Who Knows?

IMG_4959

Haneul membuka laptopnya, menyeruput kopi hitam pesanannya sambil memasang earphone ke laptop. Dia mengosokkan kedua tangannya, bersiap untuk melakukan kebiasaannya sebagai seorang fansgirl sembari menunggu kedatangan Kyungmi, sahabatnya. Dia mengecek jam tangannya. Sudah hampir jam satu siang, tetapi Kyungmi, belum juga datang. Gadis itu mendecak kesal kemudian mengedarkan pandangannya ke sekeliling cafe tempatnya kini berada. Kona beans. Cafe yang tiba-tiba terkenal karena pemiliknya adalah para Ibu dari anggota boyband terkenal, Super Junior. Sepanjang dia memandang, sebenarnya cafe ini sama seperti cafe biasanya. Tempatnya yang nyaman dan homely mungkin sengaja diciptakan agar semua orang bisa merasakan kehangatan ketika memasuki cafe ini. Sebenarnya, Haneul tidak terlalu peduli dengan pemilik cafe ini, selama dia bisa menemukan penjual kopi hitam yang menurutnya enak, dia akan datang. Lagi pula, dia mendengar cukup berisiko untuk datang ke tempat ini di waktu-waktu perayaan tertentu. Dia dengar akan banyak penggemar yang datang kalau salah satu anggota dari Super Junior datang ke cafe ini. Ah, tentu saja. Walaupun tidak ada anggota Super Junior yang datang, dia bisa melihat begitu banyak stiker yang tertempel di dinding cafe, atau mungkin dinding itu sengaja dibuat untuk menaruh stiker dari para penggemar. Entahlah, Haneul juga tidak terlalu peduli.

Namun, ada satu hal yang Haneul pedulikan. Cho Kyuhyun. Ya, pria itu. Teman satu akademiknya. Haneul bertemu Kyuhyun ketika pria itu juga belajar bahasa Inggris di tempat akademik yang sama dengannya. Pria itu sedikit tertutup dengan perempuan. Mungkin karena Kyuhyun tidak mau penggemarnya salah paham, mengingat dalam kondisi dan di mana pun, penggemar pria itu selalu ada membayanginya. Kyuhyun juga pasti sangat mengerti dengan perasaan penggemarnya, terlebih lagi para gadis yang setia mengikutinya, menjaganya, melindunginya kemanapun pria itu berada. Jadi, Haneul berpikir perlakuan Kyuhyun untuk tidak menimbulkan salah paham di kalangan penggemarnya sudah lumayan bagus. Haneul sadar, pria itu juga memiliki penggemar yang fanatik, yang rela mengeluarkan semua materi dan tenaganya untuk Kyuhyun sendiri. Dan ini semakin membuat Haneul terpuruk.

Terpuruk karena perhatian yang begitu melimpah yang pria itu dapatkan. Terjebak karena ia tahu Kyuhyun tidak mungkin membuka hatinya untuk seorang gadis secara khusus daripada penggemarnya. Hatinya sedikit berdesir mengingat itu semua karena Haneul mencintai pria itu.

Gadis itu menatap layar laptopnya ketika benda itu sudah menyala. Untung saja Haneul mengambil tempat duduk di bagian VIP, duduk bersandarkan tembok. Jadi, ketika laptop itu menyala dia tidak perlu menutup laptopnya untuk menyembunyikan wallpaper dari benda itu. Cho Kyuhyun. Haneul memasang wajah Kyuhyun yang sedang tertidur, yang dia dapatkan dari internet, sebagai wallpapernya. Dia juga mengunci sebuah folder khusus Kyuhyun, yang berisi foto-foto pria itu, videonya, reality show miliknya sampai video konser amatiran yang di ambil oleh penggemarnya. Gadis itu cukup berterima kasih kepada semua orang yang sangat baik mau bersusah payah untuk mengambil gambar pria itu dan menyebarkannya di internet.

Memangku tangannya lalu tersenyum kecut, hanya itu yang Haneul lakukan setiap melihat beberapa gambar yang dia simpan di laptopnya. Haneul ingin sekali berlari, berteriak, menyentuh pria itu sedekat dan senekat seperti para penggemar pria itu lainnya. Namun, dia tidak bisa. Dia tidak mungkin menggunakan waktunya untuk melakukan hal seperti itu. Dia terlalu menghabiskan waktunya untuk mempersiapkan cita-citanya kelak. Karena cita-citanya itulah dia bisa bertemu dengan Kyuhyun. Haneul memutuskan untuk mengambil akademik bahasa Inggris, walaupun dia membenci pelajaran itu karena Haneul ingin menjadi seorang penari balet ke jenjang Internasional. Tidak menyambung memang, tetapi Haneul sudah mengenal beberapa penari balet dari luar negeri dan dia sedikit kesal ketika komunikasinya tidak begitu lancar hanya karena penari dari luar itu tidak mengerti bahasa Korea, juga dirinya yang tidak begitu menguasai bahasa Inggris.

