[FF Freelance] Secret (Part 1)

Secret

 

SECRET – 1

Title: Secret

Type: SEQUEL

Chapter:1

Author: yoonwonfp

Main Cast: Im Yoona, Choi Siwon

Support Cast: Jung Jessica, Lee Donghae, Tiffany Hwang

Genre: Drama, Romance, Family, Marriage life

Rating: General

Disclaimer: HI I’M BACK!^^  This is my new project!  Thx y buat Admin^^…Cerita dalam FF ini terinspirasi dari drama Korea Princess Hours, namun   selebihnya, alur cerita serta karakter tokoh adalah murni hasil imajinasi saya sendiri. Sorry for typo ya…I hope you like it… Enjoy it!

N FOR SIDERS GO AWAY FROM MY FF!      

    

*Wangseja = Pangeran (Pewaris tahta)

   Jeonha= Raja

   Wangbi-mama=Ratu

Cinderella….

Kisah ini tentunya bukanlah kisah yang asing di telinga Anda. Siapa yang tidak tahu tentang seorang anak tiri yang harus hidup menderita bersama ibu tirinya dan saudara tirinya hingga akhirnya dia hidup bahagia bersama sang pangeran di dalam istana? Kisah ini adalah kisah yang begitu romantic yang terus ada di sepanjang zaman dan di seluruh belahan dunia.

Cerita ini mungkin adalah cerita yang sangat disukai oleh sebagian besar penduduk di dunia ini, baik wanita maupun laki-laki, baik anak-anak maupun orang dewasa. Tapi, apakah Anda pernah berpikir bahwa dunia ini mungkin saja ada orang-orang yang justru membenci cerita ini? Sebagian mereka hanya menganggap dongeng ini sebagai isapan jempol belaka, cerita yang sangat mustahil untuk menjadi kenyataan. Bahkan sebagian besar dari mereka mungkin akan lebih percaya pada sulap dibanding pada dongeng seperti ini.

Salah satu orang yang sangat membenci cerita ini adalah Im Yoona. Seorang gadis biasa yang setiap hari harus menjalani kehidupan yang begitu pelik. Semenjak dia kecil, dia akan selalu menutup telinganya jika mendengar cerita ini. Baginya cerita ini adalah pembohong besar umat manusia.

‘Bagaimana mungkin kaya dan miskin bisa bersatu? Cih.. Apalagi dengan seorang pangeran… Bodoh sekali orang-orang yang mempercayai cerita ini!’

Itulah gerutuan yang selalu keluar di hati Yoona setiap kali dia mendengar cerita ini. Baginya hanya wanita-wanita bodoh yang mempercayai dongeng ini. Wanita- wanita yang tidak memiliki pekerjaan lain selain bermimpi di siang bolong. Dan, bermimpi adalah hal yang paling dibencinya. Baginya kehidupannya hanya akan terus berjalan jika dia bekerja keras bukan dengan bermimpi. Bermimpi hanya akan menghabiskan waktunya, itu adalah hal yang paling tidak berguna untuknya.

Pikiran rasional yang dimiliki oleh Yoona tidak jauh berbeda dengan pangeran muda yang bernama Choi Siwon. Menurut Siwon, di dunia ini Cinderella adalah dongeng yang paling bodoh yang pernah ia dengar. Sebagai seorang pangeran yang ber IQ tinggi, dia tahu hal itu adalah hal yang mustahil.

“Aku rasa saat itu Walt Disney sedang kekurangan ide.. Atau mungkin saat itu dia sedang mabuk.. Makanya dia membuat cerita tak bermutu seperti ini….”

Itulah komentar Siwon setiap kali dia mendengar cerita ini. Sebagai seorang pangeran di Korea, jelas sekali dia tahu itu adalah hal yang tidak mungkin. Bayangkan saja, kehidupan seorang pangeran sehari-hari hanyalah di dalam istana dan beberapa tempat mewah yang lain, dan tentunya di tempat-tempat seperti itu dia hanya akan bertemu dengan orang-orang kalangan atas. Bagaimana mungkin seorang pangeran bisa menikah dengan orang biasa jika bergaul dengan mereka saja tidak pernah?

Ini adalah kisah tentang  seorang pria dan seorang wanita yang memiliki perbedaan yang luar biasa. Persis seperti kisah Cinderella yang memiliki perbedaan bagaikan langit dan bumi. Mungkin hanya satu kesamaan mereka yaitu tidak pernah mempercayai takdir. Mereka tidak mempercayai bahwa takdir yang akan mempertemukan mereka, takdir jugalah yang akan menguji mereka. Dan, pada akhirnya takdir jugalah yang akan menjawab mereka. Dan tidak ada satupun yang akan tahu apakah akhir perjalanan kisah mereka akan seindah kisah Cinderella.

***

Im Yoona mengerang pelan ketika sinar matahari yang menembus jendela kamarnya  menyilaukan matanya. Perlahan dia membuka matanya dan mencoba menyesuaikan kedua matanya yang masih terasa berat. Ia meregangkan kedua tangannya sebelum dia memaksa dirinya untuk turun dari tempat tidur . Dia berjalan dengan malas kearah mejanya yang terletak di sudut kamarnya yang kecil dam memandang keluar jendela.

Yoona menatap jalanan Apgujeong-dong di bawah sana lewat jendelanya. Jalanan yang cukup ramai dengan orang-orang yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Mobil-mobil dan motor-motor juga tampak berseliweran di jalan raya. Namun, bukan itu yang menjadi pusat perhatiannya. Yoona tersenyum memandang langit kota Seoul yang tampak cerah. Musim semi yang disukainya kini telah tiba. Yoona membuka jendelanya dan membiarkan angin yang segar memasuki seluruh kamarnya.

“Eonni.. Tutup jendelanya… Dingin…”

Yoona mengalihkan pandangannya pada ranjang yang ada di sampingnya. Dia menatap dengan kesal adiknya, Krystal yang masih saja terbaring dengan damai di atas tempat tidurnya. Dengan kesal dia menarik selimut yang menutupi tubuh dongsaengnya, “Soojung-ah.. Ireona! Ini sudah siang!”Teriak Yoona dengan suara yang cukup memekikkan telinga.

Namun,  Krystal sama sekali tidak mempedulikan kakaknya . Dia tetap memjamkan matanya dan memeluk gulingnya dengan semakin erat karena kedinginan.

“Yah! Krystal! Kau mau terlambat lagi!”Teriak Yoona dengan lebih keras lagi sambil mengambil guling yang dipeluk oleh dongsaengnya.

Krystalpun menyerah saat kakaknya merebut guling dari pelukannya. Dia membuka matanya yang masih menatap Eonninya yang memandangnya tajam dengan tatapan polosnya, “Memang sekarang jam berapa?”Tanyanya sambil mengusap kedua matanya dengat tangannya.  Dengan kesal,Yoona langsung mengambil jam kecil yang ada di atas mejanya dan melemparkannya ke ranjang, “Lihatlah sendiri. Eonnie mau keluar dulu..”Kata Yoona kemudian segera keluar dari kamar tidurnya.

“Eonnie! Kenapa kau tidak membangunkanku dari tadi! Aish!!!!!!!!”Teriak Krystal dari dalam kamar. Yoona menggelengkan kepalanya tak percaya. ‘Bagaimana bisa aku mempunyai adik sepertinya?’Gerutu Yoona dalam hatinya.

Yoona berjalan kearah meja makan dan bergabung bersama Eommanya yang sedang duduk menonton TV sambil memakan sarapannya. Ia  duduk di kursi dan mengambil sepotong roti lalu mengoleskannya dengan selai strawberry yang menjadi kesukaannya. Kemudian melahap makanan pertamanya di pagi itu dengan tenang.

“Wae? Adikmu terlambat bangun lagi Ya?”Tanya Eommanyanya sambil memberikan segelas the untuk Yoona.

“Neh.. Begitulah…”Jawabnya santai sambil terus menikmati makanannya.

“Yoona-ah, nanti malam Eomma akan lembur di pabrik.  Kau bisa pulang lebih awal untuk memasak makan malam?”Tanya Eommanya yang juga tengah melahap roti coklatnya.

Yoona tampak menghentikan kegiatannya dan berpikir sejenak, “Hm.. Baiklah. Nanti sore aku akan usahakan  untuk pulang lebih awal…”

Tepat pada saat itu suara pintu kamar yang terbuka membuat Yoona menolehkan badannya. Dia menatap adiknya yang muncuk dari balik pintu. Krystal sudah berpakaian lengkap dengan seragamnya dan tas sekolahnya.

“Kau tidak sarapan?”Tanya Eommanya sambil memberikan kotak makanan berwarna pink pada Krystal.

“Ani.. Aku sudah terlambat.. Eomma, aku pergi dulu…”Kata Krystal sambil memakai sepatu hitamnya. Sebelum Krystal beranjak pergi dia membalikkan badannya dan menatap Yoona dengan senyuman polosnya, “Eonnie.. Sepertinya aku lupa memberitahumu sesuatu.. Jam itu sebenarnya sudah habis baterai sejak kemarin, makanya hari ini alarm kita tidak berbunyi..”

“Maksudmu apa?”Tanya Yoona yang kini menatap Krystal tajam.

“Sekarang sudah jam 9 Eonni.. Jika tidak percaya lihat saja HPmu.. Bye..Ah, dan satu lagi.. Jamnya sudah aku bawa, aku akan membeli baterainya.. Tenang saja…”Jawab Krystal yang langsung melesat pergi meninggalkan keluarganya sebelum dia mendapat masalah. Yoona langsung berlari ke kamar dan mengambil HPnya yang masih di charge, dia membelakkan matanya ketika melihat angka 9 di layar HPnya.

“Mwoya? Bagaimana bisa? Aish! Aku terlambat!!!”Yoona hanya bisa berteriak dan melesat ke dalam kamar mandi.

“IM SOOJUNG!!!!!!!!!!!!”

***

Badan Yoona seketika lemas saat dia baru saja keluar dari ruangan HRD. Dia baru saja menerima omelan karena dia terlambat kurang lebih 1 jam. Bukan hanya omelan saja yang dia terima, tapi yang lebih parah adalah surat peringatan. Dengan malas Yoona duduk di kursinya. Dia membuka sebotol air mineral yang ada di atas mejanya dan langsung meneguknya sekaligus.

Yuri, salah satu rekan kerja Yoona yang duduk tak jauh darinya, berjalan ke meja Yoona dan menepuk pundaknya, “Wae?  Tumben sekali kau terlambat?”

“Semua gara-gara adikku! Dia menyebalkan!!!”Gerutu Yoona yang masih meremas kertas yang masih berada di tangannya. “Kau tahu semalam dia tidak memberitahuku kalau ternyata jam kami baterainya habis! Alhasil kami berdua bangun terlambat! Tapi yang lebih parah adalah saat bangun pun dia tidak langsung membertahukannya padaku. Saat dia berangkat ke sekolah dia baru memberitahukannya. Bukankah itu menyebalkan?!”

“Sudahlah… Lagipula kau baru sekali kan terlambat.. Jangan terlalu dipikirkan. Lagipula dia kan adikmu juga?”Nasihat Yuri sambil memijit bahu Yoona. “Ah, itu kertas apa Yoong?”Tanya Yuri sembari menunjuk kertas yang masih ada dalam tangan Yoona.

“Surat peringatanku.. Kau mau lihat?”Jawab Yoona malas lalu melepaskan kertas yang sudah tak berbentuk itu ke meja.

Yuri menatap Yoona dengan iba, kemudian dia mengambil kursi dari mejanya dan mendorongnya ke samping Yoona. “Ani.. Aku tidak tertarik.. Ah! Apa kau sudah mendengar gossip baru hari ini?”Tanya Yuri antusias.

“Gosip? Kau tahu kan aku tidak pernah tertarik pada hal seperti itu..”Jawab Yoona malas. Dia tampak tidak tertarik dengan topik pembicaraan yang akan di ceritakan oleh sahabatnya. Dia mengambil tasnya dan mengeluarkan beberapa kertas dan meletakkannya di meja, “Kau tahu, ada 2 gosip penting yang harus kau ketahui..”Lanjut Yuri dengan antusias.

“Gosip penting? Apakah pernah ada gossip yang penting di dunia ini? Paling-paling itu hanya gossip artis-artis di luar sana kan?”Tanya Yoona ringan, tangannya tampak mulai menekan tombol POWER pada CPU di samping layar monitornya.

“Tapi kali ini beda Yoong.. Gosip kali ini menyangkut kita semua sebagai rakyat Korea..”Jelas Yuri dengan semangat berapi-api. Yoona menghela nafas panjang dan membalikkan badannya ke hadapan Yuri, “Baiklah, kau punya 5 menit Kwon Yuri… Setelah ini aku harus bekerja.”Kata Yoona sembari melirik jam tangannya.

“Arra… Kau tahu kan kejadian hari sabtu lalu saat raja jatuh pingsan di acara pertemuan menteri-menteri Korea?”Tanya Yuri dengan antusias. Yoona mengerutkan keningnya bingung dan menggelengkan kepalanya, ”Molla..”

