Ia tak mengira Siwon akan menemuinya di dorm, mengingat hubungan mereka yang kurang begitu akrab karena Siwon yang selalu menjaga jarak dengannya. Di hatinya bertanya-tanya, sebenarnya apa yang sedang terjadi.

“Ne oppa, tunggu aku di lobby,” ucap Yoona kemudian panggilan itu terputus. Segera ia bangkit kemudian berjalan pulang menuju gedung apartemennya.

Dilihatnya dari kejauhan sosok Siwon yang sedang berdiri di depan pintu lobby. Matanya menatap kagum kearah pria itu. Siwon benar-benar terlihat tampan dengan pakaian casualnya.

“Oppa ..” sapa Yoona membuat Siwon menoleh. Gadis itu menyunggingkan senyum ramahnya pada Siwon dan membuat pria itu tertegun sejenak. Siwon tersenyum canggung.

“Ada apa oppa mencari ku?” tanya Yoona langsung pada intinya.

“Bisa kau ikut aku sebentar?” ucap Siwon dengan wajah serius.

“Kemana? Oppa tidak berniat untuk menculik ku kan?” canda Yoona mencairkan suasana. Keduanya tertawa renyah dan saling memasang wajah malu-malu.

“Kesuatu tempat. Kau ikut saja,” ajak Siwon. Yoona menurut. Ia mengikuti langkah Siwon dari belakang kemudian masuk kedalam mobil.

***

Mereka saling melempar pandang satu sama lain. Yoona masih tenggelam dengan pikirannya sendiri, sedangkan Siwon ia masih kalut dengan rasa gugupnya. Ia bingung harus memulai dari mana. Terlalu panjang jika diperjelas dari awal. Sesekali, mereka pun membuang muka. Menghindari kontak mata yang membuat keduanya semakin dilanda gusar.

Tenggorokan Siwon terasa tercekat. Pita suaranya begitu berat untuk mengeluarkan suara. Yoona tak berani untuk berucap, karena  ia pun sedang merasa gugup terhadap sikap Siwon yang sangat tak biasa.

Duduk keduanya di pinggaran Sungai Han yang airnya tampak tenang namun tak setenang suasana hati dua insan tersebut. Siwon berusaha menyusun kata untuk merangkai sebuah kalimat yang akan menjadi penentu masa depan cintanya. Ia tak mau mejadi seorang pecundang karena tak mampu mengutarakan perasaannya. Dihirupnya oksigen sebanyak-banyaknya. Membangun rasa percaya dirinya yang begitu kecil.

“Yoona-ya ..” nama itu terasa begitu sulit untuk diazimatkan oleh Siwon. Nama seseorang yang mampu membuatnya terlihat bodoh seperti sekarang.

Yoona menatap ke arah pria yang berada di sebelahnya, entah mengapa ketika Siwon memanggilnya ada sesuatu yang bergejolak dari dalam tubuhnya. Jantungnya berdetak kencang ketika suara lembut Siwon menggema di telinganya. Ia bersumpah demi apa pun, ini terlalu menegangkan. Bahkan lebih menegangkan ketika menonton sebuah film horor.

“Aku tidak tahu harus memulainya dari mana. Dan mungkin ini terdengar aneh. Kita memang tidak akrab, bahkan untuk bertegur sapa pun kita jarang melakukan itu. Entahlah, mungkin itu kebodohan ku karena terlalu pengecut. Namun kali ini aku tidak mau menjadi seorang pecundang. Aku tidak tahu apakah kau pun merasakan hal yang sama dengan ku, tapi jujur ingin ku katakan bahwa aku mencintai mu Im Yoona jauh sebelum kita menjadi seperti sekarang. Mungkin terdengar lucu di telinga mu karena aku yang selalu menjaga jarak dan tiba-tiba berkata seperti ini. Itulah kebodohan ku, aku terlalu takut untuk berdekatan dengan mu. Berada di dekat mu selalu membuat ku seperti orang yang frustasi. Aku benci karena ketakutan ku yang membuat mu jauh. Sungguh aku benci, dan kini ingin ku bunuh semua perasaan takut itu dan mencoba mengutarakannya pada mu. Sunggu sulit. Ternyata mengutarakan cinta tak semudah kita mengucapkan skenario yang ada di dalam skrip.” Siwon berhenti sejenak. Pandangannya kini menatap lurus jauh ke depan. Sedangkan Yoona, ia tertunduk dalam mendengarkan dengan seksama tiap ucapan yang dilontarkan Siwon.

