Between 2 WOO [ONESHOOT]

between 2 woo

 

Between 2 WOO

Author : Asafitri

Poster : Irenegalery

Main cast : 2PM Wooyoung as Jang Wooyoung
Infitite Woohyun as Jang Woohyun
4minute Hyuna as Kim Hyuna

Support cast : all member 2PM and Infinite

Genre : Family, Friendship, Romance

Lenght : Oneshoot

Ratting : PG-15

Disclaimer : efek si author kebanyakan menghayal dan baca komik. Cerita fiktif belaka, gak ada unsur bash, just for fun. Happy reading.

Summary : Wooyoung dan  Woohyun, 2 saudara kembar yang tidak pernah akur. Suatu hari, mereka berdua jatuh cinta pada Kim Hyuna, anak baru di sekolah mereka. Mereka pun bersaing untuk mendapatkan cinta hyuna. Siapakah yang akan Hyuna pilih?

WARNING : banyak typo berkeliaran, alur yang tidak nyambung, itu adalah murni kesalahan saya karena saya adalah manusia yang memiliki banyak kesalahan

# # #

“EOMMAAAAAA!!!” pagi itu Wooyoung berteriak kepada ibunya dari arah dapur. Teriakan wooyoung pagi itu benar-benar keras, sampai-sampai kaca dirumah mereka retak semua.

“Ada apa Wooyoung-ah?” tanya ibunya bergegas keraha dapur.

“Kemana sarapanku? Eomma tidak menyiapkan sarapan untukku?”

Wooyoung menunjuk meja makan yang hanya ada segelas airputih. Tidak ada mangkuk berisi bubur dan susu kesukaannya setiap pagi. Ibu Wooyoung merasa heran.

“Aneh, tadi ibu buatkan untukmu dan Woohyun. Dimana ya?” Ibu Wooyoung kebingungan sambil menggaruk kepalanya.

“Jangan-jangan, dimakan Woohyun.” Ujar Wooyoung asal.

“Bisa jadi. Tapi kan Woohyun sudah punya jatah sendiri.”

Wooyoung kesal dengan tingkah laku saudara kembarnya itu. Diapun segera memanggil Woohyun dengan suaranya yang bisa dibilang dapat merusak telinga.

“WOOHYUNNN! JANG WOOHYUN!!! SINI KAUUU!!!”

Woohyun yang daritadi hanya melihat kelakuan saudara kembarnya dari lantai 2 hanya bisa tertawa.

“YA! JANG WOOYOUNG! AKU MINTA MAAF TELAH MEMAKAN SARAPANMU! SIAPA SURUH KAU BANGUN KESIANGAN! HAHAHA!” Woohyun pun segera berlari menuruni tangga dan menghampiri Wooyoung.

“Jang Woohyun, awas kau!” Wooyoung pun segera mengambil ranselnya dan pergi ke sekolah. Meninggalkan Woohyun yang hanya tertawa melihat tingkahnya.

# # #

“Wooyoung-ah, istirahat hari ini tidak seperti biasanya. Kau makan sampai 5 mangkuk ramen.” Tanya Chansung keheranan. Sementara yang ditanya masih terus melahap ramen pesanannya.

“Ada apa Wooyoung? Kau sakit?” Taecyeon pun memegang dahi Wooyoung. Wooyoung segera menepis tangan Taecyeon.

“Aku tidak apa-apa. Hanya tadi tidak sempat sarapan.” Sahut Wooyoung tanpa mengalihkan perhatian dari ramen yang disantapnya.

“Kenapa?” tanya Nichkhun khawatir.

“Woohyun, dia merampas sarapanku.”

“Hahaha! Kenapa Woohyun merampas sarapanmu? Apa kau merampas makan malamnya? Hahaha.” Junho tertawa mendengar perkataan Wooyoung barusan. Sementara Wooyoung mendelik tajam ke arahnya.

“Ya! Apanya yang lucu? Aku tidak merampasnya, hanya mencicipi sedikit.” Ujar Wooyoung.

