[FF Freelance] Find Love in The Place Where You Lost It (Oneshot)

Author             : Chasyna

Genre              : Romance

Rating             : 13PG

Cast                 : Jung Il Woo

Kang Eun Bin (You)

Choi siwon

Other Cast       : Lee Sa Ni

Disclaimer       : cerita ini terinspirasi dari beberapa drama. 2 cast pria adalah milik                             Tuhan, dan sisanya murni milik saya.

Angin berhembus perlahan, sedikit menerbangkan rambut gadis yang sedang berjalan pelan disekitar taman. Gadis itu sedang merasa bahagia, terlihat dari seutas senyum yang tak pernah lepas dari wajahnya. Sesekali dia terlihat panik, sedikit merapikan dres biru dan rambutnya yang sejak tadi tertiup oleh angin. Setelah itu ia kembali tersenyum sembari menatap kotak kue yang dibincingnya. Besar keyakinan bahwa kue yang susah payah ia buat itu akan membuahkan pujian dari orang yang akan ditemuinya sebentar lagi, dan itu membuatnya kembali tersipu malu. Sampai sesuatu membuyarkan khayalannya, segera dilihatnya jam tangan yang melingkar ditangan kirinya ‘aku terlambat’ gumamnya kemudian berlari menuju tempat pertemuannya.

Kini ia sudah sampai ditempat pertemuan itu. Ia merapikan dandanannya setelah memutuskan untuk berhenti sejenak pada  jarak beberapa meter dari pria yang sedang menunggunya. Pria yang sedang duduk disebuah bangku  taman dengan  mengenakan celana jeans hitam dan jaket kulit yang menutupi kaos putihnya. Membuatnya terlihat keren walau hanya dilihat dari belakang. Kini ia telah selesai membenahi dandanannya, ia melangkah pasti menuju pria didepannya. Senyum tak juga lepas dari wajahnya saat mulai menyapa pria itu.

“ Mianhe Oppa, aku terlambat. Oppa sudah  lama menungguku?”ucapnya selembut mungkin.

Pria itu tersenyum tipis “ Ani, duduklah” jawabnya sambil mempersilahkan gadis itu duduk disebelahnya.

Kini mereka sudah duduk berdua, tapi tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut pria itu. Sementara gadis itu hanya bisa memandangi wajah pria itu sesekali, perasaannya yang berdebar-debar membuat dia tidak tidak bisa menatap pria itu lama. Choi Siwon, dialah pria itu. Pria yang membuatnya selalu merasa berdebar-debar saat didekatnya. Pria itu adalah alasan dibalik senyum yang tak pernah lepas dari wajahnya, alasan dibalik usaha kerasnya membuat kue semalaman, dan alasan yang membuat gadis itu harus berlari karena takut pria itu akan menunggu lama. Pria itu, hanya pria itu. Choi Siwon namjachingunya.

Oppa, aku buatkan kue untukmu. Ayo dicoba” akhirnya gadis itu membuka suara setelah cukup lama mereka terdiam. Gadis itu mengambil kotak kue yang dibawanya untuk ditawarkan kepada namjachingunya, namun sebuah tangan menghentikannya. Siwon mendadak memegang tangannya sambil menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

“ Eun Bin-ah, aku ingin bicara padamu” ucapnya dengan suara yang lembut. Eun Bin –gadis itu- hanya kembali terdiam, sekali lagi ia merasa berdebar-debar. Namun kali ini berbeda, perasaan ini lebih kepada rasa takut dan cemas. Ia merasa takut saat melihat ekspresi namjachingunya yang berbeda dari biasanya.

“ bicara saja Oppa, waeyo?” Eun Bin berusaha untuk tersenyum, berusaha menyembunyikan rasa cemas dan takutnya yang sedang menguasainya saat ini.

“ Kang Eun Bin.. kita akhiri sampai disini saja” Siwon akhirnya melanjutkan kalimatnya. Perkataannya barusan berhasil membuat mata Eun Bin terbelalak, seakan tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

M..mwo?”ucap gadis itu lirih, matanya kini sudah mulai berkaca-kaca.

“ kau dan aku… kita akhiri sampai disini saja” siwon kembali menegaskan maksud ucapannya, tatapan  matanya lurus kedepan menandakan bahwa ia tidak main-main.

Tak ada satu katapun yang keluar dari mulut Eun Bin, dia hanya menunduk berusaha mencerna isi dari kata-kata Siwon barusan walau mungkin ia sudah tau maksudnya. Siwon bangkit dari tempat duduknya “ jaga dirimu baik-baik” adalah kata-kata terakhir yang ia ucapkan sebelum pergi meninggalkan Eun Bin sendiri, dibangku taman itu.

