I MISS YOU

Miss_You-1.psd

Tittle      : I MISS YOU

Author  : vidyoung

Cast       : >Oh Sehun

>Shin Rui (OC)

>EXO’s Kai, Chanyeol, Suho

>Yoora, Kyungin, Baekhee (OC)

> And other cast

Genre   : Romance, hurt/comfort

Rate       : T

Length  : oneshoot

WARNING! Typo(s) bertebaran, no feel

Semua dari sudut pandang Sehun. Dan text yang di-italic adalah flashback.

Ini remake dari ff yaoi author dengan cast Hunhan. Author bikin versi straight-nya. Ini hanya imajinasi author yang tak bisa tertampung lebih lama di otak.

FF ini terinspirasi dari lagu grup Westlife yang berjudul “I Miss You”

Happy Reading!!

I can’t sleep, I just can’t breathe

When your shadow is all over me baby

Don’t wanna be, a fool in your eyes

Cause what we had was built on lies

And when our love seems to fade away

Listen to me hear what I say

 

“Rui!!” argg! Sial! Lagi-lagi aku terbangun gara-gara bermimpi buruk. Mimpi itu lagi. Mimpi yang selalu membuatku merasakan rindu membuncah dalam dadaku. Dia, seseorang yang membuatku jadi seperti orang bodoh, selalu beranggapan bahwa dia pasti akan kembali. Rui.. nama yang selalu membuat detakan jantungku berdesir. Aku menghela nafasku. Ini sudah 2 bulan sejak kejadian ‘itu’. Aku selalu tidak bisa tidur karena bayangan sosok Rui selalu datang dalam mimpiku..

                “Sehuna~ kajja kita pulang! Sebelum salju yang turun semakin lebat” seorang yeoja manis menghampiriku didalam kelas. Yah, dia Rui, yeojachinguku. Padahal gedung kami berbeda. Kami memang berbeda jurusan. Aku jurusan management, dan dia jurusan seni bidang vocal. Aku sudah menyuruhnya tidak perlu menyusulku, biar aku saja yang ke gedungnya, tapi dia tetap bersikeras.

                “Mian chagi, aku tidak bisa pulang bersamamu hari ini. Aku masih harus menyelesaikan laporan kelompokku bersama Sung Young. Kulihat wajahnya sedikit kecewa, namun dia tiba-tiba tersenyum.

                “Ne, gwenchana.. Kalau begitu, aku pulang dulu, Sehuna~. Kerjakan tugasmu dengan serius, oke? Hehe. Byee” ujarnya langsung pergi sebelum sempat aku menjawabnya. Aku tahu, mungkin ia buru-buru ingin sampai di apartemen karena kulihat salju semakin tebal.

 

                Esok harinya, seperti biasa aku mengunjungi apartementnya untuk berangkat kuliah bersama. Ku tekan bel berkali-kali namun tidak ada yang membuka. Kuputuskan untuk langsung masuk kedalam, lagipula aku tahu kode apartemennya.

                “Rui! Chagi! Kau dimana?” panggilku, namun tetap tak ada yang merespon. Perasaanku mulai tidak enak, apalagi semalam Rui sama sekali tidak membalas pesan-pesanku, dan aku memakluminya karena mungkin ia sudah tidur. Apa mungkin dia sudah berangkat? Tidak mungkin. Dia selalu memberitahuku dulu jika harus berangkat lebih awal ke kampus. Kuputuskan untuk memeriksa kamarnya. Dan yang kudapat.. Rui tengah terbaring dengn wajah pucat, dan mengigau dalam tidurnya.. Astaga! Segera kuhampiri ia dan tempelkan punggung tanganku ke dahinya. Panas! Rui-ku sakit! Bagaimana ini?? Buru-buru ku telfon uisa untuk datang dan memeriksanya.

 

Uisa baru saja pergi beberapa menit yang lalu. Aku masih berdiri diam seperti orang bodoh. Ini kesalahanku. Harusnya aku tidak membiarkannya pulang sendiri. Harusnya aku mengantarnya pulang dulu. Aku bahkan lupa jika Rui tidak kuat pada suhu udara dingin atau hipotermianya bisa kambuh seperti saat ini. Aku bersyukur dia sampai di apartemen dengan selamat, jika tidak? Entahlah, mungkin aku akan menyalahkan diriku sendiri jika terjadi sesuatu pada Rui-ku.