“Kau … beruntung. Betapa aku ingin menjadi sepertimu,” lirih Haneul sambil menunjuk layar laptopnya yang terpampang wajah Kyuhyun.

“Kau juga beruntung memiliki penggemar yang sebegitu hebat,” lanjutnya lagi.

Haneul hendak mengucapkan kata-katanya lagi ketika merasakan ponselnya berdering. Dia sangat cepat mengangkat panggilannya, kemudian melirik ke sekeliling dan merasa bersyukur karena tidak ada orang yang memperhatikannya.

“Halo, ya, Kyungmi, kau ada di mana?” tanya Haneul. Ia mengecek kembali jam tangannya. Kini sudah hampir setengah jam Kyungmi terlambat.

“Aku sedang berjalan ke Kona Beans. Kau masih di sana, bukan? Aku dengar salah satu anggota Super Junior akan datang dan aku rasa Kona Beans akan terlalu penuh.”

Haneul menegakkan tubuhnya. Anggota Super Junior akan datang? Apakah itu Kyuhyun? Mengapa ia merasa senyumannya mengembang begitu saja?

“Oh, tidak. Kau datanglah. Aku sudah lama ada di tempat ini dan kau mengajakku ke cafe lainnya? Bukannya kau sengaja memintaku ke sini karena ingin menemanimu bertemu dengan temanmu di tempat ini? Jadi, temanmu tidak jadi datang?” tanya Haneul bingung. Ia sedikit berharap temannya Kyungmi juga akan datang terlambat dan semakin memperlambat waktu mereka untuk pergi dari Kona Beans. Dengan begitu, Haneul merasa mungkin saja dirinya bisa bertemu dengan anggota Super Junior yang katanya akan datang itu.

“Temanku? Aku juga tidak mengerti mengapa dia tiba-tiba membatalkan janjinya. Oh, baiklah, aku akan datang. Aku sudah hampir sampai. Oh aku melihatmu, Haneul!”

Haneul mendongak ke arah pintu dan menemukan Kyungmi yang berjalan ke arahnya. Gadis itu menutup panggilannya lalu berdecak kesal. Kalau sudah hampir sampai kenapa pula Kyungmi harus meneleponnya?

“Hei. Aku sudah hampir menjadi makanan basi menunggumu di sini,” sapa Haneul sedikit menyindir. Sementara Kyungmi tertawa hambar lalu mengambil duduk di depan Haneul. Ia meletakkan tas jinjingnya lalu beranjak hendak ke meja kasir untuk memesan sesuatu ketika Haneul lebih dulu menarik lengannya.

“Kau mau ke mana?”

“Tentu saja memesan minuman.”

“Bagaimana kalau aku yang memesan?” tawar Haneul sambil tersenyum. Kyungmi memicingkan matanya, mengerti maksud dari pertanyaan Haneul.

“Tidak. Kau duduk di sini saja. Tenang, Haneul. Kyuhyun tidak mungkin menjadi kasir hari ini. Oke?”

Mati kutu. Haneul seperti kehabisan kata-katanya lagi ketika mendengar jawaban dari Kyungmi. Sahabatnya itu benar-benar mengenalnya dengan baik. Kyungmi mengetahui apapun walaupun Haneul sadari kalau dirinya sendiri tidak terlalu terbuka. Kyungmi benar-benar sahabatnya yang berhati peka.

“Kau mau waffle?” Haneul mendongakkan kepala kemudian mengangguk. Selalu saja begitu, Kyungmi akan pergi ke kasir untuk memesan sesuatu lalu kembali lagi ke meja Haneul untuk menawarkan sesuatu padanya. Ah, betapa beruntung dirinya memliki sahabat seperti Haneul.

Gadis itu kembali lagi berfokus dengan laptopnya. Kini, ia mengetik sebuah alamat Official fanbase dari pria bernama Kyuhyun itu. Matanya seketika melotot saat menyadari betapa up-to-date fanbase ini. Seakan-akan fanbase ini tidak pernah tidur atau berjauhan dari Kyuhyun. Haneul mendecak kagum. Inilah mengapa dia menyukai para penggemar Kyuhyun. Haneul tidak perlu susah untuk mencari kabar tentang pria itu, dia hanya perlu masuk ke sebuah situs fanbase dan menemukan semuanya di situ.