“Sedikit tapi lama-lama jadi bukit. Hahahaha.”

Wooyoung hanya menatap keempat sahabatnya dengan perasaan aneh.

“Tapi, aku punya satu pertanyaan untukmu.” Ujar Chansung.

“Apa itu?”

“Darimana kau dapat uang sebanyak itu untuk membeli 5 mangkuk ramen? Bahkan kau mentraktir kami.”

Wooyoung hanya tersenyum evil.

# # #

Woohyun sedang mengobrak abrik tasnya ketika Sunggyu datang menghampirinya.

“Ada apa Woohyun? Kau mencari sesuatu?” tanya Sunggyu.

“Dompetku. Kau lihat dompetku?” sahut Woohyun tanpa mengalihkan pandanagnnya.

“Dompet? Dompet yang biasa kau bawa itu.”

Woohyun hanya mengangguk.

“Entahlah. Mungkin kau lupa membawanya.”

“Tidak mungkin. Jelas-jelas aku membawanya tadi. Aku saja masih bisa membayar tiket kereta.”

“Mungkin jatuh di stasiun.”

“Tidak, seletah membeli tiket, aku langsung memasukannya kedalam tas dan menutupnya rapat. Aku juga tidak merasa ada orang yang mencopetnya.”

Sunggyu hanya mengangkat bahu.

“Woohyun, tadi aku lihat Wooyoung anak kelas 3-2 kemari saat kau ke toilet. Wooyoung kembaranmu kan?” ujar Myungsoo yang duduk satu bangku dibelakang Woohyun.

“Iya, ada apa Wooyoung kesini?”

“Dia bilang dia ingin  pinjam buku catatanmu. Lalu dia membuka tasmu.”

Woohyun berpikir sejenak. Kemudian dia berlari keluar kelas.

“Jang Wooyoung sialan!” ujarnya. Dia segera menuju kantin.

# # #

“Apa? Kau mencuri dompet Woohyun?” ujar Taecyeon dengan suara yang bisa dibilang lebih dari pelan. Buru-buru Wooyoung dan Nichkhun menyekap Taecyeon agar tidak banyak bicara.

“Ya! Jangan keras-keras! Ini rahasia.” Sahut Wooyoung jengkel.

Taecyeon hanya bisa pasrah ketika mulutnya disumpal.

“Kapan kau mencurinya?” tanya Junho.

“Begitu bel istirahat aku langsung stand by di depan kelas 3-1 tanpa dia ketahui. Lalu aku lihat dia keluar dengan terburu-buru menuju toilet. Mungkin dia sakit perut efek merampas sarapanku. Lalu aku bergegas menuju tempat duduknya dan mengambil dompet dari dalam tasnya.” Jelas Wooyoung panjang pendek.

“Lalu, sekarang bagaimana nasib Woohyun?” tanya Nichkhun.

“Entahlah, aku tidak peduli.” Ujar Wooyoung enteng.

“Wooyoung, teganya kau…” tanpa mereka sadari, Woohyun berdiri dibelakang Wooyoung dengan ekspresi yang menyedihkan.

“Woo… Woohyun… sejak kapa kau?” Wooyoung yang kaget refleks melihat kearah Woohyun. Sementara Junho, Chansung, Nichkhun dan Taecyeon hanya bisa diam.

“Wooyoung… kenapa kau tega padaku? Nanti aku pulang bagaimana… Apa kau tega melihatku pulang jalan kaki?”

“Woohyun, kau juga tega. Siapa suruh kau makan sarapanku? Apa kau tega melihatku pingsan di kelas.”

“Sepertinya ada sinetron nih. Hahaha.” Celetuk Junho, diikuti tawa oleh Chansung Nichkhun dan Taecyeon. Sementara Wooyoung dan Woohyun terus beradegan dramatis yang disaksikan oleh seluruh penghuni kantin.

# # #

Seorang yeoja sedang berjalan menyusuri koridor sekolah sambil menenteng beberapa buku yang masing-masing buku tebalnya sekitar 5cm. Yeoja itu menatap sekolah barunya sembari tersenyum.