“Enghh..” suara lenguhan Rui membuatku tersadar dari lamunanku. Ia mengerjapkan matanya membiasakan cahaya yang masuk di matanya. Ia menoleh kesamping dan mendapatiku tengah berdiri menatapnya. Matanya membulat kaget. Ia buru-buru bangun dan berusaha mengabaikan sakit di kepalanya.

“Se-Sehuna, aku-“ ia berusaha menjelaskan sesuatu padaku. Namun sebelum itu terjadi, aku menghampirinya dan duduk di sisi bed-nya.

“Ssstt, diamlah. Kau jangan banyak bergerak dulu, Ru” ujarku. Dia menatapku dengan mata berkaca-kaca.

“Hiks.. mian sehuna~ aku membuatmu khawatir. Hiks.. seharusnya aku bisa menjaga diriku sendiri agar tak sakit seperti ini dan merepotkanmu lagi..”kurengkuh dia dalam pelukanku. Isakannya mulai keras. Ia menangis.

“Tenanglah, Ru.. Berhenti menyalahkan dirimu sendiri. Ini bukan salahmu.. Ini salahku yang membiarkanmu pulang sendiri kemarin. Maafkan aku..” kataku tulus. Ia mengangguk sekilas dan mengeratkan pelukannya padaku.

“Apa tidak apa-apa?”

“Apanya?” bingungku.

“Sehuna, kau membolos hari ini.. gara-gara aku” ujarnya  dengan menundukkan kepalanya. Aku mengangkat wajahnya yang tertunduk.

“Hey, dengar Ru. Aku baik-baik saja. Apapun itu, asal untuk kekasihku, akan kulakukan.. Lagipula aku tidak mungkin meninggalkanmu sendirian disini dalam keadaan sakit” ucapku panjang.

“Gomawo Sehuna~ saranghae..”

“Nado”

I don’t wanna feel

The way that I do

I just wanna be

Right here with you

 

Kuacak rambutku frustasi . Semua kenangan bersama Rui kembali berputar di kepalaku. Aku benar-benar tidak bisa melupakannya. Kutatap foto kami berdua yang saat itu tengah tersenyum bahagia. Liquid bening kembali mengalir dari kedua mataku. Aku kembali menangis dalam diam. Apa yang harus kulakukan?? Aku.. aku merindukannya… Tuhan..

                “Sehuna~ ireonna~ Bukankah kau ada jadwal pagi hari ini? Nanti kau akan terlam- Yak! Oh Sehun!! Lepaskan!! Sesak!” Rui mulai meronta-ronta dalam pelukanku. Haha.. Aku senang sekali mengerjainya. Sabtu ini dia memang berniat menginap di apartemenku sampai Minggu, ditambah hari ini ia tidak ada kelas, jadi dia free. Jadi jangan heran jika pagi-pagi sekali ia sudah berada di apartemenku.

                “Diamlah Oh Rui.. Kau cerewet sekali..“ ujarku.

                “Yak! Cerewet?? Kau mau ma- eh? Apa katamu tadi? Oh Rui??”

                “Ne, Oh Rui”

                “Yak! Seenaknya mengganti margaku.. Aku Shin Rui!” -Rui

                “Oh Rui” -Sehun

                “Shin Rui!” -Rui

                “Shin Rui” balasku tenang.

                “Oh Rui!”Dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya ketika sadar apa yang diucapkannya. Hahaha.. kena kau Rui. Aku tertawa puas.

                “Kau menyebalkan!” Ia melepaskan pelukan kami dan akan beranjak dari posisinya, namun aku mencekal tangannya dan menariknya duduk disisi bed-ku.

                “Jangan marah ,Ruru~ Bukankah nanti ketika kau menikah denganku, namamu berubah jadi Oh Rui” ujarku. Kulihat semburat merah jambu mulai mewarnai kedua pipinya.

                “Sebenarnya apa maumu, Sehuna~?” ujarnya yang kuketahui untuk menutupi rasa gugupnya.

