[FF Freelance] One Year Later

one year later cover

Title : ONE YEAR LATER

Author : Haruhi @haruhiinayah FB: Haruhi Iin Blog: Haruhi Iin’s World

Genre : Songfic, Romance

Rating : General

Length : One Shoot

Disclaimer :

Onew milik Shawol, Jessica milik SONE, Keduanya milik SMENT, Lagu One Year Later milik penciptanya, FF ini murni buatan Haruhi. Plagiarize is STRICTLY PROHIBITED. Please don’t copy-paste without permission and credit ^^

Main Casts :

Lee Jin Ki (SHINee)

Jessica Jung (SNSD)

Other Casts :

Krystal Jung (f(x))

Han Seo Kyung (OC)

Author Notes :

Annyeonghaseo…. Ini Songfic pertama saya!!! Terinspirasi dari lagu ballad-nya Jessica dan Onew – One Year Later!! >__<

Adakah yang suka lagu ini? Aku pake BANGET! XD

Eniwei, aku berusaha nyatuin lagu One Year Later ke dalam cerita. Berhasil atau nggaknya, aku nggak bisa menilai sendiri. Jadi, untuk yang baca FF ini, tolong aku buat review yaa~

(Sebelumnya sudah pernah di post di blog pribadi aku Haruhi Iin’s World)

Gamsahamnida~ *bow bareng Onew dan Sica* (_ _)
Summary

 

No matter how many seasons pass and how many years go by

I hope that we won’t meet like today again

 

 

***

hanchameul ggumeul ggun geot gata
It feels like I’ve been dreaming for a long time

Rasanya seperti aku telah bermimpi dalam waktu yang lama

 

Lee Jin Ki berdiri di hadapan wanita yang sejak tadi menatapnya sendu. Tatapan wanita itu seakan mendesak syaraf-syaraf otak Jin Ki untuk menggali ingatan tentangnya. Jin Ki begitu yakin ia tidak mengenal wanita itu. Tapi menatap bening matanya membuat dada Jin Ki terasa sesak. Bening mata yang bergetar dan tampak nyaris menumpahkan air mata.

 

handongan hemaego hemaeta
I’ve wandered and wandered around for a while

Aku sudah berjalan dan berjalan di sekitar untuk sejenak

 

Aneh. Ada bagian dalam hati Jin Ki yang mendorongnya untuk memeluk wanita itu. Mendekapnya. Dan entah karena alasan apa, Jin Ki tidak suka melihat yeoja itu bersedih.

 

“Kau benar-benar tidak mengingatku?” Wanita itu meraih tangan Jin Ki yang dibalut sarung tangan wol berwarna hitam. Jin Ki menatap tangannya yang kini dikepal hangat. Ia tidak mengerti mengapa ada bagian hatinya yang merasa tak ingin lepas dari genggaman itu.

 

“Aku Jessica! Aku…” Jessica menunduk, bibirnya bergetar.

 

machi yaksogirado handeut
As if we made a promise

Seperti saat kita membuat janji

 

naekyejeoreul keoseulleo keu nacheoreom maju seoineun uri
Standing here in front of each other like that day from four seasons ago

Berdiri di sini, di depan satu sama lain seperti hari itu, pada empat musim lalu

 

Hati Jessica teriris pilu mengenang kembali pertemuan pertamanya dengan Jin Ki. Pertemuan yang manis, penuh canda tawa. Jin Ki yang jenaka, polos dan menggemaskan langsung mendapat posisi spesial dalam hati Jessica. Lalu sekarang? Setelah satu tahun waktu bergulir, Jin Ki melupakan segalanya?

 

keu ddae uriga sseonaeryeogadeon areumdaweodeon iyagi
Those beautiful stories that we wrote down together

Cerita-cerita indah yang kita tuliskan bersama

 

keu ddae uriga gidohaesseodeon yeonwon hajadeon yaksokdeul
Those eternal promises that we prayed for at that time

Janji-janji kekal yang kita panjatkan saat itu

 

“Aku tidak pernah menyangka aku akan menyebutkan namaku pada orang yang telah mengenalku lebih baik daripada diriku sendiri.” Jessica kembali mendongak, terlihat lebih sedih karena ia mendapati Jin Ki tak memberi reaksi yang berarti. Reaksi yang hanya berupa satu helaan napas.