“Jadi—maukah kau menerima cinta ku?” tanya Siwon dengan jantung yang terus berdegup kencang berkali-kali lipat dari sebelumnya.

Hening. Hanya bunyi hembusan angin yang meramaikan suasana sepi yang di sekeliling keduanya. Air pun tak beriak sama sekali, seolah meredam rasa kalut di hati Siwon dan Yoona.

“Oppa—sejujurnya aku tidak mengerti ini perasaan seperti apa. Dan aku tidak tahu kapan pastinya aku mulai merasa hal ini. Tapi ketika aku berada di dekat mu, rasa gugup, gelisah, malu, takut semua itu muncul begitu saja. Awalnya, ku kira ini hanyalah sebuah perasaan segan seorang heobae kepada sunbae-nya. Namun sekarang aku paham bahwa perasaan ini bukanlah rasa segan, melainkan ada sesuatu yang mulai tumbuh di hati ku ketika bersama dengan mu.  Ku rasa—aku juga mulai mencintai mu, oppa,” jawab Yoona masih tertunduk dalam. Ia tak dapat mengontrol kerja jantungnya. Tangannya bergetar dan sekujur tubuhnya terasa dingin. Ia baru saja mengakui perasaanya.

Siwon memberanikan diri untuk menatap Yoona kemudian meraih tangan gadis itu lalu mengenggamnya erat. Dirasanya tangan Yoona yang dingin. “Ternyata kau juga merasa gugup seperti ku?” tanya Siwon mencairkan suasana.

Yoona tersipu, ia hanya mengangguk dan tak berani bersuara lagi. Keduanya menghabiskan waktu di tepi Sungai Han hingga langit telah berubah menjadi jingga. Yoona yang mulai merasa lelah kini tengah bersandar di bahu kokoh Siwon. Nafasnya berhembus teratur, tak sekalut tadi. Menikmati penghujung senja memanglah moment paling indah.

Tiba-tiba Siwon teringat sesuatu. Ia bangkit dari posisinya dan membuat Yoona terlonjak kaget. “Waeyo, oppa?” tanya Yoona heran.

“Tunggu sebentar. Ada yang ku lupakan,” ucap Siwon kemudian meninggalkan Yoona sendirian. Yoona bingung dengan sikap frontal pria yang baru saja menjadi kekasihnya itu. Ia hanya berdiam diri menunggu Siwon kembali.

Pandangan Yoona menatap jauh kedepan. Dilihatnya beberapa kapal yang melintasi sungai itu dan tiba-tiba sebuket bunga muncul di hadapannya. Yoona memalingkan wajahnya dan melihat Siwon yang sedang tersenyum. Segera diraihnya bunga mawar itu kemudian mencium aroma wanginya.

“Oppa tahu aku sangat menyukai bunga mawar?” tanya Yoona.

Siwon mengangguk. “Aku tahu semua tentang mu.”

“Benarkah. Oppa tahu dari mana?” tanya Yoona penasaran dengan binaran mata yang indah.

“Aku melihat semua tentang diri di situs resmi SNSD,” jawab Siwon santai. Seketika wajah cerah Yoona berubah cemberut.

“Aku kira oppa terus mengamatiku,” gumamnya kecewa. Siwon tertawa, “Bukankah searching di dunia maya juga termasuk mengamati mu secara tidak langsung?”

“Ah .. Itu berbeda, Oppa!” bantah Yoona.

“Tidak, sama saja ..” gumam Siwon tak mau kalah.