“Yah! Kau ini! Masa berita penting seperti ini saja kau tidak tahu…”Yuri menggelengkan kepalanya dan memandang Yoona tak percaya.

“Sudahlah cepat ceritakan. Kalau kau tidak mau bercerita, lebih baik kau kembali saja. Aku sedang tidak mood sekarang..”

“Baiklah.. Kau tahu, aku dengar raja kita mengidap penyakit yang mematikan.”Jawab Yuri sambil berbisik pelan di telinga Yoona. Yoona mengerutkan keningnya dan memandang sahabatnya dengan bingung,”Mematikan? Penyakit apa?”

Yuri mengangkat kedua bahunya, “Molla”  Yuri melanjutkan ceritanya lagi,“Begini.. Aku dengar kalau posisi raja akan segera digantikan dengan pangeran Siwon. Kau tahu kan? Pangeran yang terkenal cerdas dan sangat tampan itu?”

“Ah.. Pangeran yang sombong itu? Pangeran yang jarang sekali tersenyum dan terkenal dingin itu kan?”

“Yah!  Kau ini! Bagaimana mungkin kau mengatakan dia sombong? Dia itu kan tampan dan cool.. Bayangkan saja dia saja sudah mempunyai fans club …”

“Haha.. Tampan? Cool? Kau tidak salah! Ah.. Apa jangan-jangan kau masuk anggota fans clubnya juga?”Tebak Yoona sambil menunjuk Yuri dengan jari tangannya.

“Neh..Aku memang salah satunya…”Jawab Yuri bangga. Sementara Yoona hanya menggelengkan kepalanya mendengar kebanggaan sahabatnya, “Sudahlah. Aku tidak peduli . Lalu apa hubungannya dengan kita?”

“Aku dengar-dengar kalau pangeran akan menikah dalam waktu dekat sebelum dia dinobatkan menjadi raja..”Raut wajah Yuri yang tadinya tersenyum tampak menjadi sedih saat mengatakan ini. Yoona yang sama sekali tidak peduli dan tidak begitu mengerti masalah ini hanya bisa menepuk pundak Yuri, “Lalu kenapa kau yang sedih?”

“Tentu saja aku sedih., Itu artinya harapanku untuk menjadi seorang putri tidak mungkin terjadi… Padahal kan itu adalah impian terbesarku..”

“Huh.. Sudah kubilang berapa kali, jangan pernah memimpikan hal-hal yang aneh-aneh. Lagipula kau thau kan kalau hal itu tidak mungkin terwujud… Dia itu seorang pangeran dan kau hanya seorang rakyat biasa. Bagaimana mungkin kalian bisa bersama?”Jelas Yoona berusaha merubah impian bodoh sahabatnya.

“Tapi kan itu mungkin saja terjadi Yoong.. Di dunia ini tidak ada hal yang mustahil Yoong..”

“Tidak mustahil? Aku mungkin akan percaya pada sulap ataupun mujizat di dunia ini. Tapi jika kau membicarakan kehidupan seperti dongeng dihadapanku, itulah hal yang paling tidak kupercaya. Itulah hal yang paling mustahil terjadi di dunia ini. Di dunia ini kaya dan miskin tidak akan pernah bersatu…”Jawab Yoona yang juga masih teguh dengan pikiran rasionalnya.

“Terserah kau saja Yoong. Tapi menurutmu wanita seperti apa ya yang kelak akan menikah dengannya?”

“Molla. Tapi dia pasti wanita yang cantik dan pasti berasal dari kalangan bangsawan… Yul, sudahlah.. Aku mau bekerja sekarang.. Kembalilah ke tempatmu..”

Yoona memutar kursinya ke depan computer. Dia mulai memeriksa file-file di komputernya satu per satu. Yuri yang melihat Yoona yang mencuekinya mengerucutkan bibirnya kesal, “Yah! Im Yoona.. pembicaraan kita kan belum selesai, kenapa kau langsung mencuekiku. Huh…”

Yoona menghembuskan nafasnya kencang dan membalikkan kursinya lagi kearah sahabatnya lagi. Dia menatap tajam Yuri yang masih tampak kesal, “Yul, aku melakukan ini karena 2 alasan. Yang pertama, pembicaraanmu sama sekali tidak penting menurutku. Dan alasan yang kedua, waktumu sudah habis. Ingat aku hanya punya waktu 5 menit. Lagipula aku juga sedang tidak ada mood untuk bergosip…”

Yuri  menatap Yoona dengan tatapan bersalah,“Arra.. Arra.. Sepertinya kau memang tidak akan peduli pada hal-hal seperti ini.” Tapi, belum sempat Yoona menanggapinya, Yuri langsung mendekatkan wajahnya pada  Yoona dan berbisik dengan antusias, “Tapi ada satu hal yang penting lagi yang harus kau ketahui.. Ini menyangkut kantor kita…”

“Kantor kita? Wae?”Tanya Yoona yang juga mulai terlihat antusias.

“Aku dengar CEO kita akan segera diganti.”

“Mwo? Diganti? Kenapa bisa? Bukankah selama ini penjualan kita baik-baik saja?”

“Molla.. Aku dengar-dengar seorang keluarga bangsawan yang membeli perusahaan ini untuk anaknya. Jadi nanti anaknya yang akan memimpin perusahaan ini. Tapi belum ada konfirmasi yang jelas,jadi aku tidak tahu yang pasti juga. Yang pasti beberapa hari ini banyak karyawan yang sudah khawatir. Banyak dari mereka yang sudah mulai mencari-cari pekerjaan lain..”

“Ah.. Geurae.. Kalau begi..”

“Im Yoona! Kwon Yuri! Lagi-lagi kalian berdua! Apa yang kalian berdua sedang lakukan hah?!”Teriakan managernya yang tiba-tiba muncul di ada di hadapan mereka berdua langsung membuat mereka menolehkan wajahnya bersamaan. Mereka berdua menundukkan kepalanya tanpa berani berkomentar apa-apa. Mereka membuka telinganya lebar-lebar menanggapi semua ocehan yang keluar dari mulut atasannya itu.

“Cepat selesaikan pekerjaan kalian!”Itulah perkataan terakhir yang mereka dengar dari muulut atasannya sebelum dia beranjak pergi meninggalkan mereka berdua yang masih duduk diam seperti anak yang sedang dihukum.

Mereka berdua mengangkat kepalanya bersamaan dan bernafas lega melihat atasannya yang pergi  menjauh. Mereka menolehkan kepalanya dan menatap wajah mereka yang masih tampak tegang. Bahkan bukan hanya mereka saja yang tampak tegang, tapi karyawan-karyawan yang lain juga tampak tegang.

Tapi tak lama kemudian justru mereka berdua tertawa karena kebodohan mereka, sebelum Akhirnya mereka kembali ke pekerjaan mereka masing-masing. Dan karyawan-karyawan lain hanya bisa memandang heran kedua wanita yang tengah tertawa bahagia setelah menjadi korban amarah atasannya.

***

Yoona memutar kursinya menghadap jendela dan memandang  kearah luar. Langit sudah tampak gelap. Lampu-lampu di sepanjang jalan sudah tampak menyala. Ia melirik jam tangannya sekilas, “Jam 7 lewat..” Yoona ingin sekali pulang mengingat hari sudah malam. Tapi dia hanya bisa mendesah pasrah saat melihat cuaca yang tidak mendukung. Langit saat ini tampak menangis, menurunkan hujan yang sangat deras. Orang-orang di sekitarnya mulai beranjak pergi meninggalkannya seorang diri. Yuri sudah pulang sejak pukul 5 tadi karena dijemput oleh kakaknya.

Yoona melihat dompet yang hanya berisi uang selembar 20 won. Dia ingin sekali memakai uang itu untuk naik taksi, tapi dia rasa uang ini jauh lebih baik dia kumpulkan untuk membayar kebutuhan rumahnya.  Jadi dia mengurungkan niatanya dan tetap memilih menunggu di kantornya seorang diri.

Untuk mengisi rasa bosannya, dia membuat secangkir the hangat untuk menghangatkan badannya. Dia juga mengambil Koran yang ada di atas meja Yuri. Dia membuka setiap lembar demi lembar Koran itu dengan malas karena baginya tidak ada satupun isi yang menarik.  Namun matanya seakan terpaku pada halaman terakhir Koran itu. Matanya terpaku pada foto seorang pria tampan yang sedang tersenym. Senyuman dingin yang terlukis di bibirnya sangat menarik perhatiannya. Tanpa sadar, dia sudah masuk ke dalam pesona seorang Choi Siwon, walaupun hanya melalui sebuah gambar.

“Ternyata dia tampan juga…”Gumam Yoona tanpa sadar. Yoona menopang dagunya dan menatap artikel itu dengan tatapan yang sangat sulit diartikan. Lamunannya terhenti saat HP di atas mejanya berdering kencang.

“Yoboseyo?”Tanya Yoona datar tanpa mengalihkan pandangannya pada artikel di hadapannya.

“Yoong, kau sudah pulang?”

Yoona menggeleng sambil mengambil gelasnya dan menysap tehnya pelan, “Ani..”

“Ah.. Kenapa kau belum pulang? Bukankah hujan sudah berhenti?”Tanya Yuri.

Yoona langsung membalikkan kursinya lagi. Dia membelakkan matanya saat melihat hujan yang tak lagi turun. Sepertinya dia terlalu asik membaca, sampai tak menyadari bahwa hujan telah berhenti. Dia melirik jam tangannya lagi dan mendesah pelan, “Aish.. Sudah jam 8..”

Yoona langsung melipat Koran dihadapannya dan kembali meletakkannya di meja Yuri. Dia juga meneguk seluruh tehnya dan menaruh cangkir itu ke dalam dapur kantornya.

“Kau ini! Ah.. Yoong, besok malam, kau ada acara tidak?”

“Ani..Wae?”

“Aku mau pergi ke peresmian panti asuhan yang akan di buka di pusat kota Seoul. Kau mau ikut?”

Yoona mengerutkan keningnya bingung, Yuri? Pergi ke Panti Asuhan? Yang benar saja! Selama ini dia saja tidak suka dengan anak kecil. “Ke Panti Asuhan? Kau tidak salah?”Tanya Yoona dengan suara yang lebih menekankan.

“Neh.. Hehe… Sebenarnya aku mau kesana karena pangeran Siwon akan memimpin peresmian itu.. Hehe..”Jawab Yuri sambil terkekeh kecil.

“Sudah kuduga.. Tapi Yul, pasti akan sangat ramai kan di sana?”Tanya Yoona sambil berpikir. Yoona memang menyukai anak kecil, jadi dia tertarik.

“Kau tenang saja Yoong. Acara ini tertutup dan hanya khusus untuk kalangan atas saja. Kau tahu kan kalau kakakku itu dokter di Seoul International Hospital… Nah, katanya tadi siang pemimpin mereka memberikan tiket ini khusus untuk dokter anak di sana, dan kakakku minta 2 tiket, supaya aku juga bisa pergi. Dan ternyata, besok kakakku malah harus pergi ke acara ulang tahun adik tunangannya itu. Jadi dia memberikan tiketnya padaku…”Jelas Yuri dengan bersemangat.

“Oh.. Geurae..”

“Ah, dan satu lagi Yoong.. Kakakku bilang ini acara formal. Jadi besok kita harus memakai pakaian yang rapi. Ingat, yang hadir ke sana adalah orang-orang kelas atas. Siapa tahu kita bisa menggaet salah satunya..”Lanjut Yuri dengan nada yang menggoda. Yoona bergidik ngeri mendengar suara dari sahabatnya itu, “Arra.. Arra.. Hentikan suara seksimu itu! Besok jam berapa?”

“Aku akan menjemputmu jam 6 sore. Karena acaranya akan dimulai jam 7.. See you tomorrow.”

“Oc.. Bye..”

Yoona menutup teleponnya dan langsung memasukkannya ke dalam tasnya. Dia menggantungkan tasnya di tangannya dan segera berjalan keluar dari kantornya menuju rumahnya.

***

Yoona dan Yuri sudah tiba di acara peresmian ini sebelum acara dimulai. Ruangan yang  tampak megah ini sudah tampak dipenuhi oleh orang-orang. Yoona dan Yuri memperhatikan nomor yang ada di tiket mereka. Mereka duduk di 2 kursi yang berdampingan di baris ke 3 dari depan, yang tentunya membuat mereka bisa menikmati acara-acara dengan sangat jelas.

Yoona, termasuk seorang penyuka anak kecil. Semenjak dulu dia sering sekali mengunjungi anak-anak yatim piatu. Baik untuk berbagi maupun sekedar menemani anak-anak yang dianggapnya kurang beruntung, persis seperti dirinya. Hanya saja, yang membuatnya bersyukur, setidaknya saat ini dia masih mempunyai keluarga, walaupun kehidupannya tidak seindah orang-orang lain. Pada kenyataannya, dia juga kehilangan sosok ayahnya semenjak kecil, dia juga tidak tumbuh seperti anak-anak pada umumnya yang bisa bermain di masa kecilnya. Dia juga tidak bisa merasakan kasih sayang ibunya sebagaimana seharusnya. Ibunya selalu sibuk karena pekerjaannya sebagai seorang pegawai pabrik untuk memenuhi kebutuhannya. Mungkin hal-hal inilah yang membuat Yoona sangat senang menghabiskan waktu dengan anak-anak yatim piatu seperti mereka. Dengan begitu dia bisa belajar lebih bersyukur, dan terkadang dia juga bisa berbagi pada mereka walau tak banyak.