 

hanashik ddeollda nauigaseumi keyondaji mothalgeol algie
They’re all coming back to me now and I don’t think my heart can take it

Semua itu datang kembali padaku sekarang dan aku tidak tahu apakah hatiku dapat menerimanya

 

Tragis. Selama satu tahun Jessica tenggelam dalam penyesalan dan terlalu banyak memikirkan Jin Ki. Sementara Jin Ki di sini tidak mengingat apapun tentang Jessica -sama sekali.

 

nesaenkage ggukgguk chamasseo
I’ve even restrained myself at the thought of you

Aku bahkan telah  menahan diri untuk memikirkanmu

 

neoui il nyeoneun ddo eoddaesseoni
How has your one year been
Bagaimana satu tahun-
mu berlalu?

 

Jin Ki menarik pelan tangannya dari genggaman Jessica. Sekalipun ia tidak mengenal wanita di hadapannya itu, Jin Ki tetap berusaha bersikap sopan.

 

Mianhae agasshi,…” Jin Ki melepas satu per satu sarung tangannya, lalu memasangnya pada tangan Jessica yang pucat karena kedinginan.

 

Untuk sesaat, Jessica terhanyut dalam sebentuk perhatian itu. Ia bisa merasakan ketulusan kasih dalam sentuhan tangan Jin Ki. Tapi kemudian, angan-angannya kembali jatuh ketika Jin Ki berkata dengan tenang, “Mianhe. Aku tetap tidak mengingatmu.”

 

hanchameul ijeun chae saraji

For a long time, I’ve been living, having forgotten of you

Untuk waktu yang lama, aku menjalani hidup dengan melupakanmu


handongan kawaenchanh deut haesseo
For a while, I thought I was doing fine

Untuk sementara, aku berpikir aku melakukannya dengan baik

 

Jessica mengernyit tak menyangka. Ia mencoba mencari tahu kebenaran itu melalui mata Jin Ki. Mata yang kini tak menatapnya balik, malah sibuk memperhatikan tangannya yang sedang memasangkan sarung tangan untuk Jessica. Posisi itu membuat separuh wajah Jin Ki terbenam lilitan syalnya.

 

Jessica tertunduk kian dalam. Ia menggigit bibir, menahan isakan tangis. Satu tahun…

 

Benak Jessica melayang pada empat musim yang lalu. Di taman yang sama, taman di pinggir sungai Han yang didominasi nuansa putih bersalju. Jessica dan Jin Ki saling bertukar janji untuk selalu bersama, saling mengungkapkan angan-angan dan impian masa depan mereka, menikah, lalu membangun sebuah keluarga sederhana. Mereka mengaitkan jari kelingking, tertawa seperti anak kecil, bermain salju hingga tangan nyaris membeku, lalu berpisah dengan cara yang buruk: bertengkar.

 

Hari itu, hari terakhir Jessica di Seoul sebelum keberangkatannya ke New York. Menurut rencana, malam harinya Jessica akan terbang ke New York bersama adiknya untuk mengunjungi sanak saudara mereka sekaligus memenuhi permintaan orang tua Jessica untuk melanjutkan kuliah selama setahun.

 

Sejak pagi, Jessica dan Jin Ki sengaja meluangkan waktu bersama. Mengunjungi taman ria, mengobrol di café, bermain ski, menonton film, lalu ketika langit sudah berganti malam, mereka menghabiskan waktu yang tersisa dengan berjalan-jalan di taman yang berada di sepanjang tepi sungai Han.

 

Ketika itulah, permasalahan muncul. Saat Jessica menghampiri Jin Ki sambil membawa dua cup kopi, Jin Ki sedang menerima telepon dengan wajah sumringah. Ia sesekali tertawa. Jessica belum pernah melihat wajah Jin Ki sebahagia itu. Penasaran, Jessica berusaha menguping. Rasanya sekujur tubuh Jessica seperti tersengat arus listrik saat Jin Ki berkata, “Seo Kyung-a, aku senang sekali…”

 

Tubuh Jessica seakan membeku. Seo Kyung, mantan kekasih Jin Ki. Saat pertama kali Jessica mengenal Jin Ki, Jin Ki sedang berusaha keras menghapus perasaannya dari wanita itu. Harusnya Jessica tahu, Jin Ki belum bisa melupakan yeoja itu. Jessica lantas tersadar, hubungannya dengan Jin Ki tak sedalam yang ia duga. Mendadak dadanya sesak dan pilu.