Tes~tes~

Air mata Eun Bin keluar dari pelupuk matanya, mengalir dan jatuh tepat diatas kotak kuenya. Perlahan ia buka kotak kue tersebut, ia menatap dalam kue yang sudah ia rias dengan sangat rapi tersebut “ aku membuatnya semalaman oppa, apa kau menyukainya?” ucapnya sambil terisak. Sedih karena dia dapat berbanding terbalik dengan apa yang ia harapkan. “ waeyo oppa?” pertanyaan yang seharusnya keluar dari tadi baru dapat ia ucapkan sekarang. “kau jahat!” dia berlari meninggalkan tempat yang telah menjadi tempat dengan kenangan terburuk baginya. Dengan tetap membawa kotak kue tersebut ia terus berlari, matanya tepejam berusaha menahan air matanya. Tiba-tiba!

Dug~

Gadis itu terpental, ia memandangi kue yang kini sudah hancur akibat terbentur dengan tubuh seseorang.

“ Ya! Apa yang telah kau perbuat pada bajuku!” pria yang ditabraknya itu membuka suara. Ia sangat kesal Karena baju bermereknya kini kotor terkena krim kue.

“ Ya! Neo!.. tunggu, kau menangis?”

“ hah.. wanita benar-benar, kau menangisi kuemu atau pacarmu yang baru saja meninggalkanmu?” kali ini pertanyaan pria itu berhasil membuat gadis itu menatapnya heran, ‘dari mana ia bisa tau?’ pikirnya.

Flashback

“ kau dan aku… kita akhiri sampai disini saja”

“ jaga dirimu baik-baik” adalah kata-kata terakhir yang ia ucapkan sebelum pergi meninggalkan Eun Bin sendiri, dibangku taman itu. Sementara tak jauh dari tempat itu ada sepasang mata yang tanpa sengaja menyaksikan adegan tersebut. Seorang pria tinggi mengenakan kaos rajut berlengan panjang dengan celana coklat panjang, terlihat sangat elegan.

“Isk, menyedihkan” ucapnya lalu beranjak dari tempatnya, seakan sudah tidak betah dengan pemandangan disekitarnya. Ia terus bejalan santai sampai seseorang menabraknya.

Flashback end

“ kenapa wanita selalu menangis saat pria mencampakkan kalian? Apa kalian tidak sadar, itu hanya akan membuat kalian tampak menyedihkan dimata mereka! “ pria itu mengutarakan komentarnya secara jujur, namun komentarnya tidak mendapatkan respon sedikitpun dari gadis itu.

“ sudahlah! Aku benci dengan wanita yang menangis! “ ucap pria itu lalu melangkah pergi.

Eun Bin bejalan menuju rumahnya atau lebih tepatnya kontrakannya dengan gontai, ia terus memikirkan peristiwa yang ia alami hari ini. Ia masih tidak percaya Choi Siwon pria yang telah menjadi namjachingunya selama 2 tahun memutuskannya tanpa alasan dan sebab. ‘Haaahh..’ entah sudah keberapa kalinya ia mengeluarkan nafas panjang, ia menggeleng-gelengkan kepalanya keras dan menepuk-nepuk pipinya berusaha memeritah otaknya untuk tidak memikirkan kejadian itu lagi.

Perlahan ia membuka pintu rumahnya, dan kedatangannya langsung disambut oleh sebuah suara yang sudah sangat ia kenal.

Eonni baru pulang, dari mana saja? “ sambut Sani. Dia bukan adiknya Eun Bin, sahabatnya sejak kecil. Mereka sangat akrab, bagi Sani Eun Bin sudah seperti kakak perempuannya. Dan sekarang mereka tinggal bersama dirumah kontrakan itu.

Ne, aku tadi dari..”

“ kau habis bertemu dengan Siwon Oppa ya?” Sani memotong ucapan Eun Bin dengan nada menggoda. Seketika ekspresi wajah Eun Bin berubah, ia tampak lesu.

Waeyo? Apa telah terjadi sesuatu?” Tanya Sani yang sepertinya mengerti saat melihat ekspresi sahabatnya itu. Ia mengambil posisi duduk disamping sahabatnya.

“ kami sudah berpisah” ucapnya sambil menyembunyikan wajahnya diantara kedua kaki yang ia tekuk.

Mwo! Bagaimana bisa? “

molla”

“ aiishh.. pria itu benar-benar” ucap Sani kesal.

“ sudahlah, kau lupakan dia dan cari pria lain, otte? “

shirreo! you know that he is my first love

“ lalu kau mau apa? Memintanya kembali?  Sudahlah! Aku punya kabar yang mungkin bisa membantumu melupaka pria itu. “

“ apa? “

“managerku bilang kau bisa bekerja di Shine Café”

jinjayo?

ne

“ aaaahhh… akhirnya aku punya pekerjaan..” ucap Eun Bin, ia terlihat sangat senang.

“ tapi ingat! Kau jangan sampai melakukan kesalahan, arra?

arraseo! Pecayalah padaku”

“ baiklah, sudah sana cepat mandi. “ ucap Sani sambil mendorong tubuh Eun Bin.

Hari ini Eun Bin resmi bekerja di Shine Café, ia terlihat sangat bersemangat. Tak mau mengecewakan sahabat baiknya ia berusaha sebaik mungkin untuk tidak melakukan kesalahan.