Walaupun Yoona dan Yuri sangat mirip dalam hal wajah dan fisik mereka, namun sifat mereka berbeda. Jika Yoona penyuka anak kecil, maka tidak dengan Yuri. Hal yang paling tidak disukainya adalah anak kecil.  Sebagai anak bungsu dan satu-satunya perempuan di keluarganya, Yuri tumbuh sebagai anak yang cukup manja. Sehingga dari kecil dia akan merasa tersaingi jika ada anak kecil lain yang datang di keluarganya, walaupun hanya sepupunya. Terkesan lucu memang, tapi itulah kenyataanya. Tapi Walaupun mereka berbeda, sifat mereka yang terbuka, ceroboh, dan ceria membuat mereka berdua menjadi sahabat yang sangat dekat.

Seperti saat ini, Yoona memperhatikan semua acara yang di tampilkan oleh anak-anak yatim piatu yang ada di atas panggung dengan senyuman. Dia sangat menikmati acara itu. Anak-anak manis yang tampak sangat lucu di panggung  menarik perhatiannya dengan nyanyian dan tarian mereka.

Berbeda dengan Yuri, dia tampak dengan antusias memperhatikan Sang pangeran tampan saat membuka acara tersebut, sementara acara yang lain tidak dia pedulikan. Terlebih lagi acara yang ditampilkan oleh-anak-anak yatim piatu itu. Baginya itu adalah acara yang paling membosankan. Toh, tujuannya datang ke sini memang hanya untuk melihat sanga pangeran Korea yang menurutnya sangat tampan.

“Baiklah.. Tidak terasa sudah 2 jam lebih acara ini berjalan. Dan, sekarang sebagai acara penutup.. Dan sebagai acara puncak kita, setiap anak-anak di sini akan memberikan apresiasi pada pangeran kita…Sekali lagi terima kasih..”Ucap MC saat waktu hampir menunjukkan pukul 9 malam.

Alunan music yang begitu lembut mengiringi acara terakhir di malam ini. Siwon sudah berdiri di tengah panggung.  Pangeran tampan ini berusaha mengulaskan senyumnya di hadapan anak-anak itu. Walaupun sebenarnya dalam hatinya, dia sama sekali tidak bahagia. Anak-anak yang polos itu mulai berdatangan satu per satu. Ada yang membawa bunga, coklat, gambar, ataupun mainan mereka. Mau tidak mau Siwon memaksakan tubuhnya untuk berlutut agar bisa memeluk anak-anak kecil itu satu-per satu. Setidaknya dia melaksanakan kewajibannya sebagai seorang Pangeran.

Semuanya berjalan lancar, sampai ada satu insiden kecil. Seorang anak laki-laki yang sedang memegang sebatang ice cream berlari dengan bahagia seperti anak-anak yang lain menuju sang Pangeran yang masih memeluk anak-anak yang lain. Dengan polosnya anak kecil itu  memeluk  sang pangeran dengan erat.  Tentu saja baju pangeran yang tadinya bersih kini sudah penuh oleh noda coklat. Walaupun hanya di satu tempat, tapi bagi sang pangeran tetap saja noda itu sangat menjijikan.

Siwon yang menyadari noda coklat itu, langsung menggerutu dengan keras. Wajahnya jelas menunjukkan kalau dia merasa sangat marah dan jijik dengan apa yang dilakukan anak kecil yang kini masih saja ada dalam pelukannya, “Damn! What is this..”

Siwon yang kesabarannya sudah labis, langsung melepaskan tangan anak kecil dengan kasar dan memandangnya tajam. Wajahnya menjadi merah dalam seketika, “Apa yang sudah kau lakukan?”Bentaknnya dengan suara yang cukup kencang.

Anak yang ada di hadapanya tampak terkejut, es krim coklatnya jatuh begitu saja dari genggamannya. Isakan tangis mulai keluar dari mulutnya. Semua orang dia sana tampak terkejut dan memandang kejadian yang ada di hadapan mereka dengan seksama. Mereka semua sangat terkejut melihat kemarahan sang Pangeran yang selama ini selalu bersikap dingin.

Ada yang setuju dengan sikap Pangeran,seperti Yuri dan beberapa wanita kelas atas lainnya yang memang merasa jijik dengan tingkah anak kecil itu yang sudah menodai baju Pangeran. Tapi, ada juga beberapa orang yang tidak setuju dengan sikap Pangeran. Bagi orang-orang penyuka anak kecil seperti Yoona, tidak seharusnya Pangeran memarahi anak kecil itu hanya karena bajunya yang ternodai oleh es krim coklat. Namun, tidak ada satu orang pun yang berani beranjak dari duduknya dan menengahi pertengkaran yang tak seimbang itu. Bahkan para Pengawal kerajaan pun, tidak ada yang berani mendekati panggung saat melihat kemarahan yang jelas terpampang di wajah Siwon.

Yoona tampak tidak tahan saat melihat pangeran yang di sana masih saja membentak anak kecil itu yang sudah menangis keras. Ia langsung bangkit berdiri dari kursinya dan berlari ke depan panggung. Dia menghampiri anak kecil yang masih mengangis ketakutan dan memeluknya dengan sayang, “Uljimma.. Eonni di sini.. Uljimma…”Ujarnya lembut sambil menepuk pundak anak itu.

Siwon tampak terkejut melihat seorang wanita yang tiba-tiba saja naik dan memeluk anak kecil itu. Dia ingin membentak wanita itu karena membela anak kecil yang sudah melakukan kesalahan padanya. Tapi, yang aneh, saat mendengar suara wanita yang menenangkan anak kecil itu justru malah membuatnya sedikit tenang. Ditambah lagi dengan wajahnya yang terlihat sangat tulus, entah kenapa justru membuat emosi Siwon sedikit turun.

“Biarkan saja dia menangis! Memang dia salah kan…”Ujar Siwon dengan suara yang sudah sedikit tenang. Tapi, wajahnya jelas ,masih penuh dengan emosi.

“Tapi dia hanya anak kecil. Lagipula dia tidak sengaja kan?”Bela Yoona dengan nada yang tak kalah sinis.

Siwon mendesah,“Tak sengaja? Yang benar saja..” Lalu dia memandang Yoona tajam, “Kau tahu tadi jelas-jelas dia sedang memegang es rim yang menjijikan itu, lalu bagaimana mungkin denngan santainya dia bisa  berlari ke arahku dan memelukku? Kau bilang itu tak sengaja!”

“Walaupun dia melakukan kesalahan, tapi kan dia masih anak kecil! Seharusnya Anda memakluminya..”

“Jangan hanya karena dia masih kecil lalu dia bisa seenaknya! Mau jadi seperti apa saat dia besar nanti kalau dia bersikap seenaknya seperti ini?”

Yoona tidak mempedulikan ucapan Siwon, dia membalikkan badannya dan menatap tajam Siwon, “Terserah Anda saja. Paling tidak anak ini tidak akan bersikap seperti Anda nantinya…”

“Dan, pesan saya hanya satu.. Kalau memang Anda adalah seorang pangeran, tolong bersikaplah sebagai seorang pangeran…”Setelah itu Yoona memenggendong anak lelaki itu masuk ke dalam backstage meninggalkan Siwon yang kini menerima tatapan tajam dari semua orang yang ada di dalam ruangan itu.

Siwon melihat Yoona yang meninggalkannya begitu saja dengan kesal. Tapi sejujurnya di balik kekesalannya itu ada rasa takjub di dalam dirinya. Seumur hidupnya, baru kali ini ada orang lain selain ayahnya yang berani melawannya, atau mungkin lebih tepatnya menegurnya. Dan juga baru kali ini dia mendengar suara selembut Yoona.  Namun semuanya itu hanya dia urungkan dalam hatinya. Pada intinya, saat ini wanita ini sudah mempermalukannya. Dan, rasa kesalnya saat ini jelas jauh lebih besar dari rasa takjubnya akan wanita yang baru saja mencari masalah dengannya.

***

Siwon baru saja terbangun dari tidurnya. Kepalanya masih terasa pusing dan badannya pun masih terasa kaku. Dia membuka matanya perlahan dan menyadari kalau keadaan kamarnnya tampak gelap. Dia melirik ke arah jam yang terletak di samping nakas antiknya. “Jam 5 pagi…”Gumamnya. Pantas saja ia masih merasa lelah. Masalah kemarin malam memang menguras tenagannya dan emosinya.

Siwon memaksakan tubuhnya untuk bangun dan duduk di sisi ranjang. Ia mengusap wajahnya sejenak, lalu dia bangkit dan berjalan ke sudut kamarnya yang luas dengan langkah gontai. Dia menenekan saklar lampu untuk menerangi kamarnya yang sangat luas.

Siwon baru akan berjalan kearah kulkas yang disediakan dikamarnya untuk mengambil sebotol air mineral untuk mengisi tenggorokkannya ketika dia mendengar suara ketukan pintu kamarnya terdengar cukup kencang. Siwon menutup matanya sejenak dan menghembuskan nafasnya berat, “Ada apa lagi pagi-pagi begini? Tak bisakah mereka membiarkanku beristirahat sebentar…”

Ketukan itu terus saja berbunyi sampai akhirnya Siwon menyerah dan mempersilahkan penasihat Kim untuk masuk ke kamarnya.

Siwon duduk di ujung kasurnya sambil masih meneguk air minum yang ada di tangannya. Dia menatap malas kepada pria tua yang memberi hormat padanya.

“Wangseja, … Jeonha memanggil Anda..”

Siwon tidak berkomentar mendengar pernyataan penasihatnya. Walaupun pada kenyataanya dia merasa sangat kesal, tapi dia juga tidak bisa mengelak pada tugasnya sendiri. Dia langsung berdiri dan melemparkan minumannya di atas kasrnya dan beranjak ke luar kamar.

***

“Annyeonghasaeyo Jeonha..”Sapa Siwon pada ayahnya yang sedang duduk di sofa ruang tamu. Sang raja tampak sedang memeriksa beberapa laporan di tangannya. Saat melihat putranya datang, sang raja langsung meletakkan suratnya ke atas meja dan mengalihkan pandangannya pada Siwon yang masih berdiri.

“Duduklah..”Ujar sang raja mempersilahkan pangeran untuk duduk di kursi sampingnya.

Suasana di ruangan ini tampak sangat dingin. Siwon paling membenci suasana seperti ini. Suasana di mana dia harus duduk bersama ayahnya yang selalu bersikap tegas dan dingin terhadapnya. Siwon hanya menyesap the hangat yang dituang oleh pelayan sambil memperhatikan lekat-lekat wajah ayahnya.

“Kerjamu cukup bagus…”Kata sang raja dengan ekspresi datar, lalu dia melanjutkan lagi dengan ekspresi yang tampak dingin dan tegas, “Namun kau melakukan suatu kesalahan…”

Siwon menedecakkan lidahnya dan tersenyum pahit. Selalu seperti ini. Ayahnya sejak dulu memang tidak akan pernah menghargai usahanya. Ayahnya hanya selalu mengingat kesalahannya. Seakan di dunia ini tidak ada satu halpun yang dialakukan dengan benar. Semuanya selalu salah.

“Kau tahu apa kesalahanmu?”Tanya sang raja dengan suara yang sedikit meninggi.

Siwon tidak menjawabnya. Dia hanya mentap ayahnya yang tengah marah dengan ekspresi dingin.

“Bagaimana mungkin kau bisa membentak seorang anak kecil yang tidak sengaja menumpahkan es krimnya ke pakaianmu hah?”

“Bukankah Jeonha sudah tahu kalau aku membenci anak kecil?”

“Bagaimana mungkin Korea bisa mempunyai pangeran sepertimu! Kau tahu kan kalau sebentar lagi kau akan menjadi raja? Bagaimana bisa kau menjadi raja jika kau saja tidak bisa menghadapi anak kecil!”                                                                                                                                                                                                                                                                           Siwon membuang mukanya dan berkata dengan nada rendah dan serak, “Aku tidak pernah meminta terlahir sebagai pangeran ataupun raja..”

Sebelum pertengkaran berlanjut, Siwon bangkit dari kursinya lalu membungkuk hormat, “Jeonha, Aku keluar dulu. Selamat malam..”Ujarnya dingin lalu beranjak pergi meninggalkan ruangannya.

Baru saja Siwon hendak membuka pintu kayu di hadapannya,  ayahnya membuka suaranya lagi,“Tunggu dulu… Apa kau sudah menemukan calon istrimu?”