Flashback end …

***

Yoona menggigit bibir bawahnya. Sudah setengah jam ia duduk seorang diri di tepian Sungai Han. Hari ini Siwon mengajaknya untuk bertemu, namun yang dinanti belum juga menunjukkan keberadaannya. Jika tahu kekasihnya akan datang terlambat mungki Yoona tidak akan datang seawal ini, batin gadis itu.

Dihelanya nafas berkali-kali, mengusir rasa bosan serta hawa dingin yang begitu menusuk. Yoona membetulkan letak syalnya kemudian sedikit mengeratkannya. Nafas yang keluar dari hidungnya mengepulkan asap. Sekarang telah memasuki bulan Januari dan Negeri Ginseng itu masih diselimuti musim dingin abadi.

Gadis itu hampir pasrah dengan cuaca yang tidak bersahabat siang itu. Ia merutuki dirinya sendiri karena tidak memakai sarung tangan untuk menghangatkan jari-jarinya. Ditatapnya jari manis yang terlingkar sebuah cincin berlian yang indah. Yoona mengingat kembali kejadian beberapa bulan yang lalu sewaktu ia di Paris.

Senyumnya reka karna bahagia ketika dirinya dilamar di kota penuh cinta tersebut. Ia tak menyangka Siwon akan memberikan kenangan manis di ingatannya. Apa lagi malam itu Siwon mengecup bibirnya hangat, membuat wajah Yoona berubah merah padam dan tak dapat tidur semalaman. Ia menyentuh pipinya yang memanas. Senyum bahagia jelas terlihat di wajahnya, melupakan rasa kesal karena menunggu Siwon terlalu lama.

“Sedang memikirkan ku,” bisik Siwon pelan ditelinga Yoona. Membuat tengkuk gadis itu meremang. Ia terkejut melihat Siwon yang kini sedang duduk di sampingnya.

“Sejak kapan oppa datang?” tanya Yoona dengan wajah kesal. Senyumnya seketika pudar karena Siwon telah ingkar janji untuk datang tepat waktu.

“Sejak wajah mu berubah menjadi seperti Kepiting Busan,” jawab Siwon asal. “Kenapa tersenyum sendiri? Apa kau sedang tidak sehat?” timpalnya lagi sembari menyentuh dahi Yoona.

“Oppa pikir, aku ini hewan laut,” sahut Yoona marah.

Wajah Yoona semakin bertekuk kesal. Ia bangkit dari duduknya dan hendak pergi meninggalakan pria yang telah merusak moodnya itu. Namun dengan sigap Siwon menarik Yoona hingga gadis itu jatuh ke dalam pelukannya.

Siwon mengalungkan tangan kanannya di pinggang Yoona dan dengan tangan kirinya, ia memberikan buket bunga mawar yang tadi dibelinya.

“Aku membeli bunga ini terlebih dahulu. Maafkan aku membuat mu terlalu lama menunggu,” ucap Siwon sembari menatap wajah Yoona lekat. Yoona tak dapat berkutik. Ia hanya tertegun melihat pesona tampan kekasihnya yang selalu melumpuhkan.

Siwon mengedipkan sebelah matanya nakal dan wajah Yoona berubah semakin memerah. Diraihnya buket bunga mawar itu lalu mencium aromanya yang harum.

“Gomawo oppa,” ucapnya pelan.

“Tidak marah lagi?” tanya Siwon masih belum melepas pelukannya. Yoona tak berani menatap Siwon. Ia hanya tertunduk memandangi kelopak-kelopak mawar yang masih tampak segar itu.

Siwon mengangkat dagu Yoona, membuat pandangan keduanya saling bertemu. “Kau tahu, aku benar-benar sangat merindukan mu, Yoong,” bisiknya lembut lalu membawa Yoona kembali ke dalam pelukannya. Dieratkan tangannya memeluk yang dicinta.

Hangat dirasakan Yoona ketika berada dalam pelukan Siwon, membuatnya betah berlama-lama dalam posisi seperti itu. “Aku juga merindukan mu, oppa,” balas Yoona.