Bruk!

Seorang namja menabrak yeoja itu. Menyebabkan buku-bukunya berceceran dimana-mana.

“Mianhae.” Ujar si namja sam bil membantu merapikan buku-buku milik si yeoja.

“Gwaenchana.” Ujar si yeoja.

“Kau, murid baru ya? Aku belum pernah melihatmu.”

“Ne, aku Kim Hyuna, kalau kau?” yeoja yang bernama Hyuna mengulurkan tangannya pada namja yang hendak mengembalikan bukunya.

“Jang Wooyoung, kelas 3-2. Ini bukumu.”

“Gomawo, mungkin kita akan bertemu lagi. Aku kelas 3-4.” Hyuna tersenyum pada Wooyoung, kemudian pergi menuju kelasnya. Sementara Wooyounhanya menatap kepergian Hyuna dengan perasaan kagum.

“Ommona, cantik sekali dia.”

Sementara itu, Hyuna terus menyusuri koridor mencari dimana kelasnya berada. Saat lemewati lapangan basket…

Plak!

Sebuah bola basket mendarat tepat dikepalanya. Membuatnya kehilangan keseimbangan sehingga jatuh.

“Hei, kau tidak apa-apa?” seorang namja bergegas menghampirinya.

“Aish, sudah tadi ditabrak orang, sekarang dilempar bola basket.” Gerutu Hyuna.

“Mianhae, apa kau sakit?”

“Aku tidak apa-apa. Oiya dimana kelas 3-4?”

“Ada di lantai 2. Kau anak baru disini?”

Hyuna hanya menangguk.

“Aku Jang Woohyun, kalau kau?”

“Hyuna. Kim Hyuna. Sudah ya aku mau ke kelas.”

Woohyun hanya mengangguk.

“Ya! Jang Woohyun! Cepat lempar bolanya!” teriak Sunggyu dari arah lapangan.

“Ah, nee.”

# # #

Wooyoung menulis sebuah nama di halaman paling belakang buku tulisnya. Tanpa dia sadari, Nichkhun yang merupakan teman satu bangkunya membaca tulisan itu dan menatapnya heran.

“Kim Hyuna? Nuguya?” tanya Nichkhun.

“Molla.” Ujar Wooyoung tak acuh.

“Tidak mungkin kau tak tahu. Kau sedang jatuh cinta yaa.”

“Anniya, mana mungkin.”

“Lalu, siapa itu Kim Hyuna?”

“Anak baru mungkin. Aku baru pertama kali melihatnya.”

“Ohh, kelas berapa?”

Belum sempat Wooyoung menjawab pertanyaan Nichkhun, tiba-tiba…

Pletak!

Sebuah penghapus papan tulis melayang kearah mereka.

“Nichkhun Horvejkul! Jang Wooyoung! Kalian sedang apa?!” teriak Min Sonsaengnim—guru matematika—berjalan kearah Nichkhun dan Wooyoung sambil membawa penggaris kayu kesayangannya.

“Ka.. kami sedang membicarakan pr.. ada soal yang tidak kumengerti.. iyakan Wooyoung-ah.” Bala Nichkhun sambil menginjak kaki Wooyoung. Refleks Wooyoung yang sedang kesakitan hanya memberi senyuman menahan sakit.

“I…iya Sonsaengnim, lanjutkan pelajaran.”

Min Sonsaengnim hanya memasang wajah curiga, kemudian kembali menuju papan tulis.

“Ya, kenapa kau menginjakku? Kau tahu etapa sakitnya itu?” protes Wooyoung.

“Hehehe, mianhae. Kepepet sih.” Sahut Nichkhun memajang wajah tanpa dosa.

# # #

Hyuna hanya terduduk diam sambil memandangi buku-bukunya di halte. Dalam hati dia hanya tersenyum, membayangi wajah sesosok namja yang menabraknya tadi.