Dia menghentikan langkahnya,“Tenang saja. Aku akan memberitahu Anda kalau aku sudah menemukanny.”Jawab Siwon dengan dingin.

“Geurae.. Kalau begitu aku tunggu kabar darimu secepatnya.. Ingat kita tidak mempunyai banyak waktu..”

***

Siwon duduk bersandar di kursi meja kerjanya. Sesekali dia akan menyesap segelas wine yang ada di samping laptopnya. Matanya tak pernah lepas dari layar laptop yang dihiasi oleh gambar seorang wanita cantik yang tampak tersenyum manis. Senyuman yang tampak dingin namun begitu menarik perhatiannya. Senyuman dingin yang selalu membuat hatinya nyaman dan bisa melupakan masalah yang baru saja terjadi.

“Oppa.. Kau kenapa tak menghubungiku beberapa hari ini?”Kata-kata manja itu langsung menerjang telinga Siwon saat dia mengangkat panggilan dari yeojachingunya melalui media skype. Siwon tersenyum menanggapi pernyataan Jessica “Mianhae Chagiya.. “

Jessica mendekatkan wajahnya pada laptopnya. Dia memperhatikan wajah Siwon dari layar laptopnya dengan mata curiga. Dia yakin namjachingunya pasti menyembunyikan sesuatu. Sementara Siwon yang melihat wajah  Jessica di layar laptopnya mengerutkan keningnya. Tidak biasanya Jessica memandangnya seperti ini.

“Wae? Kenapa kau memandangku seperti itu?”Tanya Siwon yang kini juga mendekatkan wajahnya pada layar laptopnya.

“Apa ada masalah Oppa?”Tanya Jessica masih yang memandang Siwon.

Siwon menghembuskan nafasnya berat saat mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Jessica. Dia ingin sekali membagikan masalahnya saat ini. Tapi sayangnya dia tidak mungkin memberitahukan masalah ini. Apalagi ini menyangkut kerajaan. Lagipula saat ini dia tidak ingin menambah beban Jessca, di saat Jessica masih harus menyelesaikan kuliahnya. “Ani.. Gwenchanna… Hanya saja beberapa hari ini aku sibuk..”

Jessica hanya mendesah pasrah mendengar jawaban Siwon. Dia yakin Siwon pasti tidak akan memberitahunya.Apalagi jika itu menyangkut masalah kerajaan “Ah.. Geurae.… Kau sudah makan?”

“Sudah.. Kau sendiri?”

“Ani..”Jawab Jessica dengan gelengan kecil.

“Kenapa kau belum makan?”  Tanpa menunggu jawaban, Siwon melanjutkan lagi, “Jung Sooyeon, sudah kukatakan berapa kali jangan sampai kau telat makan? Kau itu sudah terlalu kurus… Untuk apa kau diet lagi? Kalau kau sakit bagaimana? Bagaimana kalau nanti…”

“Wangseja,  Anda tenang saja.. Aku bukan telat makan karena aku lupa. Lagipula ini kan masih siang di Paris. Aku hanya sedang menunggu temanku…”Jawab Jesicca sambil terkekeh kecil melihat wajah Siwon yang tampak khawatir.

Alis Siwon terangkat, dia menatap tajam Jessica “Kenapa kau memanggilku dengan gelarku? Kau tahu kan aku paling tidak suka mendengar itu dari mulutmu…”

Jessica  kembali terkekeh kecil. Dia melipat kedua tangannya di dadanya lalu dia memincingkan kedua matanya di depan laptopnya. Dia mengabaikan pertanyaan Siwon dan malah balas bertanya, “Kau sendiri kenapa  memanggilku Sooyeon? Kau tahu aku juga paling tidak suka mendengarmu memanggil nama Koreaku? Huh..”

Siwon kembali mendesah berlebihan, namun dia kembali tersenyum, “Kau tahu kan kalau aku memanggilmu begitu karena aku khawatir padamu?”

“Then.. Same with me…Aku kan hanya membalasmu saja..”Kata Jessica ringan.

Siwon mengangkat kedua tangannya menandakan dia menyerah kalau itu kesalahannya. “Oc.. It’s my fault then..” Sedangkan Jessica tertawa melihat tingkah namjachingunya itu.

“Oppa, kau tahu kan minggu depan aku wisuda. Apa kau akan datang?”Tanya Jessica dengan mata yang penuh harap. Tapi sayang, Siwon hanya bisa membalasnya dengan gelengan, “Mianhe… Kerajaan sedang ada masalah saat ini. Jadi aku tidak bisa ke sana..”

“Huh.. Selalu seperti itu.. Kau bahkan belum pernah mengunjungiku sekalipun di sini. Huh..”

“Mianhae Chagiya.. Aku janji kalau kau kembali nanti aku akan menemanimu kemanapun kau mau. I promise!”

“Chinjja?”

“Neh.. I never lie to you right?”

“Arra.. Arra”

“Sica-ah..”Panggil Siwon dengan lembut. Jessica yang mendengarnya kembali membalas tatapan Siwon juga dengan lembut. “Neomu bogoshippo…”Lanjut Siwon.

“Nado… I miss you so badly…”Jawab Jessica dengan lembut. Mereka saling menatap dalam keheningan selama beberapa saat. Menatap dalam-dalam wajah pasangan mereka di balik layar dengan penuh cinta, berusaha menyembuhkan kerinduan masing-masing.

“Sica-ah, kapan kau akan kembali ke Korea?”Tanya Siwon sambil kembali mengambil segelas wine dari mejanya dan menyesapnya perlahan, “Ah.. Itu. Mungkin.. Ah! Oppa.. Mianhae, temanku sudah menelepon, Aku harus turun sekarang.. Saranghae.. Love You..”Jessica langsung mematikan layar di di hadapannya kemudian beranjak pergi.

Siwon hanya bisa menatap pasrah saat panggilah itu terputus begitu saja dari hadapannya. Padahal saat ini dia masih ingin menatap wajah Jessica. Dia masih ingin sekali berbincang dengan Jessica. Setidaknya dia berharap dia bisa melupakan masalahnya sejenak. Tapi nyatanya, mereka bahkan hanya bisa berbincang sekitar 5 menit tanpa ada pembicaraan yang berarti.

Siwon tertawa hambar, “Lucu sekali…Selalu seperti ini..”Dia langsung menghabiskan segelas wine ke dalam mulutnya dengan sekali tegukan dan menutup laptonya dengan kasar.

***

Sudah semalaman Yoona duduk diam bersama Krystal di sebuah sofa dan menatap Halmeoninya yang masih terbaring tak sadarkan diri di ranjang rumah sakit. Halmeoninya tampak terbaring dengan damai tanpa menunjukkan tanda-tanda akan segera sadar. Yoona masih ingat kejadian kemarin sore saat adiknya  meneleponnya dan mengatakan bahwa halmeoninya mengalami sesak napas yang sangat parah. Saat mendengar berita itu, Yoona langsung melesat ke rumah sakit dan menemukan Halmeoninya yang sudah pingsan sementara adiknya Krystal hanya bisa menangis karena ketakutan. Eommanya yang duduk di kursi yang ada di samping ranjang Halmeoninya, menggenggam tangan Halmeoninya dengan erat dan meremasnya, berharap Halmeoninya segera membuka mata.

“Bagaimana keadaannya Uisanim? Kenapa mertua saya belum sadar juga?” Tanya Eommanya pada seorang dokter yang baru saja selesai memeriksa Halmeoninya.

Dokter itu mencatat sesuatu di bukunya lalu menatap Eommanya dan Halmeoninya yang masih tak sadarkan diri secara bergantian, “Tenanglah, mertua Anda tak sadarkan diri karena pengaruh obat bius yang kemarin kami berikan.. Kalau tidak ada masalah, mungkin beberapa jam lagi dia akan sadar… Tapi..”Dokter itu menggantungkan perkataanya sesaat dan menghela nafasnya berat, “Tapi.. Saya tidak bisa menjamin  mertua  Anda akan bisa bertahan lama. ”

“Maksud Anda apa?”Tanya Eommanya cemas.

“Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, jantung mertua Anda sudah sangat lemah.. Kami tidak bisa berbuat banyak..”Jelas dokter itu.

Yoona berdiri dari sofanya dan bergabung dengan Eommanya yang sedang menangis dan dokter yang masih berdiri di samping ranjang pasien.

“Uisa, apa Halmeoni benar-benar tidak ada pengobatan apapun yang bisa membuat Halmeoni saya sembuh?”Tanya Yoona dengan penuh harap.

Dokter Shim berpikir sejenak,kemudian dia menatap ke dua manic mata Yoona dengan ragu, “ Sebenarnya masih ada satu cara lain.. Geundae… Saya tidak yakin cara itu akan berhasil.”

“Cara apa?”

“Satu-satunya cara terakhir adalah operasi. Geundae… Kemungkinan operasi itu berhasil tidak akan mencapai 50 %.. Dan, kalau memang kalian mau, operasi itu juga harus dilaksanakan secepatnya..”

Yoona mengangguk mengerti, kemudian dia mengulaskan senyuman lemah, “Algeumseumnida Uisanim.. Kamsahamnida..”

Dokter itu tersenyum dan menepuk pelan pundak Yoona, “Cheonma.. Kami akan berusaha sebaik kami..”Ujar dokter itu lalu beranjak pergi dari kamar.

***

Lee Donghae tersenyum lega saat mendengar tangisan bayi yang baru saja berhasil dia selamatkan. Dia menyerahkan bayi mungil itu kepada seorang perawat dan perawat itu menyerahkan bayi yang baru lahir itu kepada sang ibu yang masih terbaring lemah dengan hati-hati. Donghae mengulaskan senyumannya yang kesekian kalinya saat melihat saat-saat dia mana sang suami dan sang ibu menatap bayi mungil itu dengan terharu.

Donghae keluar dari ruang operasi mengenakan baju operasi yang penuh dengan keringat.Tubuhnya memang merasa sangat letih, tetapi tidak dengan perasaannya. Dia merasa sangat bahagia saat ini, saat di mana dia baru saja berhasil membantu kelahiran seorang bayi ke dalam dunia.

Suasana di luar ruangan  operasi cukup tenang. Sangat berbeda dengan Susana di dalam ruangan. Membuat dia ingin sekali beristirahat saat ini. Dia menoleh kearah perawat yang berjalan mengikutinya.

“Apa masih ada pasien lagi?”Tanya Donghae sambil melirik jam tangannya sekilas yang sudah menunjukkan pukul 11 malam.

“Ani.. Ini adalah pasien terakhir Anda..”Jelas sang perawat.

Donghae merasa lega, dia memberikan masker yang ia pakai kepada perawat itu dan bergegas melangkahkan kakinya kearah kantornya untuk bersiap-siap pulang.

***

Yoona berjalan keluar dari ruangan Halmeoninya seorang diri. Dia menyentuh perutnya yang merengek kelaparan. Dia melangkahkan kakinya ke luar dari rumah sakit. Jalanan masih tampak dipenuhi pejalan kaki dan mobil-mobil yang berlalu lalang. Yoona memandang ke arah seberang jalan yang penuh dengan berbagai macam jajanan malam. Aroma makanan yang begitu menggoda tercium jelas oleh indera penciumannya. Ia memutar lagi pandangannya kea rah yang sedikit lebih jauh.  Lalu pandangannya terhenti pada sebuah mini market.

Yoona menyeberangi jalan dengan langkah cepat dan masuk ke dalam mini market itu. Setelah tiba, Ia melangkah ke rak-rak untuk mengambil 3 cup ramyun, satu botol obat batuk dan satu botol obat maag. Setelah memastikan semuanya lengkap, dia berjalan  keluar lorong menuju meja kasir.

“Eomma.. Aku mau cokelat..”

“Besok saja ya kita baru membelinya.. Uang Eomma tidak cukup..”

“Tapi aku mau sekarang Eomma…”

Yoona memperhatikan kedua orang yang tengah berdebat kecil di depannya.  Anak perempuan tersebut mulai menangis kencang saat Eommanya merayunya. Sementara Eomma anak itu tampak bingung dan berusaha menenangkan anaknya.

Yoona menatap kasihan anak kecil itu.Dia mengambil sebatang cokelat yang ada di rak kasir dan menyerahkannya pada anak perempuan itu, “Ini untukmu..” Yoona tersenyum manis saat anak itu mengambil cokelat dari tangannya dengan ragu.

Eomma itu mengalihkan pandangannya pada Yoona yang tengah membelai kepala anaknya dengan sayang, “Tapi…”

Yoona menepuk pundak Eommanya yang tampak khawatir dan tersenyum,“Gwenchanna.. Aku akan membayarnya..”

“Gomawo.. Jeongmal Gomawo..”Ujar sang Eomma sambil membungkukkan badannya berkali-kali.

Yoona mengulaskan senyuman tulusnya membalas Eomma dari anak tersebut. Ia menurunkan badannya agar sejajar dengan anak perempuan itu. Dia memeluk dan membelai rambut panjang milik anak itu, “Uljimma.. Dan lain kali kau harus menuruti Eommamu.. Arra?”