“Aku lebih baik pergi kalau kau terus berfokus pada laptopmu itu.” Haneul kembali mendongak. Ternyata Kyungmi sudah duduk manis di depannya dan menyeruput ice coffelate yang biasa dia beli di cafe manapun gadis itu berada. Haneul tersenyum kecil mendengarnya lalu mulai mematikan laptop. Niat awal Haneul, dia akan menghabiskan waktunya sebagai seorang fansgirl sementara Kyungmi dan temannya yang katanya akan datang itu mengobrol. Namun, teman Kyungmi benar-benar tidak datang dan membatalkan semua rencananya. Sementara itu, Kyungmi sama sekali tidak suka kalau dirinya sudah menjadi seorang fansgirl yang terus menerus berkutat dengan laptopnya sendiri. Kyungmi bisa mengamuk.

“Baiklah, sahabatku sayang. Kemarikan waffle itu. Aku akan memakannya,” kata Haneul sembari menggeser piring waffle Kyungmi mendekat ke arahnya.

“Haneul ah, lihat. Sepertinya info tentang anggota Super Junior yang akan datang benar-benar terjadi. Apa kau tidak merasa cafe ini semakin penuh? Ya, walaupun aku tidak merasa terganggu,” kata Kyungmi sedikit berbisik. Haneul mengedarkan pandangannya kemudian mengangguk.

“Bagaimana kalau kita lihat siapa anggota Super Junior yang akan datang? Bagaimana kalau itu …,”

“Kyuhyun?” sela Kyungmi dan dijawab anggukkan bersemangat dari Haneul.

“Kau benar-benar sudah jatuh cinta padanya? Kau ini gila atau apa? Kita ini seumuran dengan pria itu.”

“Memangnya kenapa? Aku pikir ini tidak masalah,” sahut Haneul acuh tak acuh. Dia lebih fokus memakan waffle Kyungmi yang sudah menjadi miliknya.

“Haneul, dengarkan aku. Sejauh apapun kau mencoba mendekat, pria itu juga akan menjauh. Misalnya, kau maju satu langkah ke depan dia akan seribu langkah maju ke depan.”

Kini Haneul menegakkan tubuhnya. Ia sudah mulai tidak menyukai keadaan seperti ini. Kyungmi pasti akan terus menerus menasehatinya kalau mencintai ya … menjadi penggemar Kyuhyun membuang waktu.

“Ah, aku malas kalau sudah berbicara ini denganmu. Baiklah, lebih baik kita pergi saja, mm? Setelah aku menghabiskan waffelku. Bagaimana?”

“Apa kau masih suka membuat fanfiction tentang pria itu? Bagaimana kelanjutannya? Apakah sesosok wanita bernama Kang Haneul itu semakin dekat dengan Kyuhyun?” tanya Kyungmi lagi. Dari nada pertanyaannya, Haneul merasa Kyungmi sudah sedikit emosi.

“Aku hanya menyalurkan bakat penulisanku selain bakat baletku. Aku tidak salah, kan? Kyuhyun hanya aku jadikan sebagai visualisasi pria imajinasiku. Kau berlebihan sekali.”

“Aku heran. Setidaknya kau bisa menciptakan imajinasimu sendiri. Kalau aku baca semua ceritamu, mengapa aku selalu berpikir kalau cerita yang kau buat benar-benar kau dan Kyuhyun.”

Haneul tertawa sebentar sebelum menanggapi ucapan Kyungmi. “Kau berlebihan sekali.”

“Haneul ah, sebenarnya ini tidak terlalu penting. Namun, aku sedikit penasaran. Menurutmu, apa fanfiction yang kau dan kaum sebangsamu itu buat benar-benar terjadi. Misalnya, gadis itu diceritakan dekat dengan kyuhyun karena perjodohan atau gadis yang dekat dengan Kyuhyun itu datang ke dorm Super Junior. Memasak di sana atau entahlah.”

Haneul kini menyiapkan taringnya dan memandang Kyungmi dengan geram. “Apa maksudmu? Kau menyindir tentang fanfiction yang aku buat? Huh? Aku sudah membayangkannya dengan susah payah,” seru Haneul tertahan. Ia menusuk-nusuk waffle tidak terlalu nafsu.