Siwon mengecup puncak kepala kekasihnya. Dihirupnya aroma lemon yang menyegarkan dari rambut gadis itu. Ia benar-benar menyukai aroma khas rambut Yoona yang lembut. Dibelainya sayang rambut Yoona, membiarkan satu dengan lainnya tenggelam oleh rasa bahagia yang tercipta dari pertemuan singkat itu.

***

Yoona keluar dari kamar mandi dengan handuk di atas kepalanya. Ia menggosok-gosokan handuk tersebut ke rambutnya yang basah sembari berjalan menuju kamar. Dilihatnya Yuri sedang berbaring telungkup, memainkan laptop.

“Eonni sedang apa?” tanya Yoona sembari mengintip apa yang sedang dikerjakan teman sekamarnya itu.

“Aku sedang melihat papan komunitas online yang sedang memposting vote untuk arti wanita tercantik dengan balutan gaun pengantin,” jelas Yuri tanpa mengalihkan pandangannya.

Yoona memajukan kepalanya, dilihatnya urutan-urutan nama artis yang mengenakan gaun pengantin yang menjadi kandidat untuk divote dan namanya pun tertera pada daftar urutan itu.

“Waaa, lihatlah Yoong. Kau masuk listnya. Gaun yang kau kenakan sangat cantik,” puji Yuri. Yoona tersenyum malu, ia pun membayangkan bagaimana nanti dirinya akan mengenakan gaun itu sungguhan di upacara pernikahannya.

“Ya! Super Yoong, apa yang kau pikirkan? Humm?” tanya Yuri heran dengan ekspresi wajah Yoona yang aneh.

“Tidak, hanya saja sesuatu yang lucu terlintas di pikiran ku,” ucap Yoona menyembunyikan perasaan bahagianya.

Tiba-tiba pandangan Yoona beralih pada ponselnya yang tergeletak tak bernyawa di atas tempat tidur. Sudah seharian Iphone-nya itu tidak berdering. “Apa oppa tidak mencari ku?” pikirnya.

Diraihnya ponsel itu dan ternyata Iphone-nya non aktif. Segera dicharger ponsel kesayangannya itu lalu dihidupkan kembali. Tiba-tiba Iphone-nya berdering menandakan pesan masuk. Segera dibaca isi pesan yang dikirim oleh Siwon.

“Yoong, bisa temui aku sekarang di taman? Aku sedang sakit,” baca Yoona pelan. Seketika matanya membulat, ia tidak mengira kalau kekasihnya itu berada di taman, sedang menunggunya sekarang.

Cepat-cepat Yoona mengambil sweter beserta syalnya lalu bergegas keluar untuk menemui Siwon. Yoona berlari menuju taman yang hanya berbeda dua block dari apartemenya.

Disebarkannya pandangan menyisiri sudut taman tersebut dan matanya terhenti pada sosok pria yang sedang duduk meringkuk di atas bangku taman. Yoona menghampiri pria itu kemudian menyadarkannya.

“Oppa, gwenchanayeo?” tanya Yoona khawatir.

“Yoong, kau kemana saja? Aku hampir mati kedinginan disini,” suara Siwon terdengar bergetar.

“Mianhae, oppa. Tadi ponsel ku mati,” sesal Yoona. “Sudah berapa jam oppa berada disini?” timpalnya.

“Aku tidak tahu, mungkin hampir 2 jam,” jawab Siwon gemetar.

“Kenapa tidak pulang saja. Bukankah oppa sedang sakit,” tukas Yoona kemudian hendak melepas sweternya, namun segera ditahan oleh Siwon. Ditariknya Yoona kedalam pelukannya lalu menyandarkan kepalanya dibahu gadis itu. Yoona hanya tertegun, jantungnya bekerja cepat kembali.

“Biar seperti ini saja. Tubuh mu hangat, Yoong,” desis Siwon. Yoona tak mampu berkata-kata dan terus membiarkan Siwon memeluknya erat. Nafasnya mulai tersengal menahan rasa gugup. Selalu seperti ini, sesalnya.