“Namanya Jang Wooyoung? Lucu juga.” Ujarya sambil tersenyum.

“Yeoja itu siapa?” tanya Junho sembari menunjuk kearah halte.

“Hyuna, anak baru disini.” Ujar Wooyoung santai.

“Oh jadi dia orangnya. Yang namanya kau tulis dibuku tadi. Cantik juga.” Celetuk Nichkhun.

“Dia gebetan barumu?” tanya Taecyeon.

“Kalau kau sudah berpacaran dengannya, jangan lupa traktir kami.” Ujar Chansung.

Wooyoung hanya menatap keempat temannya dengan perasaan sebal.

“Cepat kau dekati dia!” ujar Junho kemudian menyeret Wooyoung menuju halte.

“Junho, apa-apaan kau…” protes Wooyoung.

Meskipun kecil, tenaga Junho sangat kuat. Dia terus membawa Wooyoung ke halte dan diikuti oleh teman-temannya yang lain.

“Hei, kau yang bernama Kim Hyuna?” Junho berbasa basi dengan Hyuna.

Merasa namanya dipanggil, Hyuna pun menengok kearah Junho.

“Ne, kenapa?”

“Temanku, dia ingin mengajakmu kencan. Kau mau?” Junho pun mendorong Wooyoung kehadapan Hyuna.

“Eh…”

“Maaf, temanku ini kehabisan obat. Makanya dia bicara yang aneh-aneh.” Ujar Wooyoung. Hyuna hanya mengangguk.

“Ya! Apa-apaan kau.” Protes Wooyoung pada Junho. Junho hanya tersenyum.

“Mianhae Hyuna sudah mengganggumu.”

“Gwaenchana.” Hyuna tersenyum pada Wooyoung. Yang membuatnya menjadi salah tingkah.

“Hei, kalian jadi kan mau belajar dirumahku? Ayo kerumahku sebelum cemilan habis dimakan Woohyun.” Wooyoung pun segera mengajak teman-temannya untuk menjauh dari sana. Namun bukannya menurut mereka malah menggoda Wooyoung.

“Maaf Wooyoung-ah, bukannya mau melanggar janji. Tapi Nichan hyung baru saja sms aku. dia bilang aku harus segera pulang karena nenekku yang dari Thailand datang. Bye.” Nichkhun pun segera pergi.

“Aku juga lupa kalau hari ini aku harus menemani eomma belanja. Bye.” Chansung ikut pergi.

“Aku… ada les tambahan hari ini. Jadi juga harus pulang. Dadah Wooyoung.” Junho pun pergi.

“Nah Taec, kau tidak ada acara kan? Kau jadi ikut kerumahku kan?” tanya Wooyoung pada Taecyeon. Yang ditanya hanya mengangkat bahu.

“Yahh, aku memang tidak ada acara. Tapi hari ini rumahku kosong, aku harus jaga rumah.” Ujar Taecyeon.

“Aku ikut kau jaga rumah.” Sahut Wooyoung.

“Tapi…”

“Ayolah, please.”

Taecyeon pun tersenyum usil.

“Baiklah. Hei Hyuna! Kau mau ikut tidak?”

“Hah? Aku?” tanya Hyuna keheranan sambil menunjuk diri sendiri.

“Iya kau. Kalau hanya aku dan Wooyoung tidak enak. Bisa-bisa nanti dia malah mengacak-acak rumahku. Lebih baik kau juga ikut.”

“Untuk apa kau mengajaknya? Mungkin saja dia sibuk.” Ujar Wooyoung.

“Aku tidak sibuk. Baiklah aku ikut.” Ujar Hyuna. Mereka pun segera berjalan kerumah Taecyeon yanng tidak begitu jauh dari sekolah.

Sementara itu dari kejauhan, Woohyun dan kawan-kawannya yang sedari tadi menatap mereka hanya bisa pasrah.

“Woohyun, kau telat. Wooyoung sudah dekat dengan yeoja itu.” Ujar Hoya.