“Aku hanya … bertanya. Mengapa kau marah seperti itu? Maksudku aku hanya bingung saja. Apa kau tidak tahu kalau untuk dekat dengan dorm Super Junior saja kau harus memiliki alasan yang khusus, bukan? Lagipula untuk menjadi seorang ‘yang dekat dengan Super Junior’ kau harus memiliki mental yang kuat.”

“Maka dari itu, ceritanya gadis yang dekat itu menikah dengan Kyuhyun. Daya imajinasimu ini cetek sekali,” sahut Haneul geram.

“Baiklah. Kalau seperti itu, berarti gadis itu harus disembunyikan? Begitu?”

Haneul mengangguk sambil tersenyum kecil. “Apa sekarang Kyungmi-ku sudah pintar?”

“Tidak mungkin. Pria itu memiliki begitu banyak penggemar dan pasti gadis yang dekat itu akan ketahuan.”

“Kenapa masih di bahas? Sudahlah. Aku bilang ini hanya imajinasi. Fanficiton tetaplah fanfiction. Tidak mungkin terjadi kecuali ada keajaiban. Semua orang juga tahu kalau keajaiban akan terjadi untuk satu orang dari berjuta-juta populasi manusia di dunia ini.”

Sebenarnya Haneul sudah terlalu malas untuk membahas hal seperti ini. Kyungmi benar-benar tidak peka untuk hal fansgirl seperti ini. Haneul pikir gadis itu selalu berpikiran tentang kesibukannya sebagai pelukis.

“Maksudku, kau menyukai Kyuhyun, bukan? Dan kau juga tahu pria itu sudah terkenal sampai ke sudut-sudut kota kecil di dunia ini yang mungkin belum pernah kau dengar namanya. Jadi, aku pikir, untuk dekat dengannya kau harus bersinar seperti dia juga. Setidaknya di Korea sendiri.”

Haneul kembali memasang wajah membunuh untuk kesekian kali. “Kyungmi ssi, dengarkan aku. Aku tahu itu. Aku sudah bilang fanfiction itu hanya imajinasi. Lagipula, semua orang yang membaca juga tahu itu.”

“Dengar, aku tidak tahu mengapa aku mengatakan ini. Hanya saja, aku terlalu lelah melihatmu yang mengidolakan pria itu. Tertawa, tersenyum,menangis untuknya. Tidak untuk dirimu sendiri. Maksudku, segeralah bangun, raih cita-citamu dan tunjukkan pada pria itu agar kau pantas berada dekatnya. Bukan sederajat dengan penggemar-penggemar pria itu lainnya.”

Haneul seketika terdiam.

“Aku ingin kau lebih fokus pada akademikmu. Aku mungkin terdengar seperti Ibu-Ibu. Namun, aku rasa ini adalah jalan yang terbaik.”

“Lalu apa yang harus aku lakukan? Berhenti menulis?” tanya Haneul pelan. Sedikit terusik dengan ucapan Kyungmi sebelumnya.

“Tidak. Aku hanya ingin kau melihat keadaan sekitarmu, selain pria itu.”

“Jadi, kau melarangku untuk mengidolakan Kyuhyun?” tanya Haneul lagi.

“Tidak. Aku hanya ingin kau mencontoh pria itu. Bukan semakin terpuruk dan terus menerus merasa kau tidak beruntung karena tidak berada di dekat pria itu atau merasa tidak beruntung saat seorang fans lainnya berfoto dengan Kyuhyun.”

Haneul mengangguk mengalah. “Baiklah.”

“Haneul ah, Apa kau sebegitu mencintai Kyuhyun? Oh! Kau berada di akademik yang sama dengannya, bukan?”

“Ya.”

“Kau pernah berbicara dengannya?”

“Pernah.”

Haneul melirik ke arah Kyungmi yang terdiam. Oh, tidak. Sahabatnya itu sedang berpikir.

“Begitu? Bagaimana rasanya?”

“Senang juga gugup. Aku juga membantunya mengerjakan tugas saat pelajaran di mulai. Dia orang baik.”

“Ngomong-ngomong, apa kau sudah membaca ada sebuah berita yang mengatakan kalau salah satu anggota Super Junior—yang pastinya kau sudah tahu siapa namanya—memiliki skandal dengan seorang …..”

“Jangan! Kau tidak boleh berkata sembarangan. Kalau ada yang dengar kau bisa kena caci maki,” sela Haneul galak. Ia melihat kesekeliling dan bersyukur tidak ada orang yang memperhatikan mereka. Oh, dia baru menyadari kalau cafe ini semakin penuh. Apakah benar anggota Super Junior akan datang?