                “Aku tidak ingin apa-apa, aku hanya ingin kau disini bersamaku”

I don’t wanna see

See us apart

I just wanna say it straight from my heart,

I miss you…

 

                “Oh Sehun, sampai kapan kau seperti ini terus?? Dia tak akan senang jika tahu kau jadi seperti ini, tidak mau melanjutkan hidupmu” ujar suara yang kuyakini milik sahabatku, Kai.

“Kai benar, ayolah Sehun.. Sampai kapan kau meratapi hidupmu seperti ini? Kau juga harus tetap melanjutkan hidupmu” kali suara bass milik sahabatku yang lain yang saat ini tengah berkunjung ke apartemenku. Selama 2 bulanan ini, aku memang sering bolos kuliah dan hanya berdiam diri di kamarku.

483990_10150979332741234_1572368705_n

“Kalian tidak akan mengerti apa yang kurasakan” jawabku.

“Kami mengerti Sehun-ah, kami sangat mengerti.. Bukankah kita sahabat.. Kami juga merasakan jika sahabat kami merasa sedih.. Kami mohon kembaliah menjadi Sehun yang dulu..”kini Yoora noona  yang berbicara. Maafkan aku teman-teman, aku sudah mengecewakan kalian semua. Sampai saat ini, aku tetap tidak bisa melakukan seperti yang kalian katakan.

Mian” ujarku singkat.

“Tidak apa jika kau memang belum bisa.. Kami akan menunggumu menjadi Sehun yang dulu.. Dan jika kau ada apa-apa, jangan segan-segan menghubungi kami. Bukankah kita sahabat? Kalau begitu kami pamit dulu. Anyeong Sehun-ah

                “Ru? Ruru? Kau melamun? Ada apa?” Rui terlihat terkejut. Tidak biasanya ia diam selama perjalanan pulang dari kampus.

                “A-aniya Sehuna.. Hehe..” ia tertawa gugup.

                “Kau yakin? Ceritalah padaku jika ada masalah” ujarku. Ia mengangguk pelan.

                “Emm, Sehun..”

                “Wae? Ada yang ingin kau bicarakan?” Aku menghentikan langkahnya dan menatapnya. Ia menunduk tak berani memandangku. Kuangkat dagunya agar ia menatapku, “Hey, katakanlah..”

                “A-aku harus kembali ke Jepang, Papa membutuhkankanku..” ujarnya lirih nyaris tak terdengar. Aku terdiam sebentar mencerna kata-katanya..

                “Yasudah, kau harus menuruti Papa-mu. Aku disini akan baik-baik saja kok sampai kau kembali” jawabku tersenyum walaupun ada perasaan tak rela.

                “Aku tidak akan kembali…” ujarnya kembali menundukkan kepalanya.. Sontak saja aku memandangnya tak percaya..

                “Ru, apa maksudmu mengucapkan kata seperti itu?” jawabku.

                “Aku akan menetap dan kurasaa.. kita akhiri saja hubungan ini..” ujarnya sambil menatapku. Mataku membulat. Rui mengakhiri hubungan ini?

                “Rui, jangan bicara sembarangan! Ah aku tahu, ini kejutan kan? Bukankah sebentar lagi  anniversary kita? Aku tidak akan tertipu” jawabku. Ia menggelengkan kepalanya.

                “Ini benar Oh Sehun.. Sebaiknya kita putus.. Aku tidak mau membuatmu terlalu berharap padaku.” Aku tak percaya ia berbicara seperti itu dengan lancarnya. Dan hey! Mana panggilan sayangnya untukku?

                “Baik! Jika itu maumu, kita putus. Kau puas kan sekarang? Aku tahu kau bahagia sekarang. Jangan-jangan disana kau sudah menemukan penggantiku. Selamat tinggal!” Aku pergi meninggalkannya yang masih berdiri mematung. Bisa kulihat matanya berkaca-kaca. Hey itu bukan salahku.Bukankah  ini keinginannya? Dan aku hanya mengabulkannya .

 

                “Arggggh!! Siall!!” Aku melempar semua benda yang ada di dalam apartemenku. Kenapa jadi begini? Apa ini adalah akhir? Apa aku memang tidak bisa bersama Rui?