 

Tanpa sadar Jessica menitikkan air mata. Tepat pada saat itu, Jin Ki yang sedang menelepon menyadari keberadaan Jessica. Ia lantas terburu-buru mengakhiri pembicaraannya. Ketika Jin Ki berusaha mengampiri Jessica, Jessica berlari. Ia terus berlari menjauhi Jin Ki. Menerobos keramaian dengan hati seakan tersayat. Tapi kemudian Jin Ki berhasil mengejarnya.

 

“Seharusnya aku tau kau masih menyukai Seo Kyung.” Jessica berbalik saat Jin Ki menggamit tangannya.

 

“Bukan! Ya, dengarkan aku.” Jin Ki berusaha memberi penjelasan bahwa Seo Kyung menelepon untuk memberi kabar bahwa gadis itu akan segera menikah. Dan ekspresi bahagia Jin Ki barusan adalah murni karena ia ikut bahagia dengan berita itu. Namun sayangnya, Jessica tak memberi kesempatan untuk berbicara.

 

“Aku tidak ingin dengar apapun! Aku harus pergi malam ini. Kurasa akan lebih mudah jika kau kembali saja pada Seo Kyung. Dan, lupakan aku. Arrasseo?”

 

Tadinya, Jin Ki hendak merengkuh bahu Jessica, membisikkan lamat-lamat kejadian yang sebenarnya. Tapi niatnya urung begitu ia mendengar ucapan Jessica barusan.

 

“Begini maumu? Selama ini kau tidak percaya padaku?” Jin Ki menatap Jessica dingin.

“Aku rasa begini lebih baik.” Jawab Jessica tak kalah dingin. Ia lantas melenggang pergi. Meninggalkan Jin Ki yang masih terpaku di tempatnya. Jin Ki masih ingat dengan sangat jelas. Terlampau jelas. Bagaimana sosok punggung Jessica yang menjauh darinya. Saat itu, penyesalan merambati hati Jin Ki.

 

Baik Jin Ki maupun Jessica sesungguhnya tidak benar-benar menginginkan perpisahan seperti ini. Perpisahan yang mereka harapkan adalah sebuah pelukan erat seakan mereka tak bertemu kembali.

 

Han Seo Kyung. Sudah lama Jessica tak mendengar lagi nama itu dari mulut Jin Ki. Dulu, Jessica yang menyemangati Jin Ki untuk melupakannya. Dulu, nama itu tidak berarti. Tapi kini, setelah ia menjalin hubungan  dengan Jin Ki, nama ‘Seo Kyung’ jadi seperti mantra, apalagi bila yang mengucapkan adalah Jin Ki. Mantra untuk membuka kembali halaman pahit. Saat perasaan Jessica bertepuk sebelah tangan. Saat hatinya teriris sembilu ketika melihat Jin Ki menatap wanita itu dengan cara yang berbeda.

 

Tak bisa dipungkiri, keduanya menyesal dengan perpisahan itu. Jessica sendiri tidak sungguh-sungguh ingin Jin Ki melupakannya. Dan Jin Ki, dua kali lebih menyesal karena tidak menjelaskan yang sebenarnya terjadi. Soal Seo Kyung yang menelepon untuk mengundang Jin Ki ke acara pernikahannya.

 

Malam itu, Jin Ki terjaga. Pesawat Jessica berangkat pukul 11 malam. Ia tak henti-henti memperhatikan jam digital di samping kasurnya.

 

Perasaan yang sama juga dialami Jessica. Sudah berkali-kali ia menatap layar ponsel, menimbang-nimbang apakah ia harus menelepon Jin Ki atau tidak. Sementara itu Krystal di luar sudah menyerukannya untuk segera bergegas. Akhirnya, Jessica memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas. Saat itu ia berpikir, Jin Ki pasti lebih bahagia bersama Seo Kyung. Namun jauh dalam lubuk hatinya, ia tidak setuju dengan ucapan itu. Ia tahu, suatu saat ia pasti akan menyesalinya. Dan itu terbukti.

