[FF Freelance] Miracles in December

ff2Tittle : Miracles in December

Author : phyuni (@snnoviani)

Ganre : Romance, Sad, Drama

Length : Oneshot

Rating : PG-13

Cast :

Byun Baekhyun (EXO)

Choi Kyurin (You)

“Maafkan atas kesalahanku selama ini. Kembalilah.”

-o-

Baekhyun POV

Kurasakan titik-titik air salju yang jatuh dari langit kota Seoul dengan kedua telapak tanganku. Sambil menutup mataku. Perlahan wajah gadis itu mulai terbayang lagi dibenakku. Akhir-akhir ini wajah gadis itu selalu muncul disetiap aktivitasku. Membuatku kesal sendiri.

Aku sangat menyesal telah menyakiti hatinya. aku baru sadar kalau selama ini aku benar-benar sangat jahat terhadapnya. Aku tega mencaci maki gadis yang mencintaiku dengan tulus. Ia lelah mengejarku. Tapi ia tidak pernah putus asa untuk mendapatkan hatiku. Kini, dia sudah pergi jauh dariku. Aku menyesal. Sangat menyesal.

Kuraih sebuah foto dari kantong celanaku. Foto itu adalah foto gadis itu. rasa bersalahku tambah menjadi-jadi. Apa yang harus kulakukan? Aku ingin dia kembali lalu kupeluk erat-erat sebagai permintaan maafku walau itu tak bisa menutupi luka dihati gadis itu. aku sudah sangat jahat padanya. Akankah ia mau memaafkanku? Kurasa tidak.

Kubuka mataku lalu menatap kelangit. Andaikan disisiku kini ada gadis itu. yaa gadis itu. aku akan merangkul lengannya dan menyenderkannya didada bidangku. Tepatnya kupeluk dia agar ia hangat. Kupeluk dalam-dalam. Sangat dalam. Hingga ia bisa merasakan betapa bersalahnya aku selama ini. Aku sadar, Kyurin.

Ya, nama gadis itu Kyurin, Choi Kyurin. Nama yang indah bukan? Sejak peninggalannya dari Seoul, aku merasa kesepian. Jika mengingatnya bukan hanya rasa bersalah yang menyelimutiku namun ada perasaan aneh juga menyelimuti hatiku. Jangan tanya apa itu. aku sendiri tidak tau itu perasaan apa? Yang jelas ketika melihat fotonya atau membayangkannya aku merasa hatiku bersedir, jantungku berdetak begitu cepat, tubuhku hilang kontrol. Tak heran jika aku akhir-akhir ini sering melamun. Aku memikirkannya.

Tapi, apa ia juga memikarkanku? Sepertinya tidak. ia pasti sudah melupakanku dan tidak akan menemuiku lagi. mungkin ini balasannya akibat aku bersikap jahat padanya.

Flashback.

“oppa, ini aku bawakan kau air. Ambilah!” seru gadis itu, Kyurin, padaku. Aku memandangnya sekilas. Hanya sekilas. Lalu mencuekkannya. Namun gadis itu tidak tetap membujukku. “..oppa, sekali saja kau menerima pemberianku” katanya lagi. baiklah, ini hanya sekali. Aku pun mengambil air yang ia bawa dengan kasar.

“puas? Pergilah!” usirku padanya. Ada raut kaget ditambah sedih dan kekecewaan diwajah gadis itu.

“ta.. tapi.. aku ingin mengobrol padamu” katanya.

“kubilang pergi ya pergi! Jangan mengangguku!” seruku sedikit meninggikan suaraku. Aku pun membuang muka. Aku memang sekarang sedang tidak mood untuk berbicara. Kenapa? Karna tim basketku kalah disebuah pertandingan antarsekolahku. Dan itu sukses membuatku kesal. Berkali-kali aku mendengus bahwa timku tidak becus. Mereka tidak mau diajak bekerja sama makanya tim kami kalah. Kulihat ia. Ia masih tidak mau pergi. Apa maunya? Huh?

“ya! Aku tadikan menyuruhmu untuk pergi, kenapa tidak pergi?” tanyaku kasar padanya.

“baiklah. Maaf aku membuat mood-mu tambah hancur” ucapnya meminta maaf padaku. Ya, dia benar. Dia memang sudah membuat moodku hancur. Sangat hancur.

“akhirnya kau sadar jugaa..” kataku tanpa melihat gadis itu. aku bisa melihat dari sudut mataku bahwa gadis itu sudah pergi dari sekitarku. Namun kenapa sekarang aku merasakan kesepian? apa-apaan ini?