DDDRRRTTT. Ponselku bergetar menandakan ada panggilan masuk. Berpura-pura tidak mendengar, aku mengabaikan ponsel itu. DRRRTTT.. Ponselku terus-terusan bergetar, dan ternyata dari Kai.. Awas saja jika ia menelpon bukan karena hal penting.

                “SEHUNNN!! Apa kau melihat berita??” -Kai

                “Apa? Tidak usah berteriak seperti itu” -Sehun

                “Ada kecelakaan pesawat dengan pemberangkatan ke Tokyo!” –Kai

                “Lalu?” –Sehun

                “Aisshh, Oh Sehun! Jadi kau benar-benar tidak tahu??” Diseberang sana, Kai mengacak rambutnya frustasi.

                “Cepat katakan. Jangan berbelit-belit, atau aku tutup telponnya sekarang” –Sehun

                “Aisshh, baiklah. Salah satu korban tewas dari kecelakaan itu yeoja bernama Shin Rui. Bukan Rui kita kan? Rui ada bersamamu kan?” –Kai

                Seketika itu juga, tangan Sehun kaku. Shin Rui.. Shin Rui.. Kai pasti bercanda..Ya bercanda.. Tapi..                “ANDWAEE!!!”

                “Yeoboseyo? Sehun? Kau baik-baik saja?? Ya! Jawab aku” –Kai

 

               

                BRAK!! Suara pintu apartementku seperti terbuka.. Dan tak lama Kai dan sahabatku yang lainnya menuju arahku yang terduduk di karpet ruang tamu dengan keadaan yang pasti mengkhawatirkan. Aku tahu mereka akan kaget melihat apartementku sangat berantakan seperti kapal pecah.

                “Sehun-ah! Gwanchana? Kami mengkhawatirkanmu! Rui eonni mana?? Dia bersamamu kan?” Kyungin memegang kedua bahuku sambil menatap kesekeliling apartemenku. Pertanyaan itu lagi..

                “Bagaimana ini..” ujarku lirih.

                “Mwo? Kau mengatakan sesuatu, Sehun?” ujar Suho hyung.

                “Yang dipesawat itu.. benar Rui..” ujarku lemah.

                “MWO? Sebenarnya apa yang terjadi? Kalian ada masalah? Ke-Kenapa Rui Eonnie bisa berada di pesawat itu dan menjadi korban? Hiks..” Baekhee Noona sudah mulai terisak pelan.

 

                “Jadi, apa kau bersedia berbagi masalahmu dengan kami Sehun? Kita ini sudah seperti keluarga” tawar Suho hyung setelah satu jam dalam keheningan.

                “Kami putus karena Rui Noona akan kembali ke Jepang dan mungkin ia akan menetap. Alasannya ayahnya memanggilnya untuk pulang dan membantunya disana” ceritaku..

                “Apa?!”

                “Dan hari ini memang keberangkatannya ke Tokyo” aku menundukkan kepalaku. Sakit. Rasanya dadaku sesak ketika mengingatnya.

                “Ja-jadi.. Rui Eonnie benar-benar…” Yoora Noona tidak bisa melanjutkan perkataannya. Yang kulihat ia sudah tenggelam di dada bidang Suho sambil terisak. Aku hanya mengangguk mengiyakannya..

                “Kita harus kesana untuk memastikan,Sehun-ah” ujar Kyungin Noona.

                “Ya, aku setuju dengan Kyungin. Kajja Sehun! Kita ke Tokyo” ajak Suho hyung akhirnya. Dengan perlahan mereka membantuku berdiri. Hari ini juga kami semua terbang menuju Tokyo, tepatnya kediaman Rui.

 

                Benar saja, di rumah Rui di Tokyo sangat ramai dengan orang-orang berpakaian hitam. Ditengah ruangan itu, terdapat seorang yeoja cantik paruh baya tengah menangis didepan sebuah peti.. Tidak mungkin.. Kau benar-benar pergi, Ru?

                Kurasakan Kai dan Chanyeol menepuk bahuku berusaha menguatkan. Yoora, Baekhee, dan Kyungin Noona sudah menumpahkan air mata mereka sejak tadi.

                “Sehun-ah? Kaukah itu nak?” ujar yeoja paruh baya yang diketahui Ny. Shin memanggilku..

                “Ne, bibi, ini aku..”jawabku.