 

Sementara itu, Jin Ki sudah mengambil keputusan final atas perang batinnya. Ia beranjak cepat dari kasur, menyambar syal dan mantel, lalu mengayuh kencang sepedanya menerobos dinginnya malam bersalju. Napas Jin Ki yang memburu membuat kepulan uap-uap dingin mengudara di sekitar mulutnya. Dalam hati Jin Ki berharap Jessica belum berangkat dari rumah.

 

Tepat saat Jin Ki hampir sampai di rumah Jessica, mobil yang dikendarai Jessica dan Krystal melaju. Jin Ki yang menyadari hal itu lantas mengayuh sepedanya jauh lebih kencang.

 

Sambil tetap mengejar, Jin Ki berkali-kali menyerukan nama Jessica. Namun mobil itu tak juga berhenti. Jangankan berhenti, melambat pun tidak sama sekali. Sebaliknya, mobil itu menambah kecepatan laju. Jin Ki berdecak. Sekali lagi, ia menyerukan nama Jessica. Lalu mengayuh sepedanya lebih cepat lagi. Keringat Jin Ki kali ini mengucur bebas di wajahnya.

 

Terlalu fokus mengejar, Jin Ki tidak sadar ia telah menerobos lampu merah. Sebuah mobil menabraknya. Jin Ki dan sepedanya terpelanting ke sudut jalan. Jin Ki terbaring dengan kondisi mengenaskan. Sementara mobil Jessica semakin menjauh, jauh, lalu menghilang di ujung jalan. Kecelakaan itu membuat Jin Ki kehilangan Jessica, juga sebagian ingatannya.

 

Sekarang, mereka berdiri berhadapan. Kembali seperti setahun lalu. Memori kelam itu seperti tertarik kembali dan terulang hari ini. Namun hanya Jessica yang merasa demikian.

 

“Selama setahun ini aku terus memikirkanmu. Kau tidak akan pernah tau betapa aku menyesali ucapanku pada hari terakhir saat kita bertemu.” Jessica menarik sudut bibirnya, senyumnya getir.

 

Jin Ki menatap Jessica lekat. Berusaha mencerna baik-baik ucapan Jessica. Apa yang terjadi setahun lalu? Siapa yeoja cantik ini?

 

hajiman shigani heureumyeon ggaedara gago isseo
However I started to realize it as time passed by

Namun aku mulai menyadari hal itu seiring dengan waktu

 

neo obshineun an dwoedaneun geol
That I am nothing without you

Bahwa aku bukan apa-apa tanpamu

 

Sejak Jin Ki mengalami amnesia, ia menjalani kehidupannya seperti biasa. Namun Jin Ki merasa semuanya terasa begitu datar. Ia tahu, seharusnya tidak begini. Ia tahu, ia pernah mengalami hari-hari yang lebih menyenangkan sebelumnya. Saat itu Jin Ki sadar, Jin Ki telah kehilangan sesuatu yang berharga. Ia melupakan bagian terpenting yang selama ini telah menjadi sumber semangatnya.


keu ddae uriga aju jogeumman eoreunseuwodeoramyeon

At that time, if only we had been a bit more mature

Pada saat itu, kalau saja kita telah sedikit lebih dewasa


keu ddae uriga micheo molladeon jigeumeul aradeoramyeon

If only we knew how we would be right now

Kalau saja kita tahu bagaimana kita akan menjadi seperti sekarang


ggeuchi obneun huhwoeman dwoe nwoeidaga igyeonael jashini obseoseo

I have no confidence in overcoming these endless regrets

Aku tidak memiliki keyakinan dalam mengatasi penyesalan tak berujung ini

 

Jessica menyerah. Entah apa yang dialami Jin Ki, namun yang jelas: Jessica telah dilupakan. Secara harfiah, secara nyata.

“Maaf, aku mungkin telah mengganggumu.” Jessica menunduk pelan. Tanpa berniat menatap wajah Jin Ki untuk yang terakhir, ia berbalik, melangkah menjauh.