“Iya, bagaimana kalau kau menyerah saja?” celetuk Sungjong.

“Anni, aku tidak akan menyerah. Aku pasti akan mendapatkan yeoja itu dari Wooyoung.” Sahut Woohyun.

“Tapi, bagaimana caranya? Lagipula, Wooyoung kan kembaranmu.” Timpal Sunggyu.

“Aku tidak peduli, meskipun kembar, tapi kami sama sekali tidak akur dan tidak mirip. Aku pasti bisa.”

“Ya ya ya… terserah kau saja.” Celetuk Myungsoo.

“Tapi kalau kau gagal jangan menangis.” Timpal Sungyeol. Woohyun hanya menatap Sungyeol kesal.

# # #

“Taecyeon-ah, kau punya cemilan apa?” ujar Wooyoung saat mereka sampai.

“Entahlah, aku cek dulu di dapur. Silakan masuk.”

Wooyoung dan Hyuna pun duduk diruang tamu, sementara Taecyeon pergi menuju dapur.

“Hyuna, apa tidak apa-apa kau kesini? Eomma mu tidak mencarimu?” tanya Wooyoung erbasa-asi.

“Tidak, eomma appa ku kerja, sementara oppaku jam segini belum pulang dari kampus. Dirumah hanya ada pembantu dirumahku.”

“Wooyoung, Hyuna, maaf aku hanya ada air putih. Ini silakan diminum, aku mau ke mini market sebentar.” Ujar Taecyeon sambbil menaruh nampan berisi 2 gelas air putih. Kemudian dia bergegas menuju pintu.

“Tunggu, aku ikut.” Ujar Wooyoung.

“Anni, kau disini saja. Nanti siapa yang jaga rumah. Aku tidak akan lama kok.” Sahut Taecyeon kemudian pergi. Wooyoung hanya menatap kepergiannya dengan perasaan sebal.

“Aishh anak itu benar-benar!” celetuk Wooyoung.

“Hahaha, kalian lucu sekali ya.”

“Ya, apanya yang lucu?”

“Kelakuan kalian, sejak di halte tadi sampai sekarang. Kalian akur tapi selalu berisik.”

Wooyoung hanya menatap Hyuna dengan tatapan aneh.

“Kenapa kau menatapku seperti itu?” tanya Hyuna.

“Tidak apa-apa.”

“Aish.. oiya sejak kapan kau bersahabat seperti itu?”

“Aku mengenal Junho sejak kecil, lalu saat masuk SD aku mengenal Chansung, saat masuk SMP aku mengenal Taecyeon, dan saat masuk SMA aku mengenal Nichkhun.”

“Bisa berurutan begitu ya…”

Wooyoung hanya mengangguk.

Sudah 30 menit mereka menunggu Taecyeon sambil membicarakan kehidupan sehari-hari. Semakin lama Wooyoung ngobrol dengan Hyuna, semakin membuatnya merasa nyaman. Namun Wooyoung semakin curiga kenapa Taecyeon tiddak juga datang.

“Aishh Taecyeon lama sekali. Kemana saja dia?” gerutu Wooyoung.

“Entahlah, mungkin saja antrian di kasir panjang.”

“Tapi, tidak munkin selama ini.”

Hyuna hanya mengangkat bahu, kemudian mengambil air minum yang ada didepannya. Namun niatnya untuk minum terhenti dan kemudian dia mengucek matanya.

“Kau kenapa?” tanya Wooyoung khawatir.

“Molla, sepertinya kelilipan.” Sahut Hyuna.

“Kalau kelilipan lebih baik janga dikucek. Nanti matamu bisa rusak.”

“Lalu? Mataku sangat gatal.”

“Sini aku tiup.”

Hyuna pun mendekatkan wajahnya ke arah Wooyoung. Kemudian Wooyoung mendekatkan bwajahnya ke mata Hyuna dan meniupnya.

“Ya! Kalian sedang apa dirumahku.” Taecyeon pun tiba-tiba masuk kedalam rumah.