                “Maafkan kami…hiks..maafkan Rui..hiks..” tangis Ny. Shin kembali terisak. Wajahnya sudah  sangat merah akibat terlalu lama menangis. Dengan segera aku memeluknya. Beliau sudah kuanggap sebagai ibu kandungku sendiri  selama ini.

                “Tidak ada yang patut disalahkan, bi. Ini sudah takdir” ujarku entah dari mana kata-kata yang kudapat ini. Padahal aku sama terpuruknya dengannya.

                “Rui menitipkan ini padamu. Kami menemukannya di tas Rui saat pencarian korban tengah berlangsung” ujar Ny. Shin sambil menyodorkan sepucuk surat ber-amplop biru langit.

                “Terima kasih, Bi..dan maafkan aku juga jika selama ini aku tidak bisa menjaga Rui..” ucapku.

                “Tidak Sehun. Kau tahu, semenjak Rui mengenalkanmu pada kami sebagai namjachingu, saat kami bertelepon ketika ia berada di Seoul, ia selalu bercerita tentangmu..hiks… Rui sangat menyayangimu Sehun.. hiks”

                TES.Setitik air mata berhasil jatuh di pipi seorang Sehun. Sebuah kenyataan yang ia dapat kembali menghantam sudut hatinya yang selama dua bulan ini rapuh..

 

                Pemakaman baru saja selesai dilakukan. Para pelayat satu-persatu pergi meninggalkan keluarga yang tengah berduka itu. Tampak Tuan dan Nyonya Shin, Sehun dan sahabat-sahabat mereka. Kai yang akan mengajak Sehun yang tengah terduduk di depan nisan Rui itu buru-buru dicegah oleh Ny. Shin.

                “Biarkan dulu dia. Kami tahu dia orang yang paling bersedih setelah kami. Ayo kembali. Kalian bisa kerumah kami dahulu, bukankah kalian tidak sempat mencari tempat menginap?” ajak Ny. Shin.

                “Emm, terimakasih bibi,paman, maaf kami sangat merepotkan kalian” ujar Suho mewakili semua.

                “Tidak apa, kalian adalah orang-orang yang uri Rui sayangi..Terimakasih untuk semua” ujar Tuan.

                Sehun membuka perlahan surat dari Rui untukknya. Sesekali ia terisak.Entah sudah berapa lama ia menangis.

                To: Oh Sehun

                                Sehuna… aku minta maaf karena telah berbohong padamu. Sungguh, aku hanya tidak ingin kau khawatir. Jeongmal mianhae karena tidak bisa memberitahumu selama ini.. Asal kau tahu, aku masih sangat mencintaimu.. Dan mungkin kau tidak akan mungkin mempercayaiku mengingat kesan buruk ketika terakhir kita bertemu. Saat perkataanku menyakitimu..Jujur aku tidak ingin melakukan itu.

Sehuna.. Jika kau membaca surat ini, aku mungkin sudah tidak bisa bersamamu lagi.. Aku sakit, Sehuna.. Yah, alasan sebenarnya aku kembali ke Jepang untuk berobat yang pasti tidak akan bisa menyelamatkanku dari takdir. Aku takut jika aku terus bersamamu dan berpura-pura baik-baik saja,kau akan lebih sakit. Dan setelah mengetahui semua, kuharap kau mau mengerti, karena mungkin ini yang terbaik untuk kita.Tetap jalani hidupmu dengan baik walau tanpa aku disampingmu.. Selamat tinggal, dan saranghae…

                                                                                                                                                With Love,

                                                                                                                                                Shin Rui

“Kau bodoh Ru..Apa kau pikir aku seperti itu? Justru aku akan kecewa seperti ini karena kau tidak mau berbagi masalahmu denganku. Kenapa kau menyimpannya sendiri Ru? Dan sekarang kau pergi meninggalkanku selamanya..Lalu aku harus apa? Kau tahu, kepergianmu ini lebih menyakitkan daripada apapun. Aku bahkan tidak bisa melihat dan meminta maaf padamu untuk yang terakhir kalinya. Rusa bodoh..hiks”