Tiba-tiba sebuah mobil Mercedes hitam berhenti didepan kafe. Semua pelayan segera berbaris didepan pintu masuk, Eun Bin yang tidak mengerti hanya bisa mengikuti rekan-rekannya untuk berbaris.

Seorang pria keluar dari dalam mobil dengan mengenakan setelan jas putih. Semua pelayan serempak membungkuk, sampai pria itu berlalu ke dalam ruangannya.

“ ya! Sani-ah, dia itu siapa?” Tanya Eun Bin yang masih tampak bingung.

“ dia itu pemilik Café ini, Jung Il Woo. Kau hati-hati jangan sampai melakukan kesalahan didepannya”

“ baiklah” Eun Bin mengangguk setuju. Baru saja ia akan melanjutkan pekerjaannya tiba-tiba manager memanggilnya.

“ Eun Bin-ah! Bos ingin bertemu denganmu”

“ aku? Ada apa?”

“ dia hanya ingin melihat tampang karyawan barunya, sudah cepat”

“ oh! Ne

Eun Bin berjalan menuju ruangan Bos, saat tiba didepan ruangan ia mengetuk pintu tersebut sampai sebuah suara mengijinkannya masuk.

annyeonghaseyo agashi! Kang Eun Bin imnida, saya karyawan baru disini” Eun Bin membungkuk memperkenalkan dirinya. Namun ekspresinya tiba-tiba berubah saat melihat wajah orang yang ada didepannya.

Neo!” ucap keduanya serempak saat mereka sudah saling bertatap wajah. Jung Il Woo, pemilik dari Shine Café ternyata adalah pria yang bertabrakan dengan Eun Bin ditaman tempo hari.

“ kau gadis menyedihkan itu kan?! Jadi kau karyawan baru disini?” dia memastikan sosok gadis didepannya itu dengan nada sindiran.

ne! agahsi” Eun Bin hanya bisa membenarkan perkataan bosnya itu. Padahal dalam hatinya ia sedang berteriak kesal karena sindiran sindiran pria didepannya itu. Ia sekali rasanya ia membentak pria didepannya itu, namun mengingat posisinya disini ia pun hanya bisa menahan diri.

“baiklah! Sebagai pemilik dari Shine Café, aku ingin kau bekerja dengan baik. Pelanggan adalah raja, jadi kau harus melayani mereka dengan baik. Jika aku mendengar ada pelanggan yang complain dengan pelayananmu, kau akan kupecat. Mengerti?”

ne! agashi”

“ kau bisa keluar sekarang”

Eun Bin keluar dari ruangan bosnya, ia menghela nafas setelah memikirkan peringatan bosnya tadi. Dia mengerti bahwa itu tidak main-main, timbul ketakutan bahwa ia akan melakukan kesalahan yang selalu terjadi pada pekerjaannya sebelumnya. “apa yang kau pikirkan Kang Eun Bin” ucapnya seraya menepuk-nepuk kedua pipinya, mencoba menyadarkan dirinya dari pikiran buruknya. “aku harus semangat! Kang Eun Bin Hwaiting!” ucapnya sambil mengangkat tangan kanan yang ia kepal keudara.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Tak terasa sudah 3 hari Kang Eun Bin bekerja diShine Café. Ia melakukan pekerjaannya dengan baik. Ia rajin dan ramah saat melayani pembeli. Bisa dibilang semuanya berjalan dengan lancar, ia juga terlihat sangat menikmati pekerjaannya. Hanya saja ia selalu dibuat kesal oleh bosnya, Jung Il Woo. Setiap hari selalu ada saja tugas-tugas dari bosnya itu, sebenarnya itu bukan hal yang aneh mengingat Il Woo adalah bos dan Eun Bin adalah karyawannya. Namun terkadang terasa sangat aneh, seperti saat Il Woo menyuruh karyawan lain untuk berhenti mengerjakan tugasnya dan menyuruh Eun Bin untuk melakukannya, atau saat ia menyuruh Eun Bin untuk memindahkan susunan gelas dari satu tempat ketempat lain berkali-kali. Seakan bosnya sengaja melakukan itu untuk mengerjainya. Namun, Eun Bin tidak mau menyerah, ia tetap melakukan setiap tugas yang diberikan oleh Il Woo dengan baik, se abnormal apapun itu.

“Kang Eun Bin!” suara yang sudah tak asing lagi bagi Eun Bin, sudah dapat dipastikan bahwa itu adalah suara Jung Il Woo, bosnya. Dan jika sudah dipanggil dengan nada seperti itu iatau pasti bahwa bosnya itu akan memberinya tugas.

ne!” dia langsung menghentikan aktifitasnya yang sedang megelap kaca dan berlari untuk menghampiri bosnya.

“anda memanggilku?” Tanya gadis itu saat tiba didepan Il Woo yang sedang berdiri disamping mobilnya.

“bawa belanjaan itu kedalam” ucap Il Woo sambil menunjuk dua kantong penuh belanjaan yang berada di jok mobilnya.