Anak itu mengangguk dengan pelan., “Neh.. Gomawo Eonnie..”

Yoona melangkah maju dari tempatnya saat melihat Eommanya menggandeng tangan anaknya dan keluar dari mini market tersebut. Ia meletakkan keranjang belanjanya ke meja kasir. Lalu dia mengeluarkan dompet dari tasnya dan memeriksa uang yang dibawanya,“Semoga uangnya cukup..”Gumam Yoona pada diri sendiri sambil memperhatikan seorang kasir yang sedang menghitung belanjaannya.

“Semuanya 15 won…”

Yoona terkejut saat mendengar jumlah yang harus ia bayar. Saat ini di dompetnya hanya ada 12 won, itupun sudah termasuk koin-koin yang ada di dompetnya. ‘Sepertinya harga cokelat tadi cukup mahal..’Pikir Yoona dalam hati. Yoona mendesah pasrah. Dia menatap semua belanjaanny dan memilahnya dengan hati-hati. Dia mencoba berpikir barang mana yang paling dia perlukan dan mana yang tidak.

“3 cup ramyun.. Hm.. Aku rasa 2 sudah cukup.. Yang penting Eomma dan Soojung harus makan…”Kata Yoona dalam hatinya. Yoona pun mengambil 1 cup ramyun dan mengeluarkannya dari belanjaannya.

“Ah.. Aku rasa obat maag ini juga tidak terlalu kuperlukan.  Yang penting Eomma harus minum obat batuk ini..”Pikir Yoona lagi. Dia mengambil lagi obat maagnya dan mengeluarkannya dari belanjaannya.

Kasir itu menghapus belanjaan Yoona dari komputernya, tampaknya dia sedikit kerepotan. Tapi dia tetap berusaha tersenyum ramah, “Baiklah.. Semuanya 10 won..”

Yoona mengeluarkan 2 lembar uang 5 won dan menyerahkannya kepada kasir tersebut dengan pasrah, “Mianhe, sudah merepotkanmu..”Ujarnya dengan membungkukkan tubuhnya sedikit.

Kasir itu tersenyum , dia menyerahkan sekantong plastic yang telah terisi penuh pada Yoona, “Gwenchanna… Anda juga sangat baik pada anak kecil tadi.. Semoga hari Anda menyenangkan..”

Begitu keluar dari mini market, perasaan Yoona dalam sekejap langsung memburuk. Dia menatap langit-langit yang menurunkan hujan deras. Suasana yang sangat sesuai dengan keadaanya. Kepalanya pusing, perutnya pun sudah mulai terasa nyeri. Dia memutuskan untuk duduk berjongkok di samping mini market itu sambil menunggu hujan berhenti.

Yoona berjongkok di sana dan menatap hujan itu dengan nanar. Tanpa dia sadari air matanya ikut mengalir.  Bukan karena perutnya yang terasa sakit, tapi karena dia merasa bebannya saat ini sangat berat. Dia menatap rumah sakit besar yang ada di seberangnya, rumah sakit di mana tempat Halmeoninya saat ini terbaring. Jika boleh dia mungkin akan lebih memilih untuk tidak kembali ke sana, atau jika boleh mungkin dia akan memilih dirinya yang terbaring di sana.

Yoona teringat saat tadi pagi dia harus membayar biaya Halmeoninya untuk 2 hari ini, uang di tabungannya langsung habis dalam seketika. Sementara tagihan-tagihan lain masih menantinya di depan mata, listrik, air, uang sekolah Soojung, dan lain-lain. Belum lagi biaya makan mereka dan biaya rumah tangga lainnya.

Yoona menutup matanya dan memijat pelipisnya untuk mengurangi sakit kepalanya yang menjadi-jadi, belum lagi cuaca dingin yang membuatnya menggigil, ditambah lagi dengan penyakit maagnya yang sudah kambuh. Dia benar-benar sudah lelah menghadapi semuanya.

***

“Arra.. Arra.. Nanti aku akan ke sana…Mungkin sekitar 30 menit lagi aku tiba..”Donghae menutup ponselnya dan memasukkannya ke saku celananya.

Dia baru saja akan masuk ke mobilnya BMWnya yang berwarna hitam saat matanya melihat seorang gadis yang tengah berjongkok tak jauh dari tempatnya. Dengan ragu, ia menghampiri wanita ini. Dia berjongkok di hadapannya lalu menepuk pundak wanita ini.

“Agassi, Agassi…”Panggil Donghae dengan sedikit berteriak karena suara gemericik hujan yang juga ikut bergabung.

Yoona membuka matanya dan menatap lelaki yang membangunkan lamunannya. Walaupun dalam gelap, tapi Yoona tetap bisa melihat wajah tampan yang dimiliki pria ini. Pria yang memakai kemeja putih ini sedang menatapnya khawatir.

“Anda baik-baik saja?”Tanya Donghae dengan nada yang sedikit lega saa melihat Yoona sudah membuka matanya.

Yoona menganggukan kepalanya menjawab pelan,“Gwenchanna… Aku baik-baik saja..”

“Anda kenapa masih disini? Anda tidak pulang?”Tanya Donghae yang masih memperhatikan Yoona yang masih tak bergerak dari tempatnya sedikitpun.

“Aku harus menunggu hujan ini berhenti.. baru aku bisa pulang..”

“Memang rumah Anda di mana?”

“Aku akan ke rumah sakit seberang. Tapi karena hujannya sangat deras, jadi aku tidak bisa menyeberang.”

Donghae memerhatikan langit yang masih menurunkan hujan deras. Dia melirik jam di tangannya sekilas, “Hm.. Kalau begitu biar saya saja yang mengantarkan Anda ke seberang. Eotte? Kebetulan saya bawa mobil…”

Yoona diam dan terus menatap Donghae dengan ragu.

“Kkjonghajima, aku bukan penjahat. Lagipula kebetulan aku juga akan melewati jalan itu.”

Donghae berdiri dari tempatnya. Dia mengulurkan tangannya untuk membantu Yoona berdiri dari tempatnya. Awalnya Yoona memang sedikit ragu, dia terus memperhatikan senyuman tulus yang ada di bibir manis Donghae. Akhirnya dia menerima uluran itu.

Donghae merangkul tubuh Yoona yang lemah dan membawanya masuk ke dalam mobilnya. Sementara tangan kirinya memegang payung dengan erat.

Selama di mobil Donghae terus memperhatikan wajah Yoona lewat kaca mobilnya. Dia yakin pasti ada yang tidak beres pada Yoona. Semenjak masuk mobil, Yoona terus memijat pelipisnya dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya dia gunakan untuk mengelus perutnya. Wajah Yoona juga tampak sangat pucat.

Awalnya Donghae hanya berniat menurunkan Yoona di depan rumah sakit, tapi melihat keadaan Yoona seperti ini membuatnya khawatir. Alhasil, dia memutuskan untuk membantu Yoona turun dari mobilnya dan membawanya ke ruang prakteknnya sendiri dan memeriksanya.

Donghae memeriksa suhu tubuh Yoona dan juga keadaan perutnya dengan stetoskopnya. Wajahnya yang tampan tampak sangat serius. Yoona yang sedang terbaring, hanya terdiam. Tanpa sadar, dia terperangkap dalam tatapan tenang milik lelaki di depannya. Jantung Yoona seakan mulai berdetak tak beraturan saat melihat pria itu tersenyum manis padanya. Senyuman yang akan membuat wanita manapun jatuh hati padanya.

“Tidak ada masalah serius. Hanya demam dan maag saja. Aku akan memberimu obat. Oh iya, kau juga harus banyak istirahat. Dan ingat, jangan terlambat makan. Arra?”Jelas Donghae sambil menyerahkan satu lembar kertas yang berisi resep yang dia tulis.

Yoona menganggukan kepalanya mengerti, “Algeumseumnida Uisa-nim.. Kamsahamnida…”

“Tapi, kalau boleh tahu kenapa kau ke rumah sakit? Apa memang untuk pergi ke dokter?”

Yoona menggelengkan kepalanya, “Ani.. Aku kemari karena nenekku sedang sakit..”

Donghae menganggukan kepalanya, “Geurae…Nenekmu sakit apa?”

“Dia sakit jantung…”

“Ah.. Semoga cepat sembuh ya…Hm.. Sebenarnya, dari tadi ada sesuatu yang sedikit menggangguku..”

“Wae?”Tanya Yoona dengan gugup.

Donghae mendekatkan wajahnya pada Yoona dan memandang wajah Yoona lekat, “Apa kau yeoja yang kemarin ada di acara peresmian panti asuhan itu?”

Mendengar pertanyaan Donghae, Yoona terkejut. Wajahnya yang tadinya tenang, berubah menjadi tegang,“Kau.. Kenapa kau bisa tahu?”

“Jadi benar? Kau yang membela anak kecil itu kan?”

Yoona menundukkan kepalanya dan mengangguk pelan. Dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya karena malu. Yah, semenjak acara itu, Yona memang tidak merasa tenang. Dia memang merasa senang telah membela anak kecil itu, tapi dia juga takut kalau nanti pangeran itu akan datang menghukumnya. Dia benar-benar tidak bisa membayangkannya. Setidaknya satu hal yang masih bisa dia syukuri, Untunglah acara ini adalah acara tertutup, jadi boleh dibilang tidak banyak orang yang mengetahui kejadian ini.

Donghae tertawa lepas saat melihat wajah Yoona yang memerah, “Haha.. Kau tahu kau itu lucu sekali..”

“Lucu? Kenapa kau bilang aku lucu?”

“Kau tahu selama ini tidak ada satu orangpun yang berani mendekat pada pangeran jika dia sedang marah. Bahkan pengawalnya pun tidak. Tapi kau justru malah membuatnya tambah marah.. Haha..”Donghae tertawa lepas saat melihat wajah Yoona yang memerah karena malu.

Yoona terdiam mendengar kata-kata Donghae. Entah kenapa tiba-tiba dia menjadi sangat takut. “Tapi aku suka keberanianmu.. “Lanjut Donghae disertai dengan acungan jempolnya.

“Gomawo..”

“Ah iya, perkenalkan, aku Lee Donghae… Senang berkenalan denganmu..”Donghae mengulurkan tangan kanannya.

Yoona ragu sejenak sebelum akhirnya menyambut tangan Donghae. Ia pun membalas senyuman Donghae dengan senyumannya yang juga tampak sangat manis dan berkata, “Aku Im Yoona. Senang berkenalan denganmu…”

***

“Jadi.. Bagaimana?”Tanya Donghae dengan mulut yang masih penuh dengan makanan. Ia mengunyah sebentar, lalu melanjutkan, “Apa keadaan Ayahmu sudah membaik?”

Saat ini Donghae dan Siwon sedang makan di salah satu restoran Italia 24 jam yang menjadi favorit mereka. Restoran ini terletak di pinggir kota Seoul sehingga tidak terlalu banyak orang yang datang mengunjungi tempat ini terutama pada tengah malam seperti ini. Padahal tempat ini memiliki spahgethi dan lagsangna yang paling enak menurut mereka.  Ditambah dengan suasana sederhana dan bersih menambah kenyamanan restoran ini. Semenjak restoran ini buka 5 tahun yang lalu, Siwon, Donghae, serta Jessica sering sekali mengunjungi tempat ini. Baik untuk mengisi perut mereka yang kelaparan, ataupun hanya sekedar mengobrol.

Siwon menghentikan makannya dan menatap Donghae,”Sedikit membaik.. Tapi aktivitasnya sudah bisa berjalan dengan lancar, hanya saja dia tidak boleh keluar dari istana untuk saat ini.”

“Baguslah.. Ah, apa benar gossip yang ada di  Koran itu?

”Gosip apa?”

“Gosip yang mengatakan kalau kau akan segera menikah untuk menggantikan posisi raja.”

“Entahlah..”Jawab Siwon dengan malas.

“Maksudmu? Jadi gossip itu benar?”

“Sebenarnya ayahku menyuruhku untuk segera menikah. Tapi aku rasa aku belum siap. Aku juga tidak mungkin menikah secepat ini. Aku masih ingin menikmati masa mudaku…Lagipula saat ini masih banyak masalah yang harus kuurus. Aku rasa menikah justru hanya akan menambah masalahku.”

“Geundae, apa ayahmu sudah tahu hubunganmu dengan Sica?”

“Ani..Aku belum berani memberitahu Appaku. Kau tahu sendiri kan apa akibatnya jika aku memberitahu mereka kalau Jessica adalah yeojachinguku?”

Donghae mengangguk mengerti, “Arraso..” Dia menyunggingkan senyumannya yang amat tulus, “Kalau begitu aku harap kau bisa menanggung masalahmu kali ini. Sepertinya lagi-lagi aku hanya bisa mendoakanmu.

“Kkokjonghajima…”Selanya cepat saat melihat raut wajah Donghae yang berubah prihatin.

Donghae mengangguk. Dia menatap wajah Siwonyang terlihat penuh beban dengan prihatin. Dia ingin sekali menghibur sahabatnya. Tiba-tiba saja dia teringat pada kejadian sebelum dia kemari. Kejadian yang menurutnya akan sangat menarik bagi sahabatnya.