***

Kulihat dari arah kejauhan ada seorang gadis sedang membawa belanjaannya didekat supermarket. Ya, aku memang tadinya hendak pergi kesupermarket untuk membeli kebutuhan yang mulai menipis diapertementku namun niatku kukurungkan karna ternyata gadis yang sibuk membawa belajaannya yang banyak itu adalah Choi Kyurin. Wae? Kenapa aku harus menemuinya disaat seperti ini? Ini hari libur, dan setiap hari libur akan kuisi dengan kesenangan. Namun gadis itu malah muncul dan moodku mulai menurun.

Tanpaku sadari gadis itu sudah ada dihadapanku. Ia menatapku dengan memberiku senyuman yang lebar. “..oppa, kenapa kau ada disini? Kau ingin belanja ya?” tebaknya yang ada benarnya itu.

“mungkin” jawabku singkat lalu hendak meninggalkannya. Namun langkah-langkahku terhentikan karna ada suara seperti barang jatuh. Aku pun membalikan badanku. Ternyata barang belanjaan gadis itu jatuh dari genggaman tangannya. Ia sibuk memunguti barang-barangnya itu. “..butuh bantuan?” kataku tiba-tiba membuatnya berhenti dari aktivitasnya. Entah kenapa aku bisa mengatakan seperti itu.

“tidak usah, oppa. Aku bisa sendiri” jawabnya sambil memberiku seulas senyuman lalu melanjutkan aktivitasnya.tanpaku sadari lagi aku mendekati gadis itu lalu membantunya membereskan barang-barangnya itu.

“..ini terlalu banyak.kau takkan bisa membereskannya sendirian” kataku disela-sela membereskan barangnya. Gadis itu memberhentikan lagi aktivitasnya lalu menatapku heran. Namun aku tak menghiraukannya.

Akhirnya barangnya sudah terbereskan. Banyak sekali barang-barangnya. Untuk apa ini semua? Apa ada acara? Karna penasaran aku pun menanyakan padanya. “..untuk apa barang ini? Lampu-lampu ini, pita ini, bintang plastik ini dan kapas ini?” tanyaku. Ia sempat tertawa sebentar sebelum ia menjawab pertanyaanku.

“apa kau lupa, oppa? Sebentar lagi natal akan datang” jawabnya.

“mwo? Natal?” aku sedikit kaget mendengarnya. Aku merasa ini masih bulan november. Tepatnya ditengah-tengah bulan november. Bukankah natal masih lama? Tapi kenapa ia mengatakan bahwa natal akan sebentar lagi. aneh.

“kau kaget, oppa?” kini ia yang memberiku pertanyaan.

“tidak.. tapi ini masih tengah-tengahnya bulan november. Bukankah natal masih lama?”

“itu menurutmu tapi bukan menurutku. Menurutku ini sudah bulan desember”

Aku mengerutkan alisku tanda masih binggung.

“ahhh lupakan saja. Kau tadi naik apa kesini?” tanyaku mengalih topik lain.

“bus. Tapi kali ini aku kan menaiki taxi. Emang kenapa oppa?”

“tidak. kebetulan aku membawa  mobil, apa kau mau kuantar pulang?” tawarku.

“apa tidak merepotkan?”

“kalau tidak mau, yasudah, tidakapa-apa. Kurasa taxi menguras banyak isi dompetmu” ujarku. Ahh, aku ini kenapa? Tidak biasanya aku berdialog banyak dengannya. Biasanya hanya tiga atau empat saja. Tapi ini lebih.

“hmm benar juga. Baiklah.”

***

Beberapa hari kemudian,

Kuperbaiki dasiku yang sedikit berantakan. Besok sudah awal bulan desember. Dan tidak terasa natal semakin dekat. Kejadian disupermarket itu tiba-tiba terbayang dibenakku. Secepatnya aku menghapus bayangan itu. aku harus bersikap biasa. Bersikap mencuekkan gadis itu, Choi Kyurin. Tapi bahkan setiap aku dekat dengannya aku merasa nyaman bersamanya. Aku tidak bisa mencuekkannya seperti biasa walau sudah kuusahakan tapi hasinya nihil. Apa yang kupikirkan?lupakan!

Akupun berjalan kedalam gedung sekolahku. Tiba-tiba saja segerombolan gadis-gadis mulai mengerumuniku. Aku sedikit merasa tak nyaman. Ya, kudengar aku lelaki populer disekolahku. Katanya, bukan hanya aku anak orang kaya namun wajahku yang membuat seorang gadis terpesona. Pantas saja gadis itu juga menyukaiku. Siapa lagi kalau bukan Choi Kyurin? Dia memang sudah beberapa kali menyatakan perasaannya padaku namun aku hanya membalasnya dengan tawa dan mencuekkannya. Aku sudah terbiasa dengan hal seperti itu. gadis-gadis sudah banyak yang menyatakan perasaannya padaku. Namun kutolak. Karna aku masih ingin sendiri.