Eun Bin mengambil dua kantong belanjaan dan dengan susah payah membawanya mengikuti Il Woo menuju pintu belakang. Namun ia tersandung tersandung batu, yang menyebabkan ia terjatuh. Kedua lututnya berdarah dan isi belanjaan yang dibawanya dengan susah payah berhamburan. Jung Il Woo yang menyadari Eun bin terjatuh langsung berbalik dan menghampiri gadis itu. Karena takut dimarahi bosnya Eun Bin berusaha untuk memunguti belanjaan yang sudah dijatuhkannya.

“maafkan aku, aku akan memberesknnya” ucapnya tanpa memperdulikan kedua lututnya yang berdarah. Ia terus saja memunguti belanjaannya sampai tangan Il Woo menghentikannya.

“kau sedang apa?” Tanya Il Woo

“memunguti belanjaan” jawab Eun Bin polos

“kau ini! Apa kau tidak sadar kalau kedua lututmu berdarah.” Ucap Il Woo sanbil menunjuk kearah lutut Eun Bin. Gadis itu melihat kedua lututnya “omo” gumamnya saat melihat darah yang mengalir dari kedua lutunya.

“cepat ikut aku, kita obati lukamu” ucapnnya sambil menarik tangan gadis itu.

“ta..tapi.. belanjaannya..”

“biar yang lain yang mengurusnya”

Il Woo’s Room

Il Woo sedang mengobati kaki Eun Bin yang terluka. Lukanya cukup besar, namun gadis itu tidak meringis sedikitpun saat lukanya dibersihkan. Sampai tatapan mereka berdua bertemu, pandangan yang dalam satu sama lain.

“kau tidak kesakitan?” ucap pria itu memecah keheningan diantara mereka.

“luka seperti ini sudah biasa bagiku” jawab gadis itu santai.

“luka seperti ini kau tidak merasa sakit, tapi kau menangis sejadi-jadinya saat pacarmu memutuskanmu” pria itu menanggapi jawaban gadis itu, terdapat unsur sindiran dalam kalimatnya itu.

“Ya! Luka kaki dan luka hati itu berbeda” ucapnya sedikit berteriak, melupakan bahwa yang sedang berada didepannya tersebut adalah bosnya. Ia memalingkan wajahnya dari pria itu, ia kesal karena Il Woo selalu mengungkit-ungkit kejadian itu.

“jadi hatimu terluka?” Tanya pria itu lagi, membuat gadis itu langsung menoleh kearahnya.

“kalau begitu kau harus mengobati hatimu, sama seperti aku mengobati kakimu.” Lanjut pria itu.

“caranya?”

Il Woo mendekatkan wajahnya pada gadis itu kemudian berbisik.

“cari seseorang yang dapat mengobati hatimu” ucapnya lembut. Eun Bin terdiam memikirkan perkataan Il Woo.

”tidak bisa” gumamnya pelan, namun masih bisa didengar oleh Il Woo.

“kenapa tidak bisa?” Tanya Il Woo kemudian. Eun Bin terdiam dan menatap pria itu sebentar.

“aku harus kembali bekerja” ucapnya tanpa memperdulikan pertanyaan Il Woo. Ia beranjak dari sofa, dengan sedikit tertatih ia berjalan menuju pintu hingga benar-benar keluar dari ruangan itu.

Keesokan harinya

Eun Bin tetap bekerja seperti biasanya, walaupun kakinya masih belum sembuh. Ia  terus memikirkan perkataan Il Woo.

“carilah seseorang yang bisa mengobati hatimu”

‘seseorang’ gumamnya pelan. Tiba-tiba bel berbunyi menandakan ada pelanggan yang datang. Ia langsung berbalik dan membungkuk pada pelanggan itu ”selamat datang” sapanya, namun betapa kagetnya ia saat melihat wajah pelanggan tersebut. Dia adalah Siwon dan dia tidak sendiri, dia datang sambil berpegangan mesra dengan seorang gadis. Gadis itu menoleh kesekitarnya melihat apakah ada orang yang bisa menggantikannya untuk melayani Siwon, namun nihil semua karyawan sibuk dengan tugasnya masing-masing. Jadi mau tidak mau ia yang harus melayani pria itu.

Ia datang kearah Siwon yang sudah duduk bersama pacarnya disalah satu meja.

“mau pesan apa tuan?” tanyanya seramah mungkin.

“kau mau pesan apa chagi?”Tanya Siwon pada gadis didepannya itu. Seolah ia tidak mengenal Eun Bin.

“spagethi” jawab gadis itu dengan nada manjanya.

“baiklah. Aku mau dua porsi spagheti” ucapnya cuek. Dia benar-benar tidak menyadari kalau ia telah menyakiti hati Eun Bin, gadis yang selama 2 tahun menjadi pacarnya.

“baiklah 2 porsi spaghetti, ada lagi tuan?”ucap gadis itu. Ia terus berkutat dengan buku catatannya dan enggan untuk melihat kearah pasangan yang ada didepannya, berusaha menyembunyikan rasa sakitnya.

“tidak” jawab Siwon cuek.