“Hei, kau jangan berpikir yang macam-macam. Dia kelilipan, tentu saja aku hanya meniup matanya.” Sahut Wooyoung. Namun Taecyeon masih memasang tampang curiga.

“Benarkah begitu?” kali ini dia bertanya pada Hyuna.

“Iya, aku tia-tia saja kelilipan.”

“Kau percaya kan.”

“Molla. Antara percaya dan tidak.”

“Aish, terserah kau saja.”

# # #

“Aku pulang!” ujar Wooyoung sambil melepas sepatunya.

Karena tidak ada jawaban, Wooyoung segera ke lantai 2 menuju kamarnya. Dia melihat seisi rumah, tidak ada orang dirumah.

“Tidak ada orang, tapi kenapa pintu tidak dikunci? Mungkin eomma pergi arisan dan lupa mengunci pintu.” Batinnya. Wooyoung pun segera masuk kekamarnya.

“Kau sudah pulang? Kau darimana?” tanya Woohyun saat Wooyoung membuka pintu kamarnya.

“Aku dari rumah Taecyeon.” Jawabnya singkat.

“Lalu, kau bersama seorang yeoja. Siapa yeoja itu?”

“Memangnya ada urusannya denganmu.”

“Tentu saja ada. Aku mau minta maaf padanya karena tadi telah melempar bola basket padanya. Kau mengenalnya?”

“Iya, namanya Hyuna kelas 3-4. Dia anak baru.”

Woohyun hanya mengangguk.

“Dimana yang lain? Kenapa rumah sepi sekali?”

“Eomma sedang pergi belanja dengan Dongwoo hyung, sementara appa belum pulang. Kau mandi sana, au tahu.”

“Tanpa kau suruh aku juga mau mandi.” Sahut Wooyoung kemudian mengambil handuk yang tergantung di belakang pintu. Kemudian dia segera masuk ke kamar mandi.

# # #

“Maaf, bolehkah aku duduk disini?” ujar Woohyun pada Hyuna sambil membawa beberapa makanan di nampannya.

“Tentu.” Ujar Hyuna.

“Maafkan aku atas kejadian kemarin.”

“Kau masih mengingatnya? Tidak apa-apa kok.”

“Haha syukurlah. Bolehkah aku bertanya satu hal?”

“Apa itu?”

“Kau pacarnya Wooyoung ya?”

Mendengar pertanyaan Woohyun barusan, Hyuna merasa terkejut.

“Mwo?! Jang Wooyoung maksudmu?”

“Ne, kau pacarnya?”

“Bukan, kau tahu darimana?”

“Tidak dari mana-mana. Yasudah lupakan.”

Sementara itu dari kejauhan, Wooyoung dkk mengamati mereka seperti seorang detektif yang mengamati sang pelaku utama.

“Hei, Woohyun dan Hyuna sangat dekat, apakah mereka…” celetuk Chansung.

“Mereka kenapa?” tanya Nichkhun.

“Mereka ada hubungan spesial.”

“Benarkah begitu? Kau jangan cemburu Wooyoung-ah.” Ujar Taecyeon kemudian menepuk pundak Wooyoung.

“Cemburu? Aku tidak cemburu.” Sahut Wooyoung.

“Kau serius? Lalu tulisan yang ada dibukumu itu…” goda Junho.

“Kau.. apa kau membacanya?”

“Iya, tadi kan aku pinjam catatan matematikamu, pabo!”

“Tulisan Kim Hyuna itu?” tanya Nichkhun.

“Iya, selain Kim Hyuna ada beberapa tulisan lagi.”

“Ya Lee Junho! Diam-diam saja, jangan beri tahu yang lain atau aku tidak akan mentraktirmu lagi.”

Junho hanya diam.

Sementara itu ditempat Woohyun…

“Hei, apa kau sabtu ini ada acara?” tanya Woohyun.

“Iya, aku ada janji dengan Wooyoung di kafe, kenapa?”

‘cih, lagi-lagi Wooyoung duluan.’ Ujar Woohyun dalam hati.