“Kalau begitu, apa mereka benar-benar menjalin suatu hubungan?”

“Aku tidak tahu,” jawab Haneul sekenanya. Perasaannya mulai tidak baik. Kyungmi pasti akan berbicara yang macam-macam tentang skandal itu.

“Aku baru sadar ternyata kadang cerita di Fanfiction itu benar,” kata Kyungmi bersemangat. Haneul memicingkan matanya tidak suka. Haneul rasa ia memiliki sahabat yang aneh.

“Tadi kau mengatakan Fanfiction itu tidak mungkin sekarang kau mengatakan fanfiction itu benar,” sergah Haneul tak sabar.

“Maksudku, yang kebanyakan cerita orang tentang gadis yang spesial bagi salah satu anggota Super Junior yang disembunyikan, bisa menjadi kenyataan. Buktinya skandal itu. Siapa yang tahu kalau mereka ternyata benar-benar menjalin hubungan yang serius?”

“Mungkin saja.”

Kyungmi kembali menambahi, “Kalau begitu ini sama saja kau merasakan menjadi gadis yang memiliki skandal itu yang memiliki hubungan spesial di dalam fanfictionmu, sementara kau merasakan sedihnya menjadi seorang fans yang tidak tahu apa-apa yang kau ceritakan juga di dalam fanfictionmu di kehidupan nyata? Menarik, bukan?”

“Ini seperti kebalikan,” gumam Haneul tidak sadar.

“Ya, seperti kebalikan. Di dalam fanfictionmu kau merasa bersalah karena memiliki hubungan yang serius dengan pria yang begitu banyak memiliki penggemar. Namun, di kenyataannya kau adalah penggemar itu sendiri.”

Haneul bisa melihat Kyungmi mengendikkan bahunya sendiri. Gadis itu terdiam mencerna ucapan Kyungmi. Sebenarnya ini adalah hal sepele yang tidak perlu didebatkan bahkan dipermasalahkan. Namun, dia sedikit sadar. Saat Kyuhyun berbicara padanya saat di akademik, Haneul benar-benar senang sekali dan merasa dia memiliki jarak yang sedikit lebih dekat dengan pria itu. Akan tetapi, seperti yang dikatakan Kyungmi tadi. Siapa yang tahu kalau mereka, anggota Super Junior, khususnya Kyuhyun memiliki hubungan yang serius dengan seorang gadis di kehidupan mereka. Di kehidupan yang orang lain tidak bisa memasukinya dengan mudah, sekalipun penggemar yang paling fanatik sekalipun. Haneul sadar, kekuatan entertaiment Kyuhyun pasti begitu kuat.

Siapa yang tahu kalau Kyuhyun ternyata memang sudah memiliki kekasih. Walaupun pria itu berulang kali mengatakan ia tidak memiliki kekasih dan hanya mencintai penggemarnya, tetapi kembali lagi. Siapa yang tahu yang sebenarnya terjadi?

Siapa tahu yang sebenarnya terjadi?

Siapa tahu yang ….

“Haneul! lihat! Itu Sungmin, Kyuhyun, Donghae, dan … apakah itu kakak Kyuhyun? Mengapa ia cantik sekali.”

Haneul memperhatikan wajah bersemangat Kyungmi. Sial sekali temannya ini. Setelah Kyungmi berhasil membuat dirinya bimbang dengan semua ucapan gilanya itu, Kyungmi malah tidak merasa bersalah sama sekali. Ucapan Kyungmi benar-benar mematikan rasa fansgirlnya.

Ia mengikuti arah pandang Kyungmi. Gadis itu berdiri untuk memastikan dirinya sendiri kalau yang sedang menyapa para penggemarnya itu benar-benar Kyuhyun. Ah, ya benar. Pria itu, Kyuhyun. Mata Haneul masih saja memperhatikan gerak-gerik Kyuhyun sampai pria itu tak sengaja beradu pandang dengannya. Haneul menegang seketika. Dia tidak bisa mengalihkan pandagannya atau tersenyum. Dia hanya melihat pria itu yang juga sedang memandangnya dengan kening berkerut. Apakah Kyuhyun menyadari kalau Haneul adalah teman satu akademiknya?

Haneul tidak peduli. Sekarang, dia hanya ikut tersenyum dan sedikit menundukkan kepalanya ketika pria itu terlebih dulu melakukan hal tersebut.

The end.

+++

cover dipilih secara acak di google tanpa editan. @hanakyuline bluehankang.wordpress.com

10 thoughts on “Who Knows?

Don't be a silent reader & leave your comment, please!