“harap tunggu sebentar” ucap Eun Bin lalu segera pergi meninggalkan meja itu.

Beberapa menit kemudian makanan yang dipesan Siwon dan pacarnya siap. Eun Bin membawa makanan ke meja Siwon.

“jadi kapan kau akan melamarku chagi?” Tanya gadis itu dengan nada manjanya.

“kau sabarlah chagi, tidak akan lama lagi kau tenang saja” jawab Siwon sambil membelai rambut gadis didepannya itu. Eun Bin yang mendengarnya hanya bisa menunduk, ia merasakan panas dimatanya. Ia berharap ia tidak akan menangis didepan pasangan itu. Namun alih-alih menahan tangis, ia malah menumpahkan air putih dan mengakibatkan baju gadis yang bersama Siwon menjadi basah.

“ya! Apa yang telah kau lakukan!” bentak gadis itu sambil memegangi bajunya yang basah. Eun Bin yang kaget hanya bisa terdiam.

“kau tidak apa-apa chagi?” ucap Siwon.

chagi bajuku basah” rengek gadis itu. Siwon lalu menatap Eun Bin tajam.

“kau ini bisa kerja atau tidak hah!” ucap siwon sambil melayangkan tangannya diudara. Eun Bin yang takut hanya bisa menunduk, ia pasrah bila ia harus menerima pukulan dari mantan pacarnya sendiri. Namun disaat yang tepat ada yang memegang tangan siwon, menghalanginya yang akan melayangkan pukulan pada Eun Bin. Eun Bin yang menyadarinya langsung menoleh dan mendapati Il Woo disana.

“siapa kau?” ucap Siwon dengan nada marah.ia menarik tangannya dari cengkraman Il Woo.

“aku pemilik Café ini” jawab Il Woo tegas.

“oh, jadi kau bosnya. Sebaiknya kau ajari bawahanmu agar bekerja dengan baik”

“sebaiknya anda yang harus mengajari pacar anda untuk berhenti bersikap berlebihan, itu hanya air putih.”

“mwo? Aku ini pelanggan disini”

“kalau begitu sebaiknya anda pergi, karena kami tidak akan melayani pelanggan kasar seperti anda” ucap Il Woo sambil menunjuk pintu keluar, sementara Siwon yang kesal dan malu langsung menarik tangan pacarnya keluar café.

Disaat yang sama Eun Bin juga berlari meninggalkan tempat itu. Ia keluar lewat pintu belakang menuju kursi panjang yang ada dibawah pohon. Dia merasa tidak bisa menahan air mata itu lagi, maka ia pergi kesitu untuk menangis sejadi-jadinya. Tiba-tiba sebuah suara mengagetkannya.

“kau menagis lagi?” Eun Bin menoleh kesampingnya dan mendapati Il Woo yang sedang berdiri disana. Ia langsung menyeka air matanya dengan kasar dan membungkuk berkali-kali

“ maafkan aku” kata yang dia ucapkan disela-sela ia membungkuk.

“minta maaf untuk apa?” Tanya Il Woo.

“karena aku tidak becus melayani pelanggan” sesal gadis itu.

“sudahlah, pelanggan seperti itu memang tidak pantas dilayani” jawabnya berusaha menenangkan gadis itu.

“kemari” ucapnya pria itu, dia menarik tangan Eun Bin tiba-tiba untuk duduk disampingnya.

“kau kesini untuk menangis kan? Kau boleh menangis sekarang” ucapnya sambil merangkul gadis itu. Eun Bin hanya mengikuti perkataan pria itu dan menangis sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, menangis dalam pelukan Il Woo. Beberapa menit kemudian gadis itu sudah berhenti menangis, ia menjauh melepaskan diri dari pelukan Il Woo.

“ini” ucap Il Woo sambil menyerahkan sebuah sapu tangan saat Eun Bin akan mengusap air mata dengan tangannya.

kamsahamnida” ucap gadis itu.

“emm.. tapi ini terakhir kalinya aku melihatmu menangis, kau tidak boleh menangis lagi”

“akan kucoba” jawab Eun Bin berusaha untuk tersenyum.

“apa kau sangat mencintainya?” Tanya Il Woo tiba-tiba. Eun Bin menoleh dan menjawab “ 2 tahun”

“apa?”

“2 tahun kami bersama, bagiku itu lebih dari sekedar mencintai” Eun Bin melanjutkan kalimatnya dengan tetap menghadap arah depan.

“itu sebabnya kau berkata ‘tidak mungkin’ waktu itu?”

“ya, aku tidak yakin bisa mencintai pria lain”

“kalau begitu, aku yang akan mengobati luka hatimu” ucapnya sambil menatap Eun Bin. Eun Bin menoleh karena tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar, tapi ia mendapati Il Woo yang sedang menatapnya dengan tatapan yang serius seakan mengatakan bahwa ia tidak main-main dengan ucapannya.

kaja! Kita kembali kedalam” ajak pria itu sambil menarik tangannya. Mereka berdua lalu berjalan bersama kedalam café.