Donghae menjetikkan jarinya,“Ah! Aku hampir lupa memberitahumu sesuatu yang sangat menarik..”

“Apa?”Tanya Siwon penasaran.

“Kau tahu.. Sebelum  aku kemari, Aku bertemu dengan yeoja yang ada di acara kemarin..”Donghe memulai, “Yeoja yang membela anak kecil  di panggung itu..”Lanjut Donghae dengan antusias.

“Mwo? Maksudmu yeoja yang mempermalukan aku di panggung itu?”Tanya Siwon dengan kesal.

Kejadian semalam tentu saja membuatnya kesal. Bukan hanya karena dia kesal dengan anak-anak kecil yang sebenarnya sangat dibencinya, tapi hal yang paling membuatnya kesal adalah karena kemarin malam dia merasa telah dipermalukan oleh 2 orang sekaligus. Seorang anak kecil dan seorang yeoja! Ditambah lagi ayahnya yang juga menyalahkannya. Belum lagi pendapat masayarakat tentang dirinya.

Tapi sebenarnya hal yang paling dibencinya adalah saat yeoja yang sama sekali tak dikenalnya itu membantah ucapannya.  Selama ini tidak ada satu orangpun yang berani membantahnya ataupun menegurnya terkecuali ayahnya. Jika boleh, dia ingin sekali membunuh wanita yang sudah membuat  harga dirinya jatuh.

“Iya.. Kau tau dia sangat takut saat aku membicarakan kejadian kemarin. Haha..”

Siwon tertawa sakartis, “Ternyata wanita penakut juga.. Aku kira dia sama sekali tidak takut padaku.”

“Jelas saja dia takut. Apalagi saat aku memberitahunya bahwa dia adalah orang pertama yang berani membantah ucapanmu.. Haha..”

“Baguslah.. Biarkan saja dia takut. Dengan begitu tidak akan ada orang yang berlaku seenaknya padaku lagi…”Siwon menganggukan kepalanya menyetujui dengan apa yang Donghae telah lakukan, “Geundae, kenapa kau bisa bertemu dengan wanita itu?”Tanyanya penasaran.

Donghae menyenderkan tubuhnya di sofa,“Ah itu.. Tadi sebelum kemari aku mampir ke mini market sebentar. Dan aku bertemu wanita itu sedang duduk sendirian karena menunggu hujan berhenti, jadi aku mengantarnya kembali ke rumah sakit..”

“Begitu rupanya.. Ah, kau punya nomor telepon yeoja itu?”

Donghae mengernyitkan keningnya penasaran, “Ani… Wae? Tumben sekali kau mau meminta nomor telepon yeoja padaku?”

“Aku hanya mau memberinya sedikit pelajaran saja karena dia sudah mempermalukan aku seenaknya..”Siwon tersenyum sinis, “Tapi, tumben sekali kau tidak meminta nomor yeoja itu? Bukankah biasanya kau akan selalu meminta nomor yeoja yang kau temui?”

“Enak saja.. Kau kira aku playboy? Aku hanya meminta nomor yeoja tertentu.. Yeoja yang cantik dan menarik lebih tepatnya..”Ujar Donghae membela dirinya.

“Ah… Berarti menurutmu yeoja itu tidak cantik dan menarik kan?”

“Ani.. Yoona cantik dan.. sifatnya juga baik…”Dongahe bergumam, “Hanya saja.. aku belum tertarik dengannya..”

“Oh jadi namanya Yoona…”Siwon juga bergumam.

“Sudahlah, kita bicarakan yang lain saja…”Kata Donghae mengalihkan pembicaraan mereka, “Siwon-ah, Lusa aku akan ke Paris..”

“Mwo? Ada apa kau ke sana?”

“Hanya liburan. Kebetulan Jessica juga akan wisuda, jadi aku rasa Paris adalah pilihan terbaik untuk liburan tahun ini..”

“Baguslah.. Setidaknya ada kau yang akan menemaninya nanti..”Gumam Siwon dengan perasaan bersalah.

Donghae memandang Siwon dengan perasaan yang sangat sulit di artikan. Di satu sisi, dia sedih melihat sahabatnya yang tidak bisa mengunjungi Jessica karena kesibukan pekerjaannya sebagai pangeran. Padahal jika dia di posisi Siwon, dia pasti ingin sekali mengunjungi yeojachigunya. Tapi, dia satu sisi, ada perasaan bahagia yang muncul di hatinya , karena itu berarti dia bisa menghabiskan waktunya bersama yeoja yang sebenarnya juga dia cintai, Jessica tanpa gangguan Siwon. Kejam memang, tapi apa daya. Perasaan cinta yang selama ini dia rasakan terhadap yeojachingu sahabat baiknya sendiri muncul tanpa pernah dia memintanya. Berkali-kali dia berusaha menyangkalnya, tapi nyatanya tidak pernah berhasil. Hingga saat ini hanya ada Jessica di hatinya. Walaupun pada kenyataanya dia tidak bisa memilikinya, tapi setidaknya melihat sahabatnya dan Jessica bahagia sudah cukup baginya.

“Tenanglah. Aku akan menyampaikan salammu padanya. Atau mungkin kau bisa membeli hadiah untuknya…Biar nanti aku yang memberikan padanya.”Saran Donghae dengan senyuman yang sedikit dipaksakan.

“Ide yang bagus… Tapi..”Baru saja Siwon ingin melanjutkan pembicaraan mereka ketika ponsel di mejanya berdering. “Yoboseyo? Oh.. Arra.. Arra…”

“Siapa?”Tanya Donghae saat Siown sudah menutup teleponnya.

“Pengawalku.. ”Jelas Siwon.

Siwon berpaling kearah pintu dan Donghae juga ikut menatap kearah pintu dengan penasaran. Ia melihat seorang pria berwajah Asia dan berbadan cukup besar sudah memasuki restoran ini sambil memandang sekeliling ruangan yang sepi ini. Seakan memberi tanda agar Siwon segera keluar dari restoran.

“Sepertinya kau sudah mau pulang ya..”Kata Donghae.

“Neh.. Lagi-lagi obrolan kita terganggu..”

“Gwenchanna.. Lagipula ini sudah pukul 1 pagi. Haha.. Aku juga akan pulang sekarang..Ah, kalau kau memang mau menitipkan hadiahmu, besok kau bawa ke rumah sakit atau apartemenku ya..”

Donghae berdiri, merangkul Siwon dan menepuk punggung Siwon, “Aku harap masalahmu segera terselesaikan… Aku pergi dulu ya.. Bye..”

“Ah..Wangseja, Hari ini kau yang bayar ya..”Donghae berbisik di telinga Siwon sambil mengedipkan sebelah matanya. Kemudian beranjak pergi keluar dari restoran ini terlebih dahulu.

***

Yoona mendorong kursi roda neneknya mengitari taman rumah sakit ini. Suasana taman sore ini cukup ramai. Langit biru disertai matahari yang masih bersinar membuat udara sore ini menyegarkan. Ditambah dengan bunga-bunga, pohon-pohon yang ada di sekeliling taman ini membuat pemandangan yang sangat indah. Anak-anak kecil tampak bermain dengan riang. Ada yang berlari, membaca, mengobrol dan sebagainya. Walaupun anak-anak kecil itu sakit tapi senyuman jelas masih tampak pada wajah mereka. Berbeda sekali dengan orang-orang dewasa yang ada di sekeliling mereka. Wajah mereka tampak penuh dengan beban. Sungguh suasana yang sangat bertolak belakang. Dan, kesamaannya hanya ada satu. Mereka datang ke taman ini untuk menenangkan jiwa mereka, untuk mencari kesegaran dalam diri mereka.

Yoona memandang keadaan di sekelilingnya dengan miris. Sama seperti orang dewasa lainnya, Yoona juga berusaha tersenyum di hadapan Halmeoninya. Walaupun hatinya tidak. Dia menghentikan kursi roda neneknya di dekat sebuah pohon rindang di dekat kolam kecil. Dia merapikan selimut yang ada di bangku Halmeoninya agar Halmeoninya tidak merasa kedinginan.

Halmeoni memperhatikan Yoona sedang memperbaiki selimutnya dengan senyuman. Dia membelai rambut Yoona dengan sayang yang masih duduk di hadapannya, “Yoona-ah,” Panggilnya dengan suara yang amat lembut.

Yoona mendongakkan kepalanya dan menatap wajah pucat Halmeoninya yang tengah tersenyum,”Neh.. Apa Halmeoni ingin sesuatu?”

“Ani… Yoona-ah, ada sesuatu yang ingin Halmeoni ceritakan.. Apa kamu mau mendengarkannya?”

Yoona mengangguk antusias, lalu  duduk di atas rumput dengan antusias, persis seperti anak kecil yang siap mendengarkan dongeng.

Halmeoni menghela nafasnya panjang, lalu memulai ceritanya, “Ini adalah rahasia Halmeoni dan harabeojimu. Selama ini kita tidak pernah menceritakannya pada siapapun. Dulu, harabeoji adalah seorang tabib kerajaan yang sangat Berjaya pada masanya. Dia sangat  pandai. Sampai-sampai dia diangkat menjadi ketua tabib kerajaan. Padahal saat itu usianya baru 28 tahun. Bahkan pada waktu itu harabeojimu berhasil menyembuhkan raja yang menderita penyakit ginjal kronis. Geundae… Halmeoni menghancurkan semuanya…”

Yoona terus memperhatikan Halmeoninya dengan bingung. Dia tidak tahu harus bagaimana menanggapi cerita Halmeoninya.Wajahnya terlihat penuh dengan kekecewaan dan perasaan bersalah.

“Saat itu Halmeoni bekerja sebagai dayang kerajaan. Sejak Halmeoni bekerja di kerajaan, Halmeoni sudah menyukai Harabeojimu.. Geundae, Harabeojimu menyukai orang lain. Orang yang sangat Halmeoni benci. Akhirnya, pada satu malam, Halmeoni menjebak Harabeojimu untuk tidur dengan Halmeoni.”Lanjutnya dengan air mata yang sudah mengalir di wajahnya yang tampak sangat pucat. Sepertinya sangat sulit bagi Halmeoninya untuk mengakui kesalahan masa lalunya.

Halmeoninya menghapus air matanya dengan kedua tangannya. Lalu dia memandang Yoona dengan sayu , “Dan karena harabeojimu adalah orang terpandang dan terpelajar, maka dia menikahi Halmeoni. Dia tidak mau Halmeoni menangggung aib seorang diri. Dan, tak lama kemudian Halmeoni melahirkan seorang anak perempuan. Anak itu sangat pandai dan cantik sepertimu. Dia juga anak yang ceria. Harabeojimu sangat sayang padanya. Saat itu hidup Halmeoni sudah terasa sempurna. Geundae… kebahagiaan itu tidak bisa tahan lama.”Ujarnya dengan tangisan yang lebih deras.

Yoona terkejut mendengar apa yang diceritakan oleh Halmeoninya. Selama ini yang dia tahu Halmeoninya hanya mempunya satu anak lelaki, yaitu Appanya. Dia tidak pernah tahu kalau ternyata mereka mempunyai anak yang lain. Dia menggeggam tangan Halmeoninya yang masih bergetar, “Kalau Halmeoni tidak bisa melanjutkan tidak apa-apa..Kita istirahat saja ya…”Kata Yoona dengan senyuman yang menenangkan.

“Gwenchanna… Halmeoni harus melanjutkannya…”Gumam Halmeoninya dengan yakin.

“Jadi anak Halmeoni berteman baik dengan putri raja saat itu. Usia mereka hanya berbeda 3 tahun. Bahkan raja menyayangi anak Halmeoni seperti anaknya, persis seperti Halmeoni juga menyayangi putrinya. Suatu hari, raja mengajak putri Halmeoni dan putrinya untuk berekreasi ke pantai. Eomma mengizinkannya, dan membiarkannya pergi. Waktu itu sebenarnya Harabeojimu tidak mengizinkannya karena cuaca yang buruk saat itu. Tapi Halmeoni tetap membantah ucapan Harabeojimu karena menurut Halmeoni selama ada pengawal tentu akan baik-baik saja. Tapi ternyata Halmeoni salah…”

“Halmeoni mendengar kabar kalau putrid satu-satunya yang Halmeoni miliki meninggal dunia karena tenggelam. Saat itu hati Halmeoni sangat hancur, begitu juga dengan Harabeojimu. Tapi yang lebih menyakitkan hati kami saat itu adalah karena kami mengetahui bahwa putri kami meninggal karena dia menyelamatkan putri raja yang saat itu tidak bisa berenang. Dan, karena ombak yang sangat kencang mereka berdua tehanyut ke daratan. Geundae, saat mereka dibawa ke  istana, nyawa putrid Halmeoni tidak bisa di selamatkan. Sementara putri raja itu masih selamat berkat harabeojimu.”

“Ya Tuhan.. Bagaimana mungkin…”Yoona menutup mulutnya tak percaya saat mendengar cerita Halmeoninya. Bahkan matanya kini berkaca-kaca karena terharu.