EPILOG

                Tampak seorang namja berkulit seputih susu tengah berada diantara berkas-berkas kantornya. Ya, dia adalah Oh Sehun. Direktur HH Corp. Sekembalinya ia dari Jepang –acara pemakaman Rui-, ia benar-benar kembali seperti Oh Sehun yang dulu sesuai dengan permintaan terakhir Rui-nya. Bahkan sudah 3 tahun berlalu dan kini ia dan perusahaan yang didirikannya –tentunya dengan sedikit bantuan appanya dan sahabat2nya- lambat laun mulai berkembang. Sahabat-sahabatnya kini tersenyum bangga karena Sehun kembali bangkit keterpurukan. Namun yang disayangkan, ia telah menutup hatinya untuk orang lain. Sifatnya yang dingin pun tak berubah bahkan semakin parah(?).

“Ck!Jung ahjussi! Ada apa dengan laporan-laporan ini! Kenapa aku banyak menemukan kesalahan!!” Kesal Sehun kepada sekretarisnya.

“Maaf tuan,karena pegawai baru yang mengerjakan laporan-laporan ini. Saya benar-benar tidak tahu jika banyak terjadi kesalahan” jawab Mr. Jung.

“Bawa pegawai baru itu sekarang juga” suruh Sehun.

“Baik” jawab sang sekretaris sambil keluar ruangan untuk membawa pegawai tersebut.

Tak lama..

Sajangnim, saya membawa pegawai baru itu” ujar Jung ahjussi setelah mengetuk pintu ruangan sebelumnya. “Cheon Hwa, cepat masuk! Kau harus bertanggung jawab atas laporan yang kau buat!” tambahnya sambil menoleh di balik pintu. Tak lama seorang yeoja berperawakan mungil melangkah masuk dengan takut-takut. Ia benar-benar khawatir atasannya itu akan memecatnya di hari pertamanya bekerja.

Jeosonghamnida, sajangnim.. saya a-akan memperbaiki laporan itu secepatnya..” ujar yeoja itu pelan. Tak tahukah ia jika yeoja yang dipanggilnya sajangnim dihadapannya itu membulatkan matanya terkejut sekaligus tak percaya. Bagaimana tidak terkejut jika yeoja dihadapannya itu sangat mirip dengan Rui-nya. Hanya rambutnnya saja yang berbeda.

“Ru- Rui..”

“Maaf, sajangnim? Apa anda mengatakan sesuatu?” Cheon Hwa mendongakkan kepalanya menatap sang atasan. Untuk sesaat ia seperti terhipnotis dengan obsidian tajam itu. ‘Tampan..’ batinnya. Tapi seketika ia menggelengkan kepalanya. ‘Tidak Cheon Hwa, dia atasanmu. Ingat itu..’ batinnya lagi.

“Tuan, ini Lee Cheon Hwa, karyawan itu” ujar Jung ahjussi. Seakan tersadar dari keterpakuannya, Sehun berdehem pelan,

Ahjussi, mulai sekarang, yeoja ini akan menjadi asisten pribadiku. Siapkan segala sesuatunya. Pindah mejanya ke dalam ruanganku ini” ucap Sehun tegas. Walaupun agak bingung, Jung ahjussi pamit undur diri untuk melakukan perintahnya dan meninggalkan Cheon Hwa di dalam berdua dengan sang atasan. Ekspresi Cheon Hwa? Jangan ditanya, wajahnya seperti orang bodoh saja, sekaligus terkejut atas keputusan Sehun.

Sa-sajangnim..apa yang-“

“Aku tidak terima penolakan.. Mulai sekarang kau harus membantu segala keperluanku dan harus selalu berada di dekatku. Kau asistenku sekarang, manis..” Sehun memotong perkataan Cheon Hwa. Kata terakhir yang diucapkannya membuat rona merah di pipi gadis mungil itu muncul.

Sepertinya sanksi jika Oh Sehun masih tetap menutup hatinya pada orang lain untuk saat ini.. 😀

BjQeZfLCAAAppB8

THE END

 

Hellowwwww! Saya bikin ff baru lagi..

Bukannya nerusin ff yang udah ada, malah bikin yang baru.. Sawryy~

Saya itu tipe anak bandel, haha.. jangan ditiru ya readers…

Coment juseyo…

Gamshamnida *BOW*

 

8 thoughts on “I MISS YOU

Don't be a silent reader & leave your comment, please!