“O—oppa. Sebaiknya oppa pulang. Nanti sakitnya bertambah parah,” bujuk Yoona.

Siwon menggelengkan kepalanya. “Biar saja seperti ini, maka sakit ku akan sembuh.”

“Oppa bicara apa? Oppa pikir aku obat penurun panas?” tukas Yoona.

“Aniy. Lebih dari itu. Kau adalah pengobat rindu ku. Aku sakit karena merindukan mu Yoong. Jiwa ku sakit karena tidak bertemu dengan mu. Maka dari itu biarlah seperti ini untuk beberapa saat,” ucap Siwon dengan suara berat.

Yoona meneteskan air matanya. Ia tak mengira bahwa Siwon akan merindukannya seperti ini. Bahkan hingga merasa tersiksa. Dibalasnya peluk Siwon erat.

Tangisnya pecah, “Mianhae oppa, membuatmu sakit,” ucap Yoona sesegukan.

“Mengapa kau menangis, Yoong.” Siwon mengelepaskan pelukannya lalu merengkuh kedua pipi Yoona. Ditatapnya mata bening Yoona yang basah karena air mata. Lalu disekanya kedua sudut pelupuk tersebut.

“Jebal, uljimayeo,” ucap Siwon pelan sepelan angin. Siwon membawa Yoona ke dalam pelukannya. Membiarkan Yoona mendengar detak jantungnya yang begitu kacau karena gadis itu.

“Aku tidak apa-apa Yoong. Bukankah kau sudah mengobati ku tadi. Jangan menangis, hati ku terasa luka bila melihat mu menangis,” ucap Siwon menenangkan kekasihnya.

“Mianhae, oppa.”

“Ssssstttt .. Jangan minta maaf lagi. Itu bukan salah mu, Yoong. Aku yang salah karena terlalu merindukan mu. Tak bisa berjauhan dari mu, dan selalu menginginkan mu. Berhenti menangis. Humm?”

Yoona mengangguk, ia tersenyum bahagia mendengar betapa ia dicintai oleh Siwon. Betapa sungguh-sungguhnya Siwon menginginkan dirinya masuk kedalam kehidupan pria itu. Ia merasa menjadi wanita yang paling beruntung karena mendapat cinta yang tulus dari pria yang diidolakan oleh semua kaum wanita itu.

Didekatkan wajahnya kearah gadis yang ada dihadapannya itu. Dikecupnya penuh cinta bibi tipis Yoona. Memberikan rasa hangat juga ketenangan bagi gadis itu. Seketika ribuan juta kupu-kupu seakan ingin mendesak keluar dari dalam dadanya.

Malam yang dingin itu pun berlalu begitu hangat akibat ledakan cinta keduanya. Semua asa, gelisah dan lara tak tampak kepermukaan karena tertutup oleh salju putih yang tercipta dari kebersamaan mereka. Dinginnya udara tak menyurutkan keduanya untuk saling melepas rindu ditengah pekat malam yang sunyi. Nyanyian angin pun seolah tak terdengar lagi karena yang ada di benak keduanya adalah rasa cinta yang tumbuh begitu besar.

Author P.O.V end

***

Yoona P.O.V

Ku buka mata ku perlahan, sekujur tubuh ku lemah tak berdaya. Semakin ku pererat selimut tebal yang menutupi sekujur tubuh ku. Kepala ku terasa pusing dan nafasku berhembus hangat.

“Haaaatsssiiim!!”

Sepertinya aku terkena flu. “Aigoo .. Ini semua karna Si Simba Super Junior itu ..”

“Oppa! Kau harus bertanggung jawab karena membuat ku sakit,” protes ku ditelpon.

“Benarkah? Baiklah aku segera ke dorm mu sekarang dan memeluk lagi seperti semalam?” ucap Siwon santai.

“Yaa!! Oppa!!”

 

-FIN-

68 thoughts on “The Beginning I Love You

Don't be a silent reader & leave your comment, please!