Flassback End.

Apa kau tau, ini hari pertama salju turun dikota Seoul, Kyurin. Kau dimana? Apa yang sedang kau lakukan sekarang? Apa kau membenciku? Apa kau benar-benar tidak akan menemuiku lagi?

Kulihat sekelilingku..

Ya! Byun Baekhyun! Apa yang kau lakukan disini?

Aku sekarang berada disebuah taman. Aku pernah sekali pergi ketaman ini bersama Kyurin. Hanya berdua. Disini tersimpan banyak momen-momen yang tidak pernah kulupakan. Yang sangat tidak pernah kulupakan adalah ketika sebuah kata perpisahan yang ia lontarkan padaku. Ia mengatakan, aku akan pergi dari hadapamu, aku akan pergi jauh hingga kita tidak akan bertemu lagi, kita tak bisa bertemu lagi, kita tak bisa saling berdialog lagi, kau pasti akan senang jika aku tidak akan lagi mengusik hari-harimu, kau pasti akan bahagia, tapi sepertinya perasaanku padamu tidak akan pernah hilang, aku tidak tau mengapa, oppa, saranghaeyo, jaga dirimu baik-baik, aku akan merindukanmu disana, selamat tinggal. Itu yang ia katakan. Saranghaeyo. Kata manis itu. benar-benar.. arrghhh.. tidak.. Baekhyun apa yang kau tangisi? Kau menangis gadis itu? apa pedulinya kau padanya? Tidak mungkin kau.. tidak … tidak akan pernah mungkin!

Kuhapusi airmataku dengan punggung telapak tanganku. Merasa telah lama berada ditaman ini, akupun memutuskan untuk pergi dari taman itu.

****

Hari semakin berlalu, hingga ditengah-tengah bulan desember. Aku kembali ketaman itu untuk menenangkan pikiranku. Entahlah, akhir-akhir ini aku sering ketaman ini. Bahkan aku tidak tau apa yang harus kulakukan ditempat itu. kadang aku hanya ingin mengosongkan pikiranku. Tapi kini aku tercengo melihat seorang gadis. Postur gadis itu sangat mirip dengan Kyurin. Ya! Apa itu kau Kyurin?

Segera aku menghampiri gadis itu dan menepuk pundaknya. Gadis itupun menoleh kebelakang lalu menatapku. Dan benar, itu.. ituu Kyurin! Apa ini sebuah keajaiban?

Tanpaku sadari, aku langsung memeluknya dengan erat.sangat erat. Aku bisa merasakan perutnya yang kurus itu. dia benar-benar kurus. “..aku tidak menyangka kita bisa bertemu lagi, Kyurin” kataku sambil masih memeluk tubuh gadis itu seperti guling.

“..Hikss..aku jugaa.. hikss..” katanya dengan isak tangis. Apa dia menangis? Aku pun melepaskan pelukanku dan menatapnya. Bisa kulihat, matanya masih mengeluarkan butiran-butiran air yang mengalir hingga pipinya basah.

“jangan menangis..” kataku sambil menghapus airmatanya lalu memeluknya lagi.

Kini suasana menjadi hening. “..mianhae..” ujarku memecahkan keheningan sambil mengusap-usap helaian rambut coklatnya itu.

“kau tidak bersalah, oppa. Yang bersalah itu aku. Aku selama ini sudah membuatmu kesal dan moodmu selalu tidak bagus” ujarnya. Aku melepaskan pelukanku lagi lalu memegang wajahnya.

“ini bukan salahmu. Selama ini aku egois padamu. Aku tidak pernah peduli padamu. Aku tidak pernah memikirkan perasaanmu.. aku menyesal telah bersikap cuek padamu.. mianhaeyo Kyurin-ah..” kataku sambil menatap matanya dalam-dalam. Sekilas ia memberi senyuman andalannya.

“aku sudah memaafkanmu.. apa kau bahagia tanpaku, oppa?” tanyanya tiba-tiba. Aku mengeleng pelan.

“tidakk.. aku malah tersiksa jika kau tidak ada.. kumohon, Kyurin, jangan pergi lagi!” pintaku. “..aku..aku kesepian tanpa mu..” DEG kalimat itu keluar tanpa kusadari. Gadis itu tertawa sebentar sebelum berbicara.