“Tidak, aku juga ingin mengajakmu makan di kafe.” Sahut Woohyun seadanya.

“Kenapa tidak sekalian saja? Lagipula kalian kembar kan? Jadi nanti kita makan bertiga.”

“Aku bicarakan dulu dengan Wooyoung, besok aku kabari lagi.”

Hyuna hanya mengangguk.

# # #

“Wooyoung, kudengar kau ada janji dengan Hyuna. Bolehkah aku ikut?” tanya Woohyun pada Wooyoung yang sedang berbaring dikasurnya.

“Kenapa memang? Kau menyukai Hyuna yaa.”

“Ne, kau juga kan?”

“Iya. Hei bagaimana kalau kita bersaing secara sehat?”

“Maksudmu?”

“Hari sabtu nanti, kita sama-sama menyatakan perasaan pada Hyuna. Siapa yang diterima, dia yang akan mendapatkan. Setuju?”

Woohyun berpikir sejenak, kemudian berkata “Baik, aku terima.”

# # #

Hari sabtu jam 2 siang, disuatu kafe…

Hyuna menunggu kedua temannya sambil sesekali meminum segelas capucino dingin dihadapannya. Sesekali pandangannya beralih ke kaca.

“Hei Hyuna, lama menunggu?” tanya Woohyun dan Wooyoung bersamaan.

“Anni, baru 15 menit. Silakan duduk.”

Woohyun dan Wooyoung pun segera duduk di kursi yang ada dihadapan Hyuna.

“Oiya, aku mengajak satu orang lagi, tidak apa-apa kan?” ujar Hyuna sambil tersenyum.

“Ne, siapa dia?”

“Oh, itu dia.” Hyuna menunjuk seorang namja yang baru saja masuk. Hyuna pun melambaikan tangan pada namja itu. Namja itu hanya tersenyum kemudian berjalan menghampiri mereka.

“Annyeong haseyo yeorobeun.” Ujar namja itu.

“Oppa, kenalkan ini Woohyun dan saudara kembarnya, Wooyoung.” Ujar Hyuna. Woohyun dan Wooyoung hanya tersenyum pada namja itu.

“Sementara ini, ini Kim Minjun, pacarku.” Ujar Hyuna.

Mendengar hal itu, Woohyun dan Wooyoung terkejut bagai disambar petir. Sementara Minjun hanya tersenyum.

“MWO?! PACAR?!”

Hyuna hanya mengangguk.

“Emm.. lebih baik kami pulang saja deh, kamu tidak enak mengganggu kalian. Annyeong.” Ujar Wooyoung kemudian pergi. Woohyun pun menyusul dibelakangnya.

Hyuna hanya melihat mereka sambil tertawa.

“Hei, kenapa kau tidak bilang yang sejujurnya saja.” Ujar Minjun.

“Maksudmu oppa?”

“Kenyataan kalau aku ini kakakmu bukan pacarmu.”

Hyuna hanya tersenyum geli “Aku hanya tidak suka ada orang yang bersaing dengan sahabatnya demi mandapatkan cintaku. Lebih baik seperti ini.”

Hyuna pun mendekatkan wajahnya pada Minjun, kemudian dia menciumnya. Sementara dibalik kaca, Wooyoung dan Woohyun yang melihat adegan Hyuna mencium Minjun perasaannya semakin hancur.

“Huweeee kita keduluaannn!” mereka pun berpelukan seperti teletubbies.

“Hei, kau kenapa?” tanya Minjun perlahan melepaskan ciumannya.

“Tidak apa-apa kan? Kita kan adik kakak.”

Minjun pun mengelus kepala Hyuna, yang memubuat Woohyun dan Wooyoung semakin patah hati.

TAMAT

# # #

eotte? harap maklum kalo rada aneh dan ceritanya rada ga nyambung hehe 😀

komen harap sangat ditunggu^^

14 thoughts on “Between 2 WOO [ONESHOOT]

Don't be a silent reader & leave your comment, please!