“Singkatnya, setelah kejadian itu, kami berdua memilih keluar dari istana. Walaupun kerajaan berkali-kali minta maaf pada kami, tapi Harabeojimu tidak pernah bisa memaafkan mereka. Karena itu Harabeojimu memilih keluar dari istana. Semenjak itu hubungan kami berdua merenggang. Harabeojimu selalu menyalahkan Halmeoni. Bahkan kelahiran Appamu saat itu sama sekali tidak dia pedulikan. Karena itu Harabeojimu pada akhirnya memilih meninggalkan Halmeoni dan Appamu ke Jepang.”

“Ah.. Ternyata begitu ceritanya..”Gumam Yoona. Selama ini dia memang tidak pernah bertemu dengan Harabeojinya sama sekali. Yang dilihatnya hanya foto Harabeojinya yang terletak di kamar Halmeoninya. Selama ini dia juga tidak pernah mendengar cerita apapun dari orang tuanya maupun Halmeoninya. Ini adalah pertama kalinya dia mendengar kisah tentang Harabeojinya.

“Neh.. Yoona-ah, tujuan Halmeoni menceritakan rahasia ini adalah karena Halmeoni ingin memintamu melakukan sesuatu.. Anggap saja sebagai permintaan terakhir Halmeoni. Di dalam lemari tua Halmeoni ada sebuah kotak emas. Kotak itu adalah Kotak itu adalah pemberian raja sebelum kami meninggalkan istana. Dia berkata kalau kotak itu sangat special. Halmeoni ingin kau menolong Halmeoni melakukan sesuatu. Kau bisa kan? ”Tanya Halmeoninya dengan penuh harap.

“Neh. Apa Halmeoni?”

“Halmeoni ingin kau memberikan kotak itu pada Mi Young, eonnimu. Bilang padanya kalau kotak itu adalah hadiah untuknya. Katakan padanya kalau dengan membawa kotak itu ke istana semua hal yang diinginkannya akan terwujud. Kau bisa kan?”

Yoona mengerutkan keningnya, “Bisa Halmeoni. Geundae, halmeoni tahu kan kalau selama ini kita tidak pernah bertemu lagi dengan mereka. Bagaimana mungkin aku bisa memberikan pada Eonni?”

“Mi Young akan kembali. Halmeoni yakin.. Dia akan datang untuk mengambil kotak itu.”

Yoona mengangguk mengerti, “Arra.. Aku akan memberikannya pada Eonni jika nanti dia datang.”

“Yoona-ah, Halmeoni merindukan Mi Young…”

Yoona menatap Halmeoninya yang terlihat sedih. Pasti Halmeoninya sangat merindukan Eonninya. Yoona tahu betul kebiasaan Halmeoninya, sejak dulu Halmeoninya memang hanya bisa mengatasi kerinduannya dengan menatap foto Mi Young. Wajar saja jika sekarang Halmeoni merindukannya karena semenjak di rumah sakit Halmeoninya belum melihat foto kesayangannya itu. Walaupun langit sudah mulai gelap, tapi melihat kerinduan Halmeoninya membuatnya tidak tega, “Halmeoni ingin aku mengambil fotonya?” Tanyanya yang dijawab anggukan oleh neneknya.

“Arrasso.. Aku akan mengambilnya…Geundae. Aku antar Halmeoni kembali ke kamar ya..”

Yoona berdiri dari tempatnya, dia berdiri ke belakang kursi roda  Halmeoninya dan bersiap mendorongnya ke kamar. Tapi, Halmeoninya langsung menahan tangannya, “Andwe.. Kau pulanglah sekarang. Halmeoni akan menunggu di sini…Ah, Halmeoni menaruhnya di album foto yang berwarna merah. Kau cabut saja lembar foto itu dan bawa kemari.”

Yoona menggelengkan kepalanya. Dia tidak setuju dengan ide Halmeoninya. Bagaimana mungkin dia meninggalkan Halmeoninya yang masih lemah seorang diri di sini. “Ani. Kita harus ke kamar dulu sekarang..”Ujarnya dengan tegas.

“Sayang.. Halmeoni mohon padamu.. Sekali ini saja… Halmeoni masih ingin di sini.. Kau bisa mengerti perasaan Halmeoni kan?”

Yoona mengangguk mengerti. Tapi tetap saja dia merasa ragu jika harus meninggalkan Halmeoninya, “Kkjonghajima.. Halmeoni masih ingin menikmati udara di sini. Kalau nanti Halmeoni sudah lelah, Halmeoni akan memanggil suster untuk mengantarkan Halmeoni kembali ke  kamar. Lagipula di sini juga ramai. Pergilah sekarang…”

Yoona menatap Halmeoninya yang memandang sungai di hadapannya dengan senyuman bahagia. Wajahnya seakan penuh dengan kelegaan. Bahkan ada nyanyian-nyanyian lembut yang keluar dari mulut Halmeoninya. Wajahnya walaupun pucat tapi terlihat damai. Karena tak ingin mengganggu Halmeoninya, perlahan dia melangkah meninggalkan Halmeoninya seorang diri di sana. Sejujurnya masih ada rasa khawatir dalam hatinya, tapi dia tak menghiraukannya. Lebih baik sekarang dia segera pulang ke rumah dan mengambil foto itu lalu membawanya kemari dan memastikan bahwa semuanya baik-baik saja.

***

Yoona membuka lemari tua yang terbuat dari kayu milik neneknya dengan hati-hati. Lemari itu adalah lemari tua kesayangan neneknya. Walaupun kayu-kayu berwarna coklat tua itu tampak lapuk, tapi tetap saja lemari tua itu selalu membuatnya kagum karena gaya tradisionalnya. Belum lagi ukurannya yang tergolong berukuran sedang. Sederhana memang, tapi Yoona selalu mempunyai kesan sendiri saat memandangi lemari neneknya. Selama ini dia tidak pernah diizinkan membuka lemari itu. Lebih tepatnya semua orang dilarang, terkecuali Halmeoninya sendiri. Dan, hari ini dia diizinkan membukanya. Tentu saja ada persaan senang, karena itu artinya rasa penasarannya hari ini akan terbayarkan.

Yoona memperhatikan semua benda-benda yang ada di lemari itu dengan penasaran. Dia mengambil sebuah album foto yang terlihat berdebu dan membukanya perlahan. Dia menatap foto seorang anak perempuan dengan baju tradisional berwarna hijau dengan kagum. Wajahnya sangat cantik dan senyumannya sangat menawan.

“Eonnie sangat cantik..”

Namun, saat dia membalikkan foto itu, dia tersenyum miris. “Mi Young-ah, Halmeoni merindukanku… Mianhae..” Yoona membaca tulisan yang ada di belakang foto itu.

Im Mi Young adalah Eonni tirinya yang sudah tak pernah ia lihat. Eonni yang dulu selau menjadi panutannya. Eonni yang selalu menemaninya bermain, Eonni yang mengajarinya piano, Eonni yang menemaninya tidur, Eonni yang bercerita untuknya, Eonni yang selalu ada untuknya. Dia selalu menganggap Mi Young sebagai Eonni kandungnya.

Ia ingat sekali terakhir mereka bertemu adalah saat ia berumur 6 tahun. Saat itu, dia ingat sekali pertengkaran hebat yang terjadi di antara Halmeoni, Eommanya, serta Appanya, dan Eomma tirinya. Pertengkaran yang begitu mengerikan. Dulu mungkin ia tidak mengerti kenapa mereka bertengkar, tapi sekarang ia mengerti. Walaupun sampai sekarang ia tak mengerti posisi siapa yang salah. Yang dia tahu, semenjak hari itu tak ada satu orang pun yang mau mengungkit masalah itu. Dan, dia amat kehilangan sosok Eonnie tirinya saat itu.

Tiba-tiba saja suara ponselnya berbunyi nyaring dan menghentikan lamunannya. Alis Yoona terangkat ketika melihat nomor yang tak dikenalnya yang tertera di layar, “Yoboseyo?… Mwo?… Arra.. Aku akan kesana sekarang!”

***

Yoona merasa sangat frustrasi sekarang. Seharusnya dia tadi tidak menuruti perkataan Halmeoninya. Seharusnya tadi dia mengantarkan Halmeoninya kembali ke kamar. Seharusnya dia tidak meninggalkannya. Kalau dia tidak meninggalkannya, mungkin semuanya akan baik-baik saja. Mungkin Halmeoninya tidak akan pingsan di taman dan membuatnya merasa khawatir seperti saat ini.

Dia duduk di kursi depan ruangan neneknya yang tengah diperiksa oleh dokter dengan gusar. Matanya tak lari sedetikpun dari ruangan yang masih tertutup rapat.  Tubuhnya seakan bergetar ketakutan saat ini. Pikiran buruk mulai hinggap di benaknya. Berkali-kali dia berusaha mengusirnya, namun tidak bisa. Pikiran dan perasaannya sangat kalut saat ini.

Eommanya yang ada di sampingnya terus menggenggam erat tasnya sambil menangis. Begitu juga Krystal, dia tampak menangis membasahi bahu Eommanya. Hanya Yoona yang sejak tadi berusaha menahan air matanya. Walaupun pada kenyataaanya, mungkin dialah orang yang paling pantas menangis saat ini. Tapi dia meyakinkan dirinya uuntuk kuat.

Pintu yang tadi tertutup rapat tiba-tiba saja terbuka. Dengan semangat Yoona langsung berdiri dari tempatnya dan berbicara dengan dokter yang baru saja memeriksa neneknya, “Uisa-nim, bagaimana keadaan Halmeoni saya? Dia baik-baik saja kan?”Tanyanya khawatir.

Dokter Shin menggelengkan kepalanya pelan, dia menatap Yoona dengan sendu. “Keadaanya kritis saat ini. Salah satu caranya adalah operasi. Itupun harus segera dilaksanakan paling lambat lusa. Jika tidak sepertinya Halmeoni Anda tidak akan selamat.. Jantungnya sudah sangat lemah..”Jelas Dokter Shin.

Mendengar perkataan dokter Shin membuat air mata Yoona langsung mengalir begitu saja. Dia sudah tidak bisa menahannya lagi. Tubuhnya yang tadinya tegak kini tiba-tiba saja terasa lemah. Dia jatuh terduduk di lantai rumah sakit. Perasaan bersalah kini sudah memenuhi seluruh hatinya.

“Uisa-nim, pasti Anda bercanda kan. Tadi pagi Eommonim saya baik-baik saja. Bagaimana mungkin sekarang dia bisa kritis? Itu tidak mungkin!”Eommany kini juga berdiri di hadapan dokter Shin dan menatapnya frustrasi.

Dokter Shin tidak berkomentar apa-apa. Dia hanya memandang Yoona, Soojung, juga Eommanya Yoona dengan tatapan sendu. Dia menundukkan kepalanya meminta maaf lalu beranjak pergi meninggalkan keluarga yang tengah putus asa ini.

“Yoona-ah.. Kenapa kau meninggalkan Halmeoni sendiri! Kenapa!”Eomma Yoona yang frustrasi kini hanya bisa menyalahkan Yoona yang dianggapnya telah menyebabkan keadaan mertuanya seperti ini.

Yoona hanya bisa menangis dan merutuki dirinya sendiri, “Mianhae.. Mianhae.. Aku memang bodoh Eomma.. Seharusnya aku tidak meninggalkan Halmeoni di sana.. Mianhae Eomma.. Mianhae..”

“Aigoo.. Ottohkae… Aigoo.. Kita tidak mempunyai uang sebanyak itu untuk membiayai Halmeonimu.. Bahkan jika kita menjual rumah kitapun itu tidak akan cukup.. Ottohkae…”Gumam Eommanya di tengah-tengah tangisannya.

Yoona memandang sekelilingnya dengan frustrasi berharap siapapun akan menolong keluarganya saat ini. Berharap Tuhan akan mengirimkan malaikatnya untuk menolong neneknya, atau mungkin mengimkan uang yang banyak dari langit seperti impian masa kecilnya. Intinya apa saja yang bisa menolong Halmeoninya.  Tiba-tiba saja ingatannya akan pembicaraan tadi sore muncul di pikirannya.

“Halmeoni ingin kau memberikan kotak itu pada Mi Young, eonnimu. Bilang padanya kalau kotak itu adalah hadiah untuknya. Katakan padanya kalau dengan membawa kotak itu ke istana semua hal yang diinginkannya akan terwujud. Kau bisa kan?”

“Kotak? Mungkinkah kotak itu bisa membantu? Geundae, kotak itu kan adalah hadiah untuk Eonni.…Tapi, Halmeoni saat ini kan lebih penting..

“Aku harus mencobanya..”Gumam Yoona lalu melangkah dengan buru-buru keluar dari rumah sakit.

***

“Jeonha.. Ada yang ingin bertemu dengan Anda…Dan dia membawa barang ini pada Anda..”