“jadi aku membuatmu kesepian?” aku mengangguk. “.. apa kau merindukanku?” tanyanya. Jleebb, aku harus bagaimana? Ia menanyakannya. Aku harus jawab apa. Aku sendiri tidak tau. Namun sebelum aku menjawab pertanyaannya, ia malah berbicara duluan.“..aku merindukanmu, oppa” katanya. Kaget? Ya, aku kaget. Menangis? Ya, aku ingin menangis. Aku tidak boleh menangis dihadapannya. Akan kutahan tangisanku ini.

“..kau tau, ketika kau tidak ada disisiku, aku merasa amat kesepian, wajahmu selalu menghantui benakku, tapi kau harus tau ini, aku tidak bisa memastikan perasaan apa ini, yang jelas setiap bayanganmu muncul aku rasa aku..” aku menjedakan kalimatku. Aku menghelakan nafas sambil menutup mata lalu membukanya kembali. Gadis itu masih menunggu lanjutan kalimatku. “..aku rasa aku sudah mulai menikmati dunia cinta. Aku mencintamu, Kyuri-ah” lanjutku membuat ia kaget. Pipiku memerah. Aku takut ia akan menertawaiku seperti aku menertawainya ketika ia juga menyatakan perasaanya padaku. Aku akan tebak ia akan ketawa. Dann..

Apa? Dia tidak tertawa? Dia malah memelukku lembut. “..kau bisa merasakannya?” tanyanya membuatku binggung. Aku menunggu lanjutan kalimatnya yang sepertinya akan ia lontarkan padaku. “…apa kau merasakan detak jantungku yang kencang ini?” tanyanya lagi. ya, aku bisa merasakannya, Kyurin-ah. Jantungnya berdetak kencang. Aku hanya mengangguk sebagai balasannya. “..aku juga merasakan detak jantungmu. Kau tak kalau kencangnya denganku.” Katanya lalu melepaskan pelukannya.

Ia menatapku. Iapun meraih tanganku lalu menaruh sebuah gelang yang terbuat dari kayu. Digelang itu terdapat namaku dan namanya. Apa ini? Ulang tahunku masih lama. “..Selamat natal, oppa. Ini hadiahku.” Katanya. Ooh, ini adalah hadiah natalnya. Ia memberiku hadiah. Sedangkan aku? Tidak memberinya apa-apa. “..aku akan senang jika barang kecil itu kau simpan dengan baik”

“..ah tentu. Aku akan menyimpannya. Tapi, Kyu, maaf aku tidak bisa memberimu hadiah apa-apa.” Ucapku meminta maaf. Iapun berjalan melangkah mundur. Menjauh dariku. Bibirnya masih tersenyum manis. Jarak kami sudah jauh.

“tidak.. aku tidak perlu diberi hadiah apapun. Maaf oppa, kita tidak bisa bertemu lagi. ini mungkin hanya sebuah keajaiban. Aku akan pergi lagi. sela…” katanya namun kalimatnya terpotong karna aku meneriakinya.

“ANDWEE!! KAU TIDAK BOLEH PERGI! Temani aku disini.. Kyurin-ah..” teriakku. Aku tidak peduli banyak orang yang menatapku. Kulihat senyuman yang mengembang dibibir manisnya tadi sudah memudar akibar teriakanku.

“maaf.. aku tidak bisa. Jongmal mianhae. Saranghaeyo.. Selamat tinggal..” katanya ingin melangkahkan kakinya hendak pergi. Aku hendak mengejarnya. Namun niatku yang hendak mengejarnya kukurungkan ketika seorang lelaki merangkul lengan gadis itu. ia mengenggam tangan mungil gadis itu. aku cemburu melihatnya. Siapa lelaki itu? pacarnya?

Aku melihat mereka yang berjalan dengan mesra sambil tertawa bersama-sama. Air mataku akhirnya terjatuh. Itu sakit, Kyurin-ah. Mungkin ini balasan untukku. Mungkin ini perasaan gadis itu terhadapku yang selalu mencuekkannya dan memakinya. Baiklah, mereka sudah lenyap dari padanganku. aku menunduk sambil menghapus airmataku. Sepertinya setelah ini aku harus kerumah sakit dan menanyakan apa penyakitku. Ini benar-benar sangat sakit. Hatiku terasa hendak hancur. Apa ini?

aku membuka telapak tanganku yang sedari tadi melindungi sebuah barang kecil. Ya, itu pemberian gadis itu untuk terakhir kalinya. Gelang itu. gelang yang terukir namaku dan namanya. Aku mengenggamnya lagi dengan sangat erat lalu menepuk-nepuknya didada.

“CHOI KYURINN….!!!!”

-The End-

 

2 thoughts on “[FF Freelance] Miracles in December

Don't be a silent reader & leave your comment, please!