[FF Freelance] Gaze

gazeTitle : Gaze

Author : DkJung (@diani3007)

Main Casts :

  • [SNSD] Kim Taeyeon
  • [2PM] Jang Wooyoung

Genre : Romance

Rated : Teen

Length : Ficlet

Disclaimer : inspired by a story on ‘Dating Agency Cyrano’ Korean drama. Cerita ini asli imajinasi aku, bukan hasil plagiat dan tidak ingin diplagiat.

~*~

“Aku… hanya memperhatikan hidung dan bibirnya,”

~*~

 

“Miyoung-ah, jebal, bantu aku sekali ini saja,” rengek seorang gadis kepada temannya yang bernama Miyoung. Mereka kini tengah duduk berhadapan di sebuah kamar. Gadis yang merupakan sahabat Miyoung memiliki penampilan yang tidak biasa. Rambutnya amat panjang, dan poninya yang juga sudah memanjang ia biarkan menutupi setengah wajahnya. Ia juga tidak pernah memakai riasan apapun pada wajahnya. Mungkin, orang yang pertama melihatnya akan merasa takut. Bagaimana tidak? Penampilannya sudah seperti sadako.

“Memangnya kau ingin aku membantumu apa, Taeyeon-ah?”

“Aku menyukai seorang namja.”

Namja? Nugu?”

Molla, aku tidak sempat menanyakan namanya. Aku bahkan baru bertemu dengannya satu kali.”

“Kau baru bertemu dengannya tapi sudah jatuh cinta padanya? Apa kau sudah berhasil menatap matanya? Dia tampan?”

“Aku… hanya memperhatikan hidung dan bibirnya,” jawab gadis itu, Kim Taeyeon, terlihat menyesal.

“Benar-benar tidak menarik.”

“Tapi aku yakin dia tampan! Dia namja terbaik dan ramah yang pernah kutemui.”

“Memangnya kau pernah bertemu namja lain?” Taeyeon menggeleng pelan.

Taeyeon memiliki trauma menatap bola mata lelaki. Ia dibesarkan di lingkungan yang tertutup. Di rumahnya, ia tinggal dengan ibu, ayah, dan kakak perempuannya. Taeyeon jarang sekali pergi keluar rumah selain ke sekolah. Namun, ketika ia lulus sekolah dasar, orang tuanya menyekolahkannya di sekolah asrama khusus perempuan sampai sma. Akibatnya, Taeyeon tidak pernah lagi bergaul dengan laki-laki. Kecuali ayahnya.

Taeyeon benar-benar merasa terbiasa dan nyaman dengan sekolahnya. Ia pun berhasil lulus dan bisa kembali pulang ke rumahnya. Namun, di hari pertama setelah kepulangannya dari asrama, rumahnya dimasuki beberapa orang perampok. Dan naas, ayahnya terbunuh saat itu. Taeyeon, satu-satunya yang terbangun malam itu, sangat kaget melihat secara langsung bagaimana ayahnya terbunuh di kamarnya akibat tembakan dari salah seorang perampok. Sementara ibunya tergeletak pingsan.

Taeyeon, yang tanpa sengaja melakukan kontak mata dengan si perampok yang membunuh ayahnya pun hanya bisa menegang. Saat itu adalah saat pertama kalinya ia menatap mata seorang laki-laki setelah enam tahun berada di asrama dan hanya menatap mata ayahnya di saat liburan tiba. Tatapan mata perampok itu sungguh mengerikan bagi Taeyeon, membuatnya takut. Dan saat itu juga, ia menyaksikan ayahnya menutup mata untuk selamanya. Mata yang membuatnya nyaman ketika ia tatap, sudah tertutup untuk selamanya.

Ya, mau sampai kapan kau seperti ini? Walau bagaimanapun kau harus belajar menatap mata seorang namja!”

Keunde, aku takut, Miyoung-ah.”

“Kau ini bagaimana, sih? Kan sudah kubilang, tidak semua tatapan mata namja itu mengerikan seperti tatapan mata perampok yang kau lihat dua tahun lalu! Lagipula, kau harus berubah, kau tidak boleh seperti ini terus!”

“Bagaimana caranya?”

“Kau harus belajar menatap mata namja, keurigu,” Miyoung menghentikan ucapannya sejenak lalu menyelipkan rambut Taeyeon yang menutupi sebagian wajahnya ke belakang telinga. “Kau juga harus tampil cantik, bukannya menyeramkan seperti ini!” lanjutnya sambil mengembalikan rambut Taeyeon seperti semula, menutupi setengah wajahnya.