Raja mengambil kotak emas yang diletakannya di atas meja. Dia memperhatikan kotak itu dengan lekat. Lalu  membuka kotak emas itu dengan hati-hati. Dia melihat sebuah surat dan sebuah cincin emas di dalamnya.

“Bacakan untukku..” Ujar Raja menyerahkan surat itu pada penasihatnya untuk dibacakan.

“Im Rae Won, saya selaku Raja Korea saat ini benar-benar minta maaf atas apa yang telah terjadi. Kami tidak akan pernah melupakan kejadian ini. Dan kami akan selalu memperingatinya di kerajaan ini. Bagi kami, Min Hee adalah pahlawan putri kami. Kami benar-benar berterima kasih dan meminta maaf untuk semuanya. Kami tidak akan pernah melupakan jasamu. Aku tahu mungkin apa yang aku berikan padamu tidak akan sebanding dengan apa yang Anda telah berikan pada kami. Tapi ingatlah janjiku, aku akan menjadikan cucu pertama perempuanmu sebagai permaisuri, dan aku berjanji kelak dia akan menjadi ratu. Ratu dari negeri Korea ini. Ingatlah, ini janjiku. Hanya inilah yang bisa aku lakukan sebagai pembalasan budiku. Aku mohon terimalah pemberianku. Dan, cincin emas itu adalah buktinya. Simpanlah cincin itu baik-baik….”

(Kim Won Soo-Raja)

Raja masih tampak kurang mengerti isi dari surat itu. Namun, tidak dengan sang ratu. Saat mendengar isi surat itu, ratu ingin sekali menangis. Dia tahu persis apa maksud isi dari surat itu. Karena itu semua menyangkut dirinya. Dia ingat sekali kejadian di mana dia kehilangan teman baiknya. Dia ingat sekali saat dimana orang tuanya dulu selalu mengingatkannya untuk memenuhi janji orang tuanya itu.. Dan, hari ini semuanya terjadi. Surat itu datang.Dan ia merasa bahagia karena bebannya selama ini akan terselesaikan. Janjnya pada kedua orang tuanya akan segera terpenuhi.

“Bawa orang itu masuk sekarang..”Titah Ratu dengan tegas.

Napas Yoona terasa tertahan di tenggorokan. Jantungnya seakan berdegup  kencang karena takut. Langkah kakinyapun bergetar. Inilah pertama kalinya dia menginjakkan kakinya di istana. Bahkan loebih dari itu, inilah pertama kalinya, dia berdiri di hadapan raja dan ratu secara langsung. Rasa gugup dan tegang jelas menjalari seluruh tubuhnya. Mulutnya bahkan terlalu kelu mengeluarkan kata-kata.

Sang Ratu berdri dari duduknya lalu berjalan ke arah Yoona yang masih berdiri menundukkan kepalanya, “Angkat wajahmu..”Ujarnya dengan senyuman.

Dengan ragu, Yoona mengangkat kepalanya dan menatap wajah ratu yang tersenyum. Senyuman yang terlihat penuh ketulusan, kelegaan, dan tentunya penuh kenyamanan. Yoona membungkukkan badannya dan menyapa ratu dengan senyumannya yang masih penuh dengan kegugupan, “Annyeonghashimnika Jeonha dan Wangbi-mama.. Joneun Im Yoona imnida.”

Raja dan Ratu membalasnya dengan senyuman, “Duduklah..”

“Jadi, kau cucunya Im Rae Won?”Tanya Ratu dengan tatapan serius saat Yoona sudah duduk di hadapannya.

Yoona mengangguk pelan, “Neh..”

Ratu menyunggingkan senyumnya dan menatap Yoona yang masih tampak tegang. Dia menepuk bahu Yoona agar dia sekikit tenang. “Jangan tegang. Aku tidak akan menghukummu kan? Haha..”Guraunya.

Raja juga tertawa datar mendengar gurauan sang ratu. Dia juga memusatkan matanya pada Yoona, “Yoona-sshi, dimana nenekmu dan kakekmu? Mereka tidak datang?”Tanya Raja.

“Ani..”Ujarnya pelan, “Sashireun.. Tujuanku kemari adalah karena Halmeoniku..”

“Wae?”

“Halmeoniku sedang sakit jantung. Dan dia membutuhkan biaya operasi. Aku tahu aku tidak pantas meminta ini. Geundae aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Saat ini keadaan Halmeoni sedang kritis. Dan harapanku hanya pada kotak ini….Sedangkan Harabeoji, aku tidak pernah tahu kabarnya sama sekali.”Ujar Yoona dengan nada memohon dan putus asa.

Raja dan Ratu mengangguk mengerti. Lalu Raja membuka suaranya dan menatap Yoona dengan tajam, “Kau memang datang pada saat yang tepat. Geundae, apa kau sudah siap?”

Alis Yoona berkerut bingung, “Siap? Maksud Jeonha apa?”

“Kau sudah tahu kan maksud surat ini?”

“Surat? Ani.. Aku bahkan tidak pernah membukanya?”Yoona menggelengkan kepalanya sembari menatap suarat yang ada di atas meja.

“Bacalah..”

Yoona membaca setiap kata-kata di surat itu dengan jelas. Dia amat terkejut saat mengerti isi dari surat itu. Menikah? Menjadi Ratu? Ani. Tidak mungkin! Hal itu tidak mungkin! Tapi.. Tunggu.. Cucu pertama? Ah! Dia kan bukan cucu pertama mereka. Cucu pertama mereka kan Tiffany. Yoona bernafas sedikit lega saat melihat tulisan ‘cucu perempuan pertama’ yang tertulis di kertas itu.

“Jadi bagaimana? Kau setuju kan?”Tanya Raja dengan antusias. Begitu juga sang ratu.

Yoona melipat surat itu di atas meja, lalu dia mengalihkan pandangannya pada raja dan ratu yang menunggu jawabannya“Ige… Sashireun aku tidak datang untuk ini. Tapi aku hanya datang untuk Halmeoni. Lagipula..”

Baru saja Yoona ingin menlanjutkan perkataanya, penasihat raja langsung memotongnya dengan tegas, “Joseonghamnida Nn.Im. Tapi peraturan di surat ini menikahkan Anda dengan Pangeran. Jadi intinya, tugas kami adalah menjadikan Anda permaisuri, dengan begitu kami baru bisa membiayai operasi Halmeoni Anda. Jika Anda menolak maka kami tidak bisa membantu Anda. Itulah amanat raja di masa lalu. Kami minta maaf..”

“Geundae.. Apa kalian tidak bisa memberi kami waktu untuk mempertimbangkannya dulu?”

“Bisa saja.. Intinya hanya satu, saat Anda menyetujui pernikahan ini, maka di saat itulah kami akan membantu operasi Halmeoni Anda. Jadi keputusan ada di tangan Anda.”

Yoona hanya bisa terperangah mendengarkan setiap penjelasan yang keluar dari mulut pria tua yang berdiri di samping raja. Yoona benar-benar tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang. Di satu sisi dia harus menyelamatkan Halmeoninya. Tapi di satu sisi dia juga tidak mungkin menikah dengan Pangeran. Yang harusnya menikah dengan pangeran adalah Eonnie tiirinnya, Mi Young bukan dia.

“Jadi bagaimana? Jika kau setuju untuk menikah, maka kami akan langsung bisa membantumu.”

Yoona masih saja diam dalam lamunannya. Pikirannya menjadi lebih kacau dari biasanya. Batin dan pikirannya kini bertolak belakang. Dia ingin menolak dan memberitahu bahwa memang bukan dia orang yang dimaksud oleh mereka. Tapi, kalau dia mengaku bahwa bukan dia yang harus menikah dengan pangeran, maka Halmeoninya tidak mungkin dioperasi. Apalagi dia juga tidak mungkin bisa mencari Tiffany dalam waktu yang sesingkat ini.

Bayangan Halmeoninya yang sedang kritis di rumah sakit seakan menghantuinya. Perasaannya yang penuh rasa bersalah membuatnya mau tidak mau harus mengambil keputusan yang berat. Keputusan yang paling bodoh yang harus ia pilih. Setidaknya hanya inilah satu-satunya cara untuk menyelamatkan Halmeoninya.

“Ini semua demi Halmeoni…”Gumam Yoona dengan tatapan kosongnya.

Yoona mendongakkan kepalanya. Dia menatap Raja dan Ratu dengan tatapan serius. Dia meyakinkan dirinya untuk mengambil satu keputusan yang berat. Rasa bersalah dan takut pun harus dihalaunya. “Baiklah.. Aku akan menyetujui isi surat itu…”

TBC

Gimana? Pasti membosankan ya? Aneh? Kepanjangan? Ga jelas?

Ada yang merasa aneh ga kenapa Halmeoni dari Appanya bisa tinggal sama keluaraga Yoona? Padahal kan Eommanya Yoona istri keduanya? N ada yang merasa aneh kenapa Tiffany sama Yoona dulu bisa deket banget? Itulah misteri yang belum aku buka. Hehe.. Tapi ga Cuma itu aja. Masih banyak konflik lain yang menanti. Hehe…

Sebenernya aku masih mo lanjutin lagi part ini. Cuma aku takutnya kepanjangan. Jadi aku stop sampe sini dulu.  Konfliknya ga sesederhana yang kalian pikirkan. Believe me^^ N masih banyak hal yang tersembunyi di sini.. Part 1 ini aja aku kerjain dalam beberapa hari. N ini udah panjang banget. Jadi aku rasa part selanjutnya juga akan cukup lama. Tergantung respon para readers jug ya^^

N for yoonwon moment aku akan buat cukup banyak di part selanjutnya. Kalo di part ini dikit, soalnya kan emang baru latar belakangnya aja^^ Hehe..

Kalau kalian suka n tertarik, aku akan lanjutin secepat yang aku bisa.. Tapi kalo responnya not as I hope ya aku ga akan lanjutin…  Anyway, please Comment^^. Oh iya, karena aku bikin part ini panjang, comment kalian juga panjang ya.. Tulis aja semua keanehan n kebingungan kalian tentang FF ini. Aku seneng baca yang panjang2..  .THX N GBU

19 thoughts on “[FF Freelance] Secret (Part 1)

  1. menarik n penuh misteri…
    wkkwkek, kyak film horor aja…..
    jadi ntar yoona nikah ama siwon dunk, truz fany kemana, jangan2 kalo dy tau yg sebenarnya hrz nikah ama siwon thu dy,fany jadi benci ama yoona…..
    weeeeewwww, jd g sabar nie nunggu kelanjutannya.

    buad author, FIGHTING…!!!!!!

  2. Mungkin awalnya ff ini sedikit membosankan, tapi semoga next chapter lebih menarik..
    Ditunggu next chapter selanjutnya 😉

  3. bguz kok siapa bilang nie ff ngebosenin ..
    ntr klw tffany tw klw sbnrx yg hruz jdi ratu i2 tffany ,, yoona bsa” d benci am oenni sndri dong .(kasian yoong oenni)
    wah makinn pnsaran am klnjutanx .. jgn lama” thor udh gk sabar nie .

  4. waa akhirnya ada ff yoonwon lagi . kereeen, konfliknya banyak banget . ceritanya juga suka . cepet dilanjut ya . sebenernya emang masih bingung soal halmeoni sama miyoung . banyak dugaan dugaan nih thor. cepet dilanjut ya . uda penasaran to the max hehe .

  5. Aku puas dengan.ffx panjang buangeett…
    Tp kira2 siwon oppa setuju gak yaa?
    Trus klo fany onni kembli bagaimana?

  6. thorrr keren! pokoknya DAEBAK deh u,u Lanjutin ya thor secepatnya. penasaran nih 🙂 Alur dan konfliknya pun keren 😉

  7. Penasaraaaannn!!!!
    Penuh lika liku dan sangat complicated haha tiffany kmana sih sbneenya smga aja dia udh nikah deh jadi ga bisa mengusik yoonwon..
    pengwn tau reaksi siwon pas tau calon istrinya itu yoona trnyata pasti oppa shock banget deh hihihi. .

    Donghae kan suka ama jessica yaa trus jessica suka ama donghae juga ga sih? Kayaknya mah suka juga yaa.. iaudah ddeh bgus biar wonppa ama yoona. . Takutnya nanti donghae jadi suka ama yoona lagi…
    jangaaannnmm

    Part 2 nya jangan lama2 dong author penasaraaann nih.. next part yw momentnya dibnyakin yaaa..
    Update soon 😀

    Fighting^^

  8. Keren abisss thor lanjut penasaran n jgn lama2 ya… N gmn nanti bila helmoninya sukses dioperasi n tau bahwa bantuan operasinya dari kerajaan n Yoona yg membw kotak itu? Iiiihhhhh jd penasaran banget thor… I Like Yoonwon…

  9. makin penasaran ma klnjutannya
    knpa kakek yonna benci sama nenekx yonna,knpa tiffany eonni meninggalkan kluarga yonna,gmna trus hbungan donghae ma jessicca,trus pa reaksi nenek yonna klo thu yonna nikah ma siwon.oppa mkin pnasaran ma ceritax ne

Leave a reply to sparkyu Cancel reply