Eun Bin’s home

Kedua sahabat itu sedang berbaring santai didepan televisi. Melepas lelah setelah seharian bekerja.

“ya! Tadi apa yanga terjadi saat Siwon ada diCafe?” Tanya Sani tiba-tiba. Dia memang tidak mengetahui kejadiannya karena pada saat kejadian dia sedang bekerja didapur.

“tadi……….” Eun Bin bercerita panjang lebar kepada sahabatnya Sani.

“waahh.. Il Woo agashi keren sekali..” Sani menanggapi cerita sahabatnya itu dengan semangat.

“tapi, ada satu hal yang menbuatku sangat bingung” tambah Eun Bin.

“apa?”

“saat dia menenangkanku, dia berkata dia akan mengobati luka hatiku. Aku pikir dia hanya bercanda, tapi  saat kulihat wajahnya. Ekspresinya seperti tidak main-main. Sebenarnya apa maksudnya?”

“ya! itu artinya dia menyukaimu”

mwo? Tidak mungkin!” ucapnya tidak percaya.

“lalu apa artinya dia membelamu didepan siwon dan menenangkanmu saat kau menangis kalau bukan karenadia menyukaimu?”

Eun Bin terdiam memikirkan perkataan sahabatnya barusan ‘Jung Il Woo? Menyukaiku? Apa mungkin?’ batinnya.

Keesokan harinyadi Shine Café

Eun Bin sedang mengelap kaca ketika Il Woo memasuki Café. Ia memandangi pria itu terus-menerus, pikirannya terus berkutat pada perkataan Sani temannya. Tiba-tiba Il Woo menatapnya. “ apa yang kau lihat? Cepat bekerja!” bentak pria itu saat mendapati Eun Bin yang sedang  menatapnya. Kemudian ia kembali berjalan menuju ruangannya.

Eun Bin berbalik dan mendengus kesal. “apanya yang suka” gumamnya sambil mengelap kaca dengan kasar.

“Kang Eun Bin!” Il Woo memanggilnya. Ia segera berlari menghampiri bosnya, tak ingin bosnya mengomelinya.

ne!” ucapnya ketika ia sampai digudang, tempat Il Woo memanggilnya.

“kau lihat tumpukan kardus itu?” ucapnya sambil menunjuk ke tumpukan  kardus yang terlihat berantakan.

ne” jawab Eun Bin saat melihat benda yang dimaksud Il Woo.

“cepat kemasi! 10 menit lagi aku kembali, dan kau harus sudah selesai” ucapnya dan langsung meninggalkan gudang.

“haaahh…” Eun Bin hanya bisa menhela nafas, ia sudah tau kalau hal ini akan terjadi. Dengan segera ia berjalan kearah tumpukan kardus,tak mau kehilangan waktunya.

Ia sedikit terkejut saat mengangkat salah satu kardus tersebut, ternyata lumayan berat.

Sehingga ia harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk mengangkat kardus-kardus itu.

10menitkemudian

Tak terasa waktu 10 menit yang diberikan oleh Il Woo sudah habis. Tapi Eun Bin baru mengangkat setengah dari kardus tersebut. Eun Bin sendiri tidak sadar kalau waktu sepuluh menitnya sudah berakhir, sampai Il Woo datang kegudang.

“kau belum selesai?” Tanya Il Woo begitu ia tiba digudang.

“maafkan aku, tapi kardus-kardus ini lumayan berat sehingga aku harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk mengangkatnya. Dan  karena tenagaku tidak sebesar itu, aku harus berhenti sebentar saat aku mulai kehabisan tenaga. Maka eeeee…. Awww!”

Ia mengutarakan alasannya dengan sangat lengkap tapi terpotong saat sebuah kardus yang ia angkat jatuh dan menimpa kakinya. Il Woo yang melihat langsung menghampiri gadis itu.

“kau ini! Apa tidak bisa kau tidak melukai dirimu saat sedang bekerja, huh?” ucapnya sambil memegangi kaki Eun Bin.

“siapa yang sengaja. Ini yang dinamakan kecelakaan saat bekerja. Tidak ada yang tau kapan datangnya” jawab gadis itu berusaha membela diri.

“sudahlah! Ikut aku, kita obati lukamu” ucapnya sambil mencoba menarik tangan gadis itu. Tapi Eun Bin melepaskan tangannya ”luka apa? ini hanya memar, sudahlah tidak usah” ucapnya menolak ajakan pria itu. Seakan ia malas diobati oleh pria itu. Ia yakin pria itu akan terus mengejeknya saat mengobatinya. Perlahan ia berjalan menjauh dari Il Woo, namu sebuah tangan menahannya. Il Woo memegang erat kedua lengannya dari belakang. “kau ini keras kepala sekali! Walau pun memar tetap harus diobati, apa kau tidak tau” ucapnya sambil sedikit memaksa gadis itu, membuat mau tidak mau mengikutinya.