~*~

Kim Taeyeon. Ia kini berjalan pelan keluar rumahnya dengan penampilan seperti biasa yang tidak biasa. Musim dingin membuatnya harus selalu memakai jaket tebal untuk keluar rumah. Celana jeans, jaket, dan tak lupa rambut panjangnya yang selalu menutupi setengah wajahnya. Walaupun sudah diingatkan ibu dan kakaknya berkali-kali, ia tetap tidak pernah mengubah rambutnya. Ya, sejak kematian ayahnya, ia membiarkan poninya yang sudah panjang semakin memanjang hingga menutupi wajahnya. Taeyeon merasa, jika rambutnya menutupi wajahnya, orang tidak akan dengan mudah menatap matanya. Begitu juga sebaliknya. Ia juga selalu menundukkan kepalanya.

Setelah berjalan beberapa langkah, Taeyeon sampai di depan rumah Miyoung. Tidak jauh memang. Rumahnya dan rumah Miyoung bertetangga. Taeyeon baru saja akan memencet bel ketika seseorang lewat di belakangnya. Merasa penasaran, Taeyeon pun berbalik dan memperhatikan punggung seorang laki-laki yang baru saja lewat itu. Rambutnya, gaya pakaiannya, sepatunya, Taeyeon ingat. Dan mungkin, ia akan selalu ingat.

 

Flashback

 

Taeyeon berjalan sambil menjinjing kantung belanjaannya seusai belanja di sebuah minimarket. Langkahnya mendadak terhenti ketika ia merasa ada juga orang yang melangkah di belakangnya. Namun, ia tidak berniat untuk berbalik dan lebih memilih untuk terus berjalan. Hingga ia melihat tubuh seorang laki-laki yang berlari kencang ke arahnya.

“Awas!” seru lelaki itu sambil menarik Taeyeon untuk menyingkir.

BUGH

Laki-laki itu baru saja meninju wajah seseorang yang sepertinya berniat untuk merampok Taeyeon. Setelah merasa perampok itu sudah tidak memiliki tenaga, laki-laki itu menghampiri Taeyeon yang terus menundukkan kepala.

Gwenchana?”

Taeyeon hanya mengangguk pelan. Taeyeon merasa jantungnya berdebar ketika laki-laki itu memegang bahunya. Laki-laki itu tampan, walaupun Taeyeon hanya bisa melihat hidung dan bibirnya. Tampan dan baik hati, itulah kesan pertama yang taeyeon dapatkan darinya.

“Syukurlah kalau kau tidak apa-apa. Keurom, aku duluan ya. berhati-hatilah.”

Taeyeon memperhatikan dengan seksama bagaimana laki-laki itu berjalan menjauhinya. Taeyeon terus memperhatikan sampai laki-laki itu masuk ke rumahnya. Seketika Taeyeon merasa senang. Laki-laki itu, tetangganya.

 

Flashback off

 

Taeyeon merasa jantungnya berdebar cepat. Merasa panik, ia pun kembali membunyikan bel rumah Miyoung dengan tempo yang lebih cepat hingga terdengar berisik dan mengganggu.

Ya, keumanhae!” teriak Miyoung yang sudah berada di hadapan Taeyeon dengan jaket tebalnya.

M-mian,” jawab Taeyeon yang baru saja berhenti membunyikan bel rumah Miyoung.

Kajja!”

Tanpa berbasa-basi, Miyoung langsung menarik tangan Taeyeon menuju halte bus. Mereka duduk sebentar untuk beberapa saat. Setelah sebuah bus datang, Miyoung segera menarik Taeyeon.

~*~

“Apa yang akan kita lakukan di sini, Miyoung-ah?” tanya Taeyeon sambil menghentikan langkahnya ketika ia dan Miyoung sudah sampai di depan sebuah salon.

“Tentu saja menata rambutmu supaya lebih cantik,” jawab Miyoung sambil menarik Taeyeon untuk masuk lalu segera duduk di kursi tunggu.

Beberapa lama kemudian, Miyoung kembali bersama seorang wanita.

“Silakan lewat sini,” ujar wanita itu sambil berjalan mendahului Miyoung yang sibuk menarik-narik Taeyeon.

Begitu sudah mendapatkan kursi, Miyoung mendudukkan Taeyeon secara paksa.

“Mau diapakan?”

“Tolong rapikan rambutnya, jangan sampai menutupi matanya.”

Taeyeon menggelengkan kepalanya kuat-kuat lalu memelas kepada Miyoung.

“Kau harus berubah! Apa kau mau menemuinya lagi dengan penampilan seperti ini? Kau sendiri kan yang bilang dia tampan? Berarti kau juga harus cantik.”

Setelah merasa cukup yakin, Taeyeon akhirnya mau. Wanita itu mulai dengan mengeramasi rambut Taeyeon lalu memotong rambut terutama poni Taeyeon. Tanpa terasa, Taeyeon mengeluarkan air matanya. Rasanya ia sangat sedih. Ia merasa tidak peraya diri. Poni itu sudah seperti tameng dalam hidupnya. Tapi, setelah poninya dipotong pendek sejajar dengan alisnya, tidak ada lagi pelindung. Ia dan juga orang lain bisa menatap matanya dengan jelas, itu yang ia benci.