 

keu got majeo ggukgguk chamasseo
So I’ve had to just repress them

Jadi aku hanya menekan perasaan ini

 

keureohge il nyeoni heullawasseo
One year has passed like that
Satu tahun telah berlalu seperti itu

 

Jin Ki menatap punggung Jessica dengan dahi mengernyit. Pemandangan Jessica yang menjauh itu terlihat seperti de javu. Ia teringat dengan perasaan pilu saat menatap punggung yang sama. Tiba-tiba sekelebat kisahnya dengan Jessica berputar seperti film yang dipercepat dalam benak Jin Ki. Jessica yang tertawa merdu saat Jin Ki melemparnya dengan bola-bola salju, Jessica yang menerawang langit ketika berjanji akan selalu mencintainya. Jessica yang tersenyum lembut saat mengusap sisa krim di sekitar mulut Jin Ki dengan tisu. Jessica yang selalu suka bersandar di lengan Jin Ki saat berjalan. Dan, Jessica yang berlinang air mata saat menatap Jin Ki yang sedang berbicara dengan Seo Kyung di telepon.

 

Jin Ki tertegun. Semuanya tampak begitu terang sekarang. Jin Ki bergeming selama beberapa detik. Ingatannya kembali.

“Sica…” Jin Ki berbisik lirih.

 

Sementara itu, Jessica mengayun langkahnya dengan berat. Tangannya kembali mengusap air mata di pipi. Ia terkejut saat tiba-tiba, seseorang mendekapnya dari belakang.

 

Mianhe.” bisiknya di telinga Jessica. Jessica berbalik, menatap haru wajah Jin Ki yang kini tersenyum lebar padanya. Baru kali ini setelah setahun Jessica tak melihat senyum dengan gigi kelinci itu. Lee Jin Ki…. Rindu sekali rasanya.

 

Jessica menghambur cepat ke dalam pelukan Jin Ki. Lee Jin Ki-nya telah kembali.

Naega neomu bogoshippeosseo…” gumam Jessica sambil terisak.

Na do.” Jin Ki mencium puncak kepala Jessica. Ia membelai rambut Jessica penuh kasih sayang.

 

hokshi neodo nae mam gateulgga
Could your feelings perhaps be the same as mine?

Apakah perasaanmu mungkin sama sepertiku?

 

dashi han beonman gihwoereul jugeni
Will you give me another chance?

Maukah kau memberiku kesempatan lain?

 

ijen ara jeoldaero urineun heeojil su obseo
I know now that we can never part from each other

Aku tahu sekarang bahwa kita tidak bisa berpisah satu sama lain

 

saranghago ddo saranghaneun hansaram
The one person I love and love again

Satu orang yang aku cintai dan cintai lagi

uri johadeon cheoeum keu ddaero dashi toragasseumyeon hae
I wish we can go back to our first days

Aku berharap kita bisa kembali ke hari-hari  pertama kita

 

areumdawogo haengbokhaesseodeon sarangieodeon naldeulro
To the beautiful, happy and loving days

Pada hari yang indah, hari-hari bahagia dan penuh kasih

 

gaseum apeun yaegideul heotdwoen datumdeul
Those heart-breaking stories and vain arguments

Kisah-kisah yang memilukan dan argumen yang sia-sia

 

ijen modu damudeo dugo

Just bury all of that now

Kita kubur semua itu sekarang

dashin ggeonaeji malgiro hae
And promise that we won’t take them out again

Dan berjanji kita tidak akan mengungkitnya lagi

 

“Saranghae.” gumam Jin Ki kembali. Jessica tak menjawab. Hanya pelukannya yang menjawab semuanya. Betapa ia tidak ingin kehilangan Jin Ki lagi. Betapa ia sangat mencintai namja ini.

 

kyejeori ddo heullo myeotnyeoni jinado
No matter how many seasons pass and how many years go by

Tidak peduli berapa banyak musim berlalu dan berapa tahun berlalu

 

oneul gadeun mamman dashin obge

I hope that we won’t meet like today again
Aku berharap kita tidak akan bertemu seperti hari ini lagi

 

 

FIN

 

 

Lirik Indonesia-nya aku rapihin sendiri dari hasil translate om Google. Jadi maaf kalo berantakan. >.<

5 thoughts on “[FF Freelance] One Year Later

  1. gila.. keren bgt ff nya.
    aplg cast cwoknya onew. suka bgt.
    lain kali buat ff yg cast nya onew oppa ya thor.
    semangat.

  2. Haduhhh ceritaaaanyaaaaa romantisss amat iin!!!
    ƗƗɑƗƗɑƗƗɑ=D

    Alur ceritanya bagus gak bikin binggung !
    Lanjutkan terus ya karyamu ~
    Hwaiting chingu-a ! (ง’̀⌣’́)ง

Don't be a silent reader & leave your comment, please!