“ya,ya,ya! Lepaskan aku! Aku bisa jalan sendiri”  Eun Bin berusaha melepaskan tangan Il Woo darinya. Setelah sedikit beusaha keras ia akhirnya berhasil meyakinkan Il Woo untuk melepaskannya. Dengan kesal ia berjalan mendahului pria itu keluar gudang. Sementara Il Woo yang berada dibelakangnya hanya bisa menahan tawa melihat tingkah gadis itu.

Sekarang mereka sedang berdua diruangan, Il Woo yang sedang mengolesi kaki Eun Bin yang memar dengan krim.

“ini kedua kalinya aku mengobati kakimu. Dan aku yakin selanjutnya aku bisa mengobati hatimu yang..”

“hentikan!” ucap Eun Bin tiba-tiba memotong kalimat Il Woo.

“berhenti mengerjaiku dengan kata-kata itu” lanjutnya lagi. Dia beranjak dari sofa untuk pergi dari ruangan itu.

“tunggu!” Il Woo kembali memegang tangannya.

“apa kau pikir aku main-main?” lanjut pria itu.

“lalu apa? Kau mau bilang kalau kau serius?” tanyanya balik dengan tetap membelakangi pria itu. Tiba-tiba Il Woo menarik tangannya, membuat gadis itu masuk kedalam pelukannya.

“hey! Lepaskan aku”ucap gadis itu sambil berusaha melepaskan diri. Namun ia berhenti saat melihat kedua mata Il Woo. Sekali lagi ia melihat kesungguhan dari tatapannya.

“dengarkan aku. Kang Eun Bin, aku serius dengan ucapanku. Aku sangat-sangat serius.” Ia berusaha meyakinkan gadis yang sedang terpaku dalam pelukannya itu. Il Woo melepaskan pelukannya. Eun Bin tampak berfikir.

“aku..”

“mau!” sambung Il Woo tiba-tiba.

“hey!”

“ayolah aku tidak akan menerima jawaban tidak darimu” ucapnya sambil merangkul gadis itu. “lagipula… melihat tatapanmu tadi pagi aku yakin kau akan menjawab seperti itu. Benar kan?” ucapnya yakin.

mwo!” teriak gadis itu. Terlihat semburat merah dikedua pipinya. Il Woo mengacak-acak rambut gadis itu. Merasa lucu dengan tingkah gadis itu. Keduanya lalu tertawa bersama.

1 week later

Sudah seminggu sejak Il Woo dan Eun Bin resmi berpacaran. Sani sahabat Eun Bin adalah orang pertama yang mengetahui kabar baik itu. Tapi meskipun sudah pacaran mereka tetap bersikap biasa saat ditempat kerja. Dan Eun Bin tetap saja melaksanakan tugas-tugas aneh dari pacar barunya itu. Selepas jam kerja barulah mereka dapat bertingkah selayaknya pasangan kekasih, seperti jalan-jalan dan menonton.

“Eun Bin-shi” panggil salah satu karyawan café.

ne” jawab Eun Bin.

“ada seseorang yang menunggumu didepan” sambung gadis itu.

“oh! Ne!” jawabnya lagi. ‘Siapa yang mencariku’ batinnya sambil berjalan keluar.

Ia sangat kaget begitu melihat wajah orang yang mencarinya. Ia adalah siwon. Pria yang sudah mencampakannya dan hampir memukulnya beberapa waktu yang lalu.

“mau apa kau mencariku?” Tanya gadis itu datar.

“aku..aku ingin minta maaf padamu” ucap pria itu dengan ekspresi menyesal.

“untuk apa kau minta maaf”

“untuk semua yang telah aku lakukan padamu. Aku tau aku sudah bersikap jahat padamu selama ini. Datanglah kesungai Han jam 4 nanti. Aku menunggumu ditempat biasa” ucapnya lalu meninggalkan gadis itu tanpa menunggu konfirmasi.

Eun Bin hanya bisa mendesah pelan dan kembali masuk kedalam café. Sementara ia tak sadar bahwa Il Woo sedang melihatnya dari dalam mobil tak jauh dari situ.

Sungai Han jam 4 sore

Eun Bin datang menemui siwon tepat ditempat yang selalu mereka jadi kan tempat pertemua mereka saat masih pacaran dulu. Sebuah kursi panjang ditepi sungai.

“ada apa” ucap gadis itu to the point.

“pertama-tama, aku ingin minta maaf.”

“aku sudah memaafkanmu. Lalu apa lagi?” ucapnya memotong perkataan siwon. Seolah dia tak ingin berada dekat dengan pria itu lama-lama.

“ aku ingin kita kembali seperti dulu. Hanya kau yang dapat mengerti aku” siwon akhirnya mengutarakan maksudnya menemui Eun Bin. Ia memegang tangan Eun Bin.

“maafkan aku. Tapi aku tidak bisa kembali bersamamu” jawab gadis itu yang langsung disambut ekspresi kecewa dari siwon.

wae?” Tanya pria itu

“aku sudah memiliki seseorang dihatiku. Aku pergi” gadis itu baru akan pergi, tiba-tiba siwon memegang tangannya erat.

“kau bohong kan? 2 tahun kita bersama aku tau kalau kau masih mencintaiku” ucapnya sedikit memaksa, membuat gadis itu panik.

“lepaskan aku! Aku tidak berbohong. Cepat lepaskan aku” ucap Eun Bin panik, ia berusaha melepaskan tangan siwon yang mencengkram tangannya kuat.

“tidak! Aku tidak akan melepaskanmu sampai kau jujur padaku” ucap siwon. Tiba-tiba sebuah tangan memaksanya melepaskan genggamannya.

“lepaskan tanganmu dari yeojaku” ucap pria itu yang tak lain adalah Il Woo.

mwo?” ucap siwon tak percaya.

“kau tidak dengar lepaskan tanganmu dari yeojaku, yeojachinguku!” ucapnya sambilmenghempaskan tangan siwon. Laludia menarik tangan Eun Bin dan membawa gadis itu pergi.

Il Woo’s car

“maafkan aku” ucap Eun Bin lirih. Ia terlihat sangat menyesal.

“untuk apa?”

“karena aku pergi menemuinya tanpa memberitaumu”

“berikan tangan kananmu”

mwo?”

“sudah cepat” Ucapnya sambil menarik tangan kanan Eun Bin. Ia lalu menggosok-gosok tangan Eun Bin dengan lengan bajunya.

“apa yang kau lakukan” Tanya gadis itu yang heran melihat tingkah pacarnya.

“aku sedang menghapus bekas tanganya” ucap Il Woo. Eun Bin tertawa.

“kau ini ada-ada saja.” Ucapnya sambil menarik tangan kanannya.

“jadi kau senang bertemu dengannya?” Tanya pria itu kesal.

“ya, untuk beberapa hal siwon memang benar” jawab gadis itu.

“cih..” Il Woo memalingkan wajahnya. Eun Bin tersenyum dia mulai mendekati Il Woo dan berbisik “ tapi dia salah tentang aku yang masih mencintainya”.

Il Woo tersenyum mendengarnya, ia lalu mengacak-acak rambut Eun Bin dan mereka tertawa bersama.

1 week later

Eun Bin sedang santai dirumahnya, hari ini Ia libur. Tiba-tiba handphone nya berbunyi pertanda bahwa ada pesan masuk. Ia langsung membuka pesan itu.

From    : Il Woo

To        : Eun Bin

Temui aku ditaman sekarang.

‘kenapa harus ditaman’ pikirnya. Ia langsung pergi ketaman. Perasaan buruk menghantuinya selama perjalanan. Terakhir kali ia ketaman sesuatu yang buruk terjadi pada hubungannya. Ia takut itu akan terjadi lagi. Akhirnya ia sampai ditaman, ia menghampiri Il Woo yang sedang duduk dibangku yang sama saat ia bertemu siwon. Perasaannya kembali cemas, apalagi saat ia melihat ekspresi wajah Il Woo yang juga terlihat serius, membuatnya takut.

“ada apa?” ucapnya to the point saat sudah duduk dibangku taman.

“ada hal yang ingin kusampaikan padamu” jawabnya masih dengan ekspresi yang serius.

“hmm.. bicaralah” tanggap Eun Bin. Tapi sedikitpun ia tidak berani menatap Il Woo. Tiba-tiba ia terkejut saat melihat Il Woo yang besujud didepannya sambil memegang kotak berisi cincin.

will you marry me?” Tanya pria itu lembut.

Eun Bin terharu mendengarnya sampai ia tak sanggup berkata-kata. Tapi ia akhirnya mampu menumpulkan suaranya dan berkata “I do” yang langsung disambut pelukan dari Il Woo. Pria itu memasang cincin dijari Eun Bin, dan mencium Puncak kepala gadis itu.

“gomawo, karena telah mengobati luka hatiku” ucap Eun Bin

“gomawo, karena telah melengkapi hidupku” sambung Il Woo

END

 

Miah kalo ceritanya gaje dan banyak typo. Tapi FF ini tetep butuh saran jadi dimohon comment nya!

9 thoughts on “[FF Freelance] Find Love in The Place Where You Lost It (Oneshot)

  1. olalala~ I am first ? *amin*
    ff nya keren. berasa lagi nonton Il Woo di depan mata. ada kocaknya ada serius2nya juga. overall baik.. tapi emang ada sedikit typo 😀 but don’t worry isi ceritanya sampai kok 🙂
    aku suka pas apa yah? pokoknya yang lucu lucu itu loh (?) khas Il Woo oppa banget. oh ya thor, kurang panjang jadi kurang puas:D kekeke

  2. .thor.. Kok sgtu aja sih ff.nyaa..? Padahal bgus lho itu.. Endingnya gantung .. Kurang panjang.. >,<
    .tp yauda .. Semuanya bgus kok.. Like deh, (y)

  3. Hadeuh, knpa siwon oppa jdi org jhat?
    Wlwpun mngkin author hnya mngarang nma, tpi ttep aj yg kbyang mukany oppa. Hehhe….
    Tpi crtany bgus koq, suka!

Don't be a silent reader & leave your comment, please!