Gwenchana, kau terlihat cantik,” ujar wanita yang baru saja memotong rambut Taeyeon.

~*~

“Tataplah matanya!” tegas Miyoung untuk kesekian kalinya pada Taeyeon yang terus melihat ke bawah. Di hadapan Taeyeon kini duduk seorang laki-laki sepupu Miyoung, Hwang In Deok, yang kebetulan baru pulang dari Taiwan. Karena itulah Taeyeon kaget dan baru pertama kali melihatnya. In Deok dimintai bantuan oleh Miyoung untuk membantu Taeyeon agar bisa menatap mata laki-laki lagi.

“Apa yang kau lihat? Tidak ada apa-apa di bawah! Tataplah mata orang yang berada di hadapanmu!”

Taeyeon memejamkan matanya rapat-rapat. Ia mencoba untuk meyakinkan dirinya agar bisa menatap mata orang di hadapannya. Semuanya demi laki-laki yang disukainya.

Aku pasti bisa! Aku harus bisa! Aku akan buka mata sekarang!

Dan, terbukalah mata Taeyeon, tepat menatap ke arah mata In Deok. Rasanya tidak menegangkan seperti saat ia terakhir kali menatap mata perampok yang membunuh ayahnya.

“Kau behasil,” ujar In Deok.

Miyoung terlihat sangat bahagia lali memeluk Taeyeon erat.

“Aku tahu kau akan berubah, pasti. Dengan percaya diri, kau pasti bisa berubah.”

~*~

Taeyeon merasakan keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya setelah menekan bel rumah laki-laki yang disukainya itu. Dengan penampilan baru, rambut yang lebih pendek sepunggung, poni yang disejajarkan dengan alisnya, dan sedikit riasan natural pada wajahnya yang biasanya selalu pucat.

Langkah kaki mulai terdengar di telinga Taeyeon. Begitu pintu terbuka, barulah Taeyeon mengangkat kepalanya yang sedari tadi tertunduk. Mata itu, begitu teduh dan nyaman bagi Taeyeon. Tatapan laki-laki itu hangat, membuat Taeyeon tak ingin berhenti memandangnya.

“Kim Taeyeon imnida!” ucap Taeyeon sambil membungkuk.

Ne?”

“Senang bisa bertemu lagi denganmu.”

“Apa kita pernah bertemu sebelumnya?”

Taeyeon menggigit bibir bawahnya.

“Kau pernah menolongku saat aku hampir dirampok di depan minimarket yang tak jauh dari rumahmu.”

Keurae? Keurom, apa tujuanmu ke sini?”

“Sebenarnya, aku menyukaimu!”

Ne?”

“Aku tahu aku memang baru bertemu denganmu satu kali, dan baru menatap matamu hari ini. Keunde, aku tidak pernah bisa berhenti memikirkanmu. Aku selalu ingin bertemu denganmu lagi. Dan kau… adalah namja pertama yang menarik perhatianku. Aku bahkan merubah penampilanku dan memotong rambutku agar tidak membuatmu takut.”

Lelaki itu hanya menatap Taeyeon tanpa ekspresi. Ia tak membalas perkataan Taeyeon. Mata Taeyeon kini mulai berkaca-kaca.

Gomapseumnida, kau sudah meluangkan waktumu untuk membukakan pintu untukku. Aku merasa lega sudah mengungkapkan perasaanku. Kau mungkin berpikir aku yeoja yang aneh. Keunde gwenchana. Keurom, annyeonggigaseyo,” ucap Taeyeon sambil membungkuk lalu berbalik pergi.

Namun, tak sampai tiga langkah, lengannya sudah ditahan oleh tangan yang lebih besar dari tangannya.

Chankaman!”

Taeyeon kaget mendengar suara itu. Ia lalu berbalik.

“Apa kita harus berpisah di saat kita baru saling kenal? Aku rasa itu tidak baik. Aku ingat kau, dan jujur, kau jauh lebih cantik sekarang. Je ireumeun, Jang Wooyoung imnida. Aku senang kita bisa berkenalan. Dan aku juga senang, karena kau tertarik pada namja yang baru saja kau buat tertarik padamu,” tutur laki-laki bermana Wooyoung itu sambil tersenyum. Senyum tulus yang pertama kali Taeyeon dapatkan dari laki-laki dewasa, selain ayahnya.

 

The End

 

 

Ini ff wootae pertama aku. Maaf kalo aneh dan ngga memuaskan karena aku juga masih belajar^^

I’m hoping for your comment~

7 thoughts on “[FF Freelance] Gaze

  1. Iihhh manis sekali~ bayangin betapa ramah dan baiknya wooyoung bisa sampe bikin taeyeon jatuh cinta
    Keren! Nice ff..

  2. Yahh rindu wootae….
    Keren kok thor. Hampir aja aku ngirain si wooyoung yg perampoknya.. Aduhhh. Syukur dehh gak. Hhhe

Leave a reply to anisafitrinurheriantoro1997